Hari ini putri berencana pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Putra bungsunya setelah tiga hari menghabiskan waktu untuk menenangkan diri. Hampir 4 hari putranya di rawat di rumah sakit tapi putri baru menjenguk nya karena baru sekarang putri siap untuk menemui keluarga kecil nya.
Mungkin sesampainya disana ia akan mendapat Omelan dari suaminya tapi putri tidak perduli yang terpenting ia bisa melihat kondisi anaknya. Karena selama anaknya di bawa kerumah sakit ia belum mengetahui bagaimana kondisi putra bungsunya sama sekali.
Arsen pun tidak pernah pulang kerumah apalagi Ansel yang tidak pernah terlihat lagi di rumah setelah kejadian itu. Putri hanya pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya karena ia sangat tau bagaimana sifat suaminya. Hidup bersama selama hampir 20 tahun membuat putri tau semua tentang ansel.
Putri menghela nafasnya sebelum masuk kedalam rumah sakit, sejujurnya putri belum siap untuk berhadapan langsung dengan Ansel tapi mau bagaimana lagi ia harus tau kondisi jiel.
Ia terus berjalan dengan fikiran yang ntah kemana sampai ia tidak sadar jika sudah sampai didepan ruangan sang anak. Putri kembali menghela nafasnya dan menundukkan kepalanya untuk mengumpulkan keberanian.
Cukup lama putri berdiri disana, tiba-tiba pintu kamar rawat jiel terbuka membuat putri mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang membuka pintu itu.
Tampang datar dan dingin milik suaminya yang pertama kali putri lihat.
"Beb" panggil putri tapi Ansel tetap dengan posisi yang sama. Tidak ada respon sama sekali bahkan Ansel tidak mengedipkan matanya dia hanya diam saja.
Terlihat sekali dari mata Ansel yang terlihat kecewa dan marah. Mungkin Ansel masih tidak menyangka jika istrinya telah melukai anaknya sendiri.
Ansel menutup pintu nya agar jiel tidak terganggu dan juga Ansel tidak mau jika anak sulungnya mendengar pembicaraan nya.
"Gimana keadaan anak aku" tanya putri tapi rupanya orang yang berada didepannya enggan menjawab pertanyaan nya.
"Tolong jawab dong" Ansel langsung memundurkan tubuhnya saat putri akan meraih tangannya.
Putri menarik nafasnya terlebih dahulu sebelum kembali bertanya "Oke aku tau aku salah, tapi kamu jahat tau gak. Kamu melarang aku ketemu sama anak aku sendiri, padahal aku ini ibunya sel" putri tidak terima jika diperlakukan seperti ini padahal ia hanya ingin bertemu anaknya.
Ansel mengeraskan rahangnya "Kamu bilang saya jahat? Trus apa kabar dengan anda hah?. Apa anda lupa siapa yang menyebabkan anak saya jadi seperti ini? Apa kamu peduli dengan anak saya? Bahkan anda yang mengaku ibunya saja baru datang kesini padahal anak saya hampir 5 hari di rawat" Ansel berbicara dengan menekan setiap kata nya.
"Bukan kaya gitu tapi kamu harusnya ngerti dong, aku ini butuh tempat untuk menenangkan diri. Kesehatan mental aku juga penting sel"
Ansel tertawa sarkas "Kamu bilang kesehatan mental kamu penting? Trus apa kabar dengan aku sama arsen, kamu kira kita disini buat seneng seneng? Kamu disini penjahatnya jadi gak usah berlagak menjadi korban" ujar Ansel sembari menunjuk nunjuk wajah putri.
"Aku dari tadi udah minta maaf loh tapi kamu tetep kaya gini sama aku, disini bukan kamu sama arsen doang yang sedih aku juga sedih liat jiel masuk rumah sakit"
Ansel berdecih "Kenapa kamu harus sedih bukannya ini kemauan kamu?"
"Aku gak bermaksud buat jiel sakit kaya gini, aku juga gak bakalan tega ngehukum jiel kalo akhirnya jiel masuk rumah sakit. Tapi mau gimana, aku juga waktu itu tersulut emosi jadi aku gak bisa ngontrol emosi ku sendiri"
"Tersulut emosi cuman gara gara masalah sepele? saya saja yang emosian tidak pernah tuh memarahi anak cuman gara-gara masalah sepele apalagi sampai menghukumnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect family 2
Fiksi UmumLanjutan perfect family Jangan harap ada konflik besar dicerita ini karna itu tidak akan terjadi 🙂