2. Semakin dalam semakin menyakitkan

3.3K 406 40
                                    

Cinta sebelah pihak memang menyakitkan. Ingin membenci tidak bisa, bersama apa lagi. Kejahatan yang paling menyakitkan adalah beda perasaan. Hancurkan mental maka semuanya selesai.

Langkah kaki Nahla terhenti. Mengatur napasnya setelah naik tangga terakhir, kamarnya berada di lantai dua. Bola matanya mencari nomor kamar yang tertera di kunci.

Kosan tersebut mempunyai beberapa peraturan. Seperti tidak boleh membawa teman pria, pagar di tutup jam sepuluh malam, harus menjaga kebersihan dan masih banyak lagi. Kosan terdiri dari dua belas pintu, banyak mahasiswa dan juga orang yang bekerja.

Nahla memutar kunci lalu mendorong pintu ke belakang. Cukup nyaman, ruang tamu merangkap kamar tidur, ada kamar mandi dan dapur kecil. Nahla menutup pintu lalu menguncinya dari dalam. Menghidupkan lampu menghempaskan tubuhnya di ranjang menatap langit kamar. Tidak lupa memberi kabar pada Naomi jika Nahla sudah tiba di kosan dengan selamat.

Nahla memeriksa kamar sekali lagi, cukup sempit namun lumayan untuknya seorang diri. Membuka koper menyusun baju ke dalam lemari yang sudah di sediakan.

Hari ini Nahla fokus untuk membereskan kamar karena besok ia sudah mengikuti kegiatan kampus. Dari informasi yang Nahla baca persiapan ospek. Nahla takut sekaligus penasaran, rasanya tidak sabar menjadi mahasiswi.

Semua barang sudah tertara rapih, jam menunjukkan pukul satu siang. Nahla baru selesai mandi lalu menyeduh mie untuk mengganjal perut. Melihat ponselnya, banyak sekali pesan masuk. Nahla membalas satu persatu.

Matanya mulai menyipit, karena semalam kurang tidur Nahla memutuskan untuk tidur sebentar.

Nama lengkapnya Nahla Sehrish Ardiaz. Tahun ini umurnya menginjak delapan belas tahun. Mempunyai tinggi seratus enam puluh centimeter dengan rambut panjang hitam sebahu. Kepribadiannya sedikit tertutup membuat paras cantiknya tidak terlihat. Hanya segelintir orang yang menyadari keberadaannya dan mengatakan bahwa Nahla cantik. Bibir tipis dan alisnya yang tebal diturunkan sang ayah yang masih mempunyai darah Arab. Sayangnya hidung Nahla yang minimalis membuatnya lebih mirip orang Asia.

Tertutup bukan berarti Nahla tidak punya lingkungan pertemanan. Hanya saja Nahla memilih orang untuk dijadikan teman. Banyak sekali trauma pertemanan masa lalu yang membuat Nahla sering menutup diri.

Kedua orang tuanya meninggal saat Nahla kelas tiga smp. Keduanya menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat. Meninggalnya kedua orang tua adalah kondisi terberat bagi Nahla. Saat ini keluarga yang masih ia miliki adalah Naomi, kakak perempuan yang telah menikah, sekarang Naomi tinggal di pulau Sumatera bersama suami. Meski bertemu satu tahun sekali, komunikasi masih tetap terjalin.

Kehidupan Nahla yang sempurna hilang sekejap ketika kedua orang tuanya pergi. Terasa kosong dan hampa. Ada satu alasan kenapa sulit sekali mencari orang baru untuk mengisi hati. Karena Regan selalu ada untuknya dari Nahla kecil. Menjaga dan tumbuh besar bersama membuat keduanya hampir tidak memiliki rahasia satu sama lain. Regan paling mengerti sifat dan apa yang Nahla suka maupun tidak suka, begitupun sebaliknya. Maka dari itu Nahla sangat kehilangan ketika Regan pergi.

Namun semua telah berlalu, Nahla bertambah dewasa dan memahami bagaimana kerja dunia.

Nahla membuka matanya pelan merasakan getaran di tangan. Melihat notifikasi di handphone kemudian mengabaikannya. Nahla merenggangkan otot tubuhnya, mengumpulkan nyawanya sebentar sebelum berganti baju.

Jam lima sore Nahla memutuskan untuk keluar berjalan-jalan melihat keadaan kota Bandung sambil membeli cemilan. Celana jins panjang dipadukan kaos biasa di tutup kardigan. Nahla mencepol rambutnya ke atas, memakai kaca mata bulat dan masker.

Usai mengunci pintu kosan Nahla berbalik, matanya beradu pandang dengan sosok perempuan yang baru saja keluar dari kamar sama seperti dirinya. Nahla memberikan senyuman tipis membuat perempuan itu mendekati Nahla gugup.

Regan & NahlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang