16. Mawar hitam

2.1K 283 122
                                    

Apaaa
Kaget kan aku update
HAHAHHAHA

Sumpah masih ada orang yang tungguin cerita ini???
Demi apa kalian setia bangetttttttt!!!
Gimana kalau aku nggak update2?????? Kemana hiling kalian para pencari pelarian dunia

Maaf ya baru sempet nulis lagi
Maklum mak2 anak dua sekarang sibuk minta ampunn
Update dikit2 gpp kali yah mengobati rasa rindu

Dahlahhh kita baca aja apalagi yang terjadi sama Regan dan Nahla

**

Nahla dan Regan saling melempar pandangan. Tidak ada tatapan merindukan melainkan kekesalan menyelimuti keduanya. Ada dendam pribadi yang sulit tersalurkan membuat Nahla dan Regan berapi-api. Meski begitu Nahla masih saja merasa gugup dan salah tingkah. Kenapa di saat seperti ini perempuan terlihat lemah. Memang terlalu cinta tidak baik.

Menelan salivahnya Nahla memutar otaknya agar menemukan kalimat yang tepat saat ini. Dewi Fortuna datang di waktu yang tepat. Langkah kaki yang terdengar dari kejauhan kian mendekat disertai teriakan memanggil nama Nahla. Melihat pintu kosannya tidak terkunci, Nahla mendorong Regan ke belakang pintu bertepatan dengan Zoya yang membuka pintu kamar kosan.

"Na!"

"Em? Kenapa?" Nahla mencoba menghalangi agar Zoya tidak masuk ke kamar.

"Pinjam dulu seratus."

Nahla mengerutkan kening.

"Gue gak punya cash, paket gue COD." Zoya tersenyum lebar.

Mengingat dompet dirinya di dalam tas dan jika Nahla bergerak maka Zoya akan masuk dan tahu jika ada Regan di kamarnya. Nahla menyelipkan tangannya ke belakang memberi kode agar Regan memberikan uang.

Regan mendecih pelan sambil tersenyum kecil. Mengambil uang pecahan seratus sibu di saku jaketnya lalu memberikannya pada Nahla.

"Ini." Nahla memberikan uangnya pada Zoya.

"Thanks, Na. Besok gue pulangin!" ujar Zoya berlari meninggalkan tempat dan Nahla dengan cepat mengunci kamar kos sebelum Zoya kembali lagi.

"Lo pulang setelah gue pastikan keadaan sudah aman—" kalimat Nahla menggantung melihat Regan berjalan menuju lemarinya. "Ngapain?"

"Paket apa ini?" Regan mengambil sebuah paket di samping lemari yang belum Nahla buka.

Nahla duduk di bibir tempat tidur memeluk bantal. Mengangkat bahunya. "Nggak tau. Nggak ada alamat pengirimnya."

Regan mengerutkan kening lalu membukanya asal. Ia pernah melihat paket seperti ini sebelumnya. Kenapa Nahla?

"Anjing." gumam Regan pelan.

"Apa isinya?" Nahla berdiri penasaran. Belum sempat melihatnya Regan menutup kotak tersebut menjauhkan dari Nahla. "Apaan?" Nahla mengerutkan kening.

"Ada orang asing yang baru-baru ini lo kenal?"

"Maksudnya?" Nahla tidak mengerti.

"Dengerin. Jangan pernah keluar dari kamar ini sendirian. Lo harus jaga jarak dari orang yang baru lo kenal." Regan memakai masker dan hoddie jaket bersiap pergi. "Kalau ada apa-apa kabarin gue."

Regan pergi sebelum Nahla sempat bertanya apa yang Regan maksud. Seperti bisa teleportasi saat Nahla membuka pintu Regan sudah berada di luar pagar kosan.

**

"Cari parkiran susah banget kalau hari libur—" Alister melempar topi ke meja. "Kafe berkelas minim parkiran. Nggak lagi-lagi gue kesini."

Regan & NahlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang