Sudah satu minggu semenjak jiel dirawat sekarang anak itu sudah aktif lagi seperti biasanya. Tapi sekarang anak menggemaskan itu masih asik dalam mimpinya padahal matahari sudah menunjukkan sinarnya yang berarti hari sudah mulai siang. Tidak ada yang berniat membangunkan nya karna Ansel masih melarang jiel untuk berangkat ke kampusnya.
Ansel juga sudah berangkat ke agensi karna dirinya sudah beberapa hari meliburkan diri dengan alasan karna dia sendiri pemilik nya jadi dia bebas mau masuk atau tidak. Begitupun dengan Bagas dan arsen yang sudah berangkat ke kampusnya.
Sedangkan saat ini putri sedang bersantai di ruang keluarga sembari membaca majalah. Omong-omong putri sudah melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan sekarang putri hanya tinggal menunggu si bungsu bangun.
Kita beralih lagi ke kamar jiel, sekarang si empunya kamar mulai menggeliatkan tubuhnya yang tertutup selimut. Jiel terbangun dan mendudukkan tubuhnya sembari memfokuskan penglihatan nya yang sedikit memburam karna efek baru bangun tidur. Setelah dirasa sudah fokus jiel memperhatikan sekitarnya yang ternyata sudah siang. Kenapa bunda nya tidak membangunkan nya pikir jiel.
Tanpa menunggu lama jiel akhirnya turun dari ranjang dan berjalan kebawah tanpa berniat mencuci mukanya terlebih dahulu. Jiel berjalan dengan gontai, rambut anak itu mencuat kesana kemari membuat wajahnya sangat lucu apalagi jiel memakai piyama yang sedikit kebesaran.
"Bunda~" panggil jiel saat sudah sampai di ruang keluarga. Putri yang mendengar itu pun langsung menutup majalahnya dan merentangkan tangannya sembari tersenyum. Jiel pun langsung memeluk tubuh bundanya dengan manja.
"Udah bangun sayang" jiel mengangguk. Tangan putri terangkat untuk merapihkan rambut jiel yang berantakan.
"Bunda kok ga bangunin adek sih" ucap jiel sembari mendongak.
"Kata ayah jangan dibangunin soalnya adek masih sakit" jiel mencebikkan bibirnya mendengar ucapan bundanya. Sakit katanya, padahal dirinya sudah keluar dari rumah sakit satu Minggu yang lalu.
"Tapi jiel udah sehat tau bund ayah ajah yang terlalu berlebihan" jiel merebahkan tubuhnya di sofa dan berbantalkan paha sang bunda.
"Ga berlebihan sayang, tapi ayah itu khawatir kalo adek masih sakit" jiel tidak memperdulikan ucapan bundanya dan memilih untuk mencari acara kartun favoritnya. Putri menghela nafasnya karna ia tahu saat ini anaknya tengah merajuk.
"Adek mau mandi dulu atau sarapan dulu" tanya putri.
"Jiel males mandi" jawab jiel seadanya.
"Ya udah berarti adek sarapan dulu soalnya udah siang" putri mengangkat kepala jiel dari paha nya dan menggantinya dengan bantal sofa. Setelah itu dia berjalan menuju dapur untuk mengambil makanan untuk jiel.
Setelah beberapa menit putri kembali dengan membawa nampan yang berisi sepiring nasi dan susu strawberry kesukaan si bungsu. Jiel masih dengan posisi yang sama, masih fokus menonton kartun kembar botak.
"Adek bangun dulu, katanya mau maem" jiel mengangguk lalu duduk tapi pandangan nya masih fokus pada televisi membuat putri menggelengkan kepalanya. Putri mulai menyuap kan nasi dan diterima dengan baik oleh jiel.
"Bunda kakak sama abang udah berangkat ya" tanya jiel.
"Udah dong kan udah siang" jawab putri.
"Jiel pengen ke kampus tapi ayah ngelarang sebel banget" jiel berdecak kesal membuat putri terkekeh geli. Karna jiel terlihat lucu, bagaimana tidak lucu sekarang jiel sedang melipat tangannya didepan dada mulutnya pun mengerucut sembari mengunyah makanan.
"Kata ayah besok adek boleh berangkat ke kampus kok jadi berhenti merajuk hmm" putri mengapit pipi jiel membuat bibir nya monyong.
"Beneran" tanya jiel antusias dan diangguki oleh putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect family 2
General FictionLanjutan perfect family Jangan harap ada konflik besar dicerita ini karna itu tidak akan terjadi 🙂