Part 7

1.5K 187 11
                                    

Ansel dan Adit sudah sampai didepan kamar jiel. Mereka berdua cukup kesulitan membawa pesanan jiel Karan boneka yang dimaksud adit cukup besar ternyata sangat besar melebihi tinggi badan Adit. Membuat keduanya kerepotan saat membawanya, belum lagi mereka berdua menjadi pusat perhatian dari semua pengunjung rumah sakit membuat keduanya malu. Untung mereka menggunakan masker untuk menutupi wajahnya.

Ansel membuka pintunya dan masuk terlebih dahulu dengan mengangkat kaki dari boneka itu sedangkan Adit memegang kepalanya. Saat keduanya sudah masuk semuanya terkejut melihat apa yang mereka bawa, kecuali jiel yang sedang tertidur setelah meminum obatnya.

Setelah menaruh bonekanya mereka berdua langsung merebahkan tubuhnya di sofa. Ketara sekali wajah keduanya terlihat sangat lelah, putri dan tania berjalan menuju suami masing-masing. Sedangkan anak anak sedang menahan tawanya.

Sebenarnya mereka kasian, tapi melihat muka Daddy dan ayahnya yang sedikit tertekan plus capek membuat wajah keduanya sangat lucu.

"Cuman jiel yang bisa bikin para sesepuh kek gitu" decak bastian pelan.

"Tuan muda mah bebas bang" tambah gavin.

"Kesian ya Daddy sama ayah mana udah tua"

"Asalan bang brian kalo ngomong wkwkwk tapi emang udah tua sih"

"Sama aja lu sen"

Putri berjalan menuju suami nya yang sedang menyandarkan tubuhnya di sofa. Lalu ia memijat lengan Ansel membuat sang empu menegakkan badannya.

"Capek banget ya beb" tanya putri dan di angguki oleh ansel.

"Tapi capek nya udah ilang saat aku melihat senyum manis mu" goda Ansel membuat putri tersipu malu. Sedangkan adit dan yang lainnya memasang gestur seperti ingin muntah.

"Apasih beb" putri memukul lengan ansel main-main.

"Dih, bunda keliatan malu-malu pengen gitu" ujar arsen saat melihat kelakuan kedua orang tuanya.

"Pengen pa sen" tanya Bagas, dan arsen hanya menjawab dengan senyum anehnya membuat Bagas merinding.

Ekhem

Adit berdehem berharap Ansel menyudahi adegan sok romantis nya. Tapi bukannya berhenti kelakuan ansel malah menjadi-jadi, sekarang keduanya malah asik menggoda satu sama lain.

"Dunia seakan milik berdua yang lain ngekos" ujar adit.

"Ayang, kita pulang yuk kayaknya aku kangen deh sama suasana rumah yang sepi" lanjut adit dengan menggoyangkan lengan Tania.

"Hayu lah yank kita pulang aku juga tiba-tiba pengen" Tania bangkit dari tempat duduknya seraya menggandeng tangan adit.

"Ini lagi, pengen apa mom" tanya gavin.

"Pengen ngajarin daddy bertanam" jawab tania sembari tersenyum mencurigakan.

"Hilihhh" adit dan Tania tertawa lalu keluar kamar rawat jiel tanpa berpamitan pada ansel.

"Trus kita mau ngapain" tanya Bastian.

"Gue laper masa bang" Gavin mengusap perutnya karna lapar.

"Gue juga sebenarnya vin" Brian menaruh buku matematika nya dan ikut goleran di karpet seperti yang lainnya.

"Yah, jangan mesra mesraan didepan anak yang kelaparan itu tidak baik"

"Tau nih ayah pacaran gak kenal tempat"

"Bener tuh apa kalian ga kasian sama status jomblo bang brian"

"Ga usah bawa bawa nama gue, kalian juga jomblo"

Perfect family 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang