Part 3

1.7K 191 32
                                        

Setelah perdebatan tadi pagi akhirnya jiel sampai didepan universitas tempat dia akan menuntut ilmu. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi yang artinya kegiatan ospek sudah dilakukan satu setengah jam yang lalu.

"Udah sampai. Jangan lupa makan siang dan jangan kecapean" ucap Ansel dan di angguki oleh jiel.

"Kenapa sih mukanya ditekuk gitu. Walaupun adek ganteng tapi kalo muka nya kaya gitu ya ayah liat nya sepet dek" jiel memandang sang ayah tajam.

"Gara-gara ayah sama bunda jiel jadi terlambat kan"

"Ya udah sih cuman terlambat satu setengah jam doang bukan satu hari santuy dek"

"Santuy santuy, udah lah jiel mau masuk dulu" jiel mencium punggung tangan ayahnya dan tidak lupa mencium pipi sang ayah. Walaupun jiel sedang kesal tapi ia tetap melakukan kebiasaannya itu.

"Semangat dek" jiel tak menggubris ucapan ansel tadi dan langsung berlari kecil untuk pergi ke aula, Ansel dalam mobil cemberut dan mengusap dada nya sabar. Setelah memastikan anaknya sudah masuk kedalam barulah Ansel langsung tancap gas menuju agensi miliknya.

Sekarang jiel sudah sampai didepan pintu aula, ntah karna masih kesal atau bagaimana jiel langsung masuk kedalam aula tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Panitia yang melihat itu pun dibuat jengkel oleh kelakuan jiel.

"Kamu maba yang kemaren terlambat kan" ucap ketua panitia.

"Iya" jawab jiel singkat.

"Hey yang sopan sama panitia" jiel membuang nafasnya kesal.

"Iya saya maba yang kemaren terlambat kakak" jawab jiel.

"Oh bagus kemaren sudah diperingatkan agar tidak terlambat lagi kenapa sekarang malah kembali terlambat" ujar panitia yang satunya. Seperti nya dia tidak suka dengan jiel terbukti dari tatapannya.

"Ya udah sih biasa ajah, kata ayah juga jiel cuman terlambat satu jam bukan satu hari" jawab jiel enteng.

Gavin melongo mendengar ucapan jiel tadi. Bukan hanya itu gavin juga heran dengan muka jiel yang kelihatan lebih cool hari ini. Kemana wajah adiknya yang polos dan menggemaskan, kenapa sekarang jiel seperti badboy saja. Sungguh, gavin tidak menyangka kalau adiknya akan setampan ini jika sedang mode serius.

"Emang ayah kamu siapa bisa seenaknya ngomong gitu? Presiden, pejabat atau crazy rich Indonesia yang mampu membeli kampus ini" ucap panitia yang baru datang tadi seraya menunjuk nujuk pada dada jiel tidak lupa juga tersenyum miring. Gavin semakin was was melihat nya.

"Bukan kok, ayah jiel cuman penjual DVD bajakan" jawab jiel asal. Gavin membulatkan matanya dan menganga tidak percaya.

"Ahahaha anak miskin sok belagu" ejek panitia yang tadi menunjuk nunjuk dada jiel.

"Kakak juga keliatan miskin kok, kalo orang kaya masa pake sepatu KW" ucap jiel dengan santai nya. Dan itu berhasil membuat panitia yang tadi tertawa langsung bungkam dan emosi.

"Maksud lo apa hah" panitia itu menarik jaket yang jiel pakai.

"Jiel hanya asal bicara, kenapa kakak marah. Kalo marah berarti ucapan jiel bener kalo sepatu yang kakak pake itu KW dan pasti murah" panitia tadi mengangkat tangan nya bersiap untuk memukul jiel. Gavin sudah bangkit dan ingin menghajar panitia itu tapi urung saat Gavin melihat ketua panitia yang sudah menahan anggotanya.

"Jaga sikap lo, jangan sampai imej kita buruk dihadapan para maba. Dan buat kamu yang sopan jika berhadapan dengan kita karna kita itu kakak tingkat kamu" jiel mengangguk.

"Karena kamu terlambat, sekarang kamu push up 30 kali"

"Kak, kok 30 kali. Gimana kalo jiel menindal, apa kalian mau masuk penjara" ucap jiel protes.

Perfect family 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang