Part 17

1.3K 197 39
                                        

Bagas terus mengejar putri karna ia berniat untuk menenangkan bunda nya yang sedang kacau. Tapi berbeda dengan putri, putri sengaja berjalan cepat untuk menghindari Bagas. Ia tidak mau berhadapan dengan anak itu sekarang.

Putri baru sadar jika perbuatannya salah. Tidak seharusnya ia memperlakukan anaknya seperti itu demi orang lain apalagi sampai membuat anaknya kembali masuk kedalam rumah sakit. Dan sudah ia pastikan jika perbuatannya kali ini tidak akan di maafkan oleh suaminya.

Karna putri sangat tau jika Ansel sangat membenci rumah sakit sejak kejadian dulu dan sekarang suaminya dihadapkan dengan situasi seperti dulu lagi tapi bedanya ia tidak bisa menemani suami dan anak sulungnya yang sedang menemani si bungsu didalam sana, bahkan ia sendiri penyebab keadaan ini terjadi.

Bagas tidak menyerah untuk mengejar bundanya, walaupun ia laki-laki tapi ia tetep kalah dengan langkah bundanya yang sangat cepat.

"Bunda" panggil Bagas dengan terus mengejar.

"Bun, tunggin Abang" panggil Bagas sekali lagi. Jarak mereka sudah tidak terlalu jauh, saat dirasa jaraknya sudah lumayan dekat bagas langsung meraih pergelangan tangan bundanya agar tidak terus berjalan.

"Bunda" putri langsung menyentak tangan Bagas.

"Apa!!" Jawab putri dengan nada yang membentak.

"Bunda kenapa" tanya Bagas dengan nafas yang memburu sehabis berlari.

Putri mengerutkan keningnya lalu menghapus air matanya sebelum menjawab pertanyaan orang yang berada didepannya.

"Kamu tanya kenapa?" Bagas mengangguk sedangkan putri terlihat membuang nafasnya sebelum menjawab.

"Gara-gara kamu anak saya celaka dan gara-gara kamu juga anak saya kembali masuk ke dalam rumah sakit dan kamu masih tanya kenapa hah!" Ujar putri dengan nada yang tinggi bahkan sekarang mereka menjadi pusat perhatian karena putri dan Bagas yang masih berada di area rumah sakit.

"Kenapa bunda nyalahin Bagas? Itu semuanya kan bukan Bagas yang nyuruh bunda, bunda sendiri yang menghukum jiel di gudang sampe jiel celaka" ucap Bagas membela dirinya.

"Memang kamu tidak pernah menyuruh saya tapi kamu terus mempengaruhi saya dengan cerita cerita kamu dan menghasut saya agar membuat jiel dewasa sehingga saya tega melakukan hal ini pada anak saya sendiri" putri berucap dengan satu tarikan nafas.

"Tapi bunda sendiri yang meminta agar Bagas menceritakan kisah hidup Bagas. Dan bagas gak ada niatan sama sekali buat mempengaruhi bunda apalagi menyuruh bunda mencelakai jiel, itu semua karna bunda sendiri, bunda yang tiba-tiba menyuruh jiel agar belajar dewasa cuman karna bunda denger cerita bagas"

Bagas terus mengelak agar dirinya tidak disalahkan dalam masalah ini padahal semua yang dikatakan putri semuanya benar, Bagas lah yang telah mempengaruhi nya agar membenci anak nya sendiri.

Putri terdiam, bukannya dia membenarkan ucapan Bagas tapi ia terlalu malas untuk membalasnya apalagi sekarang ia menjadi tontonan. Ia tidak mau jika reputasi keluarga auriga hancur karna dirinya.

"Sudah lah jangan mengganggu saya lagi" putri kembali melangkahkan kakinya menjauhi Bagas tapi lagi lagi Bagas menahan tangannya.

"Bunda" panggil Bagas sekali lagi.

"Apalagi sih" jawab putri ketus.

"Bunda gak usah ngerasa bersalah gitu, bunda kan emang gak sengaja ngelakuin itu. Mungkin jika bunda tau kejadian nya akan seperti ini bunda gak mungkin ngehukum jiel di gudang kan. Bunda gak mungkin Setega itu buat anak bungsu kesayangan nya terluka dan masuk rumah sakit" Bagas menjeda ucapannya.

"Bun semua ini udah takdir bun, kalaupun bunda terus menyalahkan diri sendiri itu gak akan merubah keadaan lagi pula ayah gak mungkin benci sama istrinya sendiri" Bagas menyelesaikan ucapannya disertai senyuman.

Perfect family 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang