Part 21

1K 166 30
                                    

Bukannya pulang ke mansion, arsen malah pergi ke tempat dimana Ansel menyekap Bagas. Disana sudah ada sepupunya yang sudah menunggu kedatangannya. Ansel memang menyuruh Arsen untuk mengurus Bagas karena Ansel harus mengurus jiel dan tidak ingin meninggalkan nya sendirian.

Sesampainya disana arsen langsung melemparkan tas nya ke sofa membuat ketiga sepupunya terkejut.

"Babi lo sen bikin gue kaget aja, untung gue gak jantungan" Bastian mengusap dadanya karena terkejut. Sedangkan Brian dan Gavin tidak perduli.

Arsen tidak mempedulikan sepupunya, ia memilih untuk menghampiri Bagas yang berdiri dengan tangan yang terikat ke atas menggunakan rantai dan tubuh yang tidak terbalut apapun.

Sebelum menghampiri Bagas, Arsen lebih dulu mengambil pecut yang berada di sana untuk mencambuk orang yang sedang berdiri di depannya. Melihat itu pun ketiga sodara nya langsung menghentikan kegiatannya dan menghampiri arsen.

Arsen mengambil gelas yang berisi air dan menyiramkan nya pada wajah bagas yang tertunduk.

"Bangun lo" terlihat Bagas yang sedang mengumpulkan kesadarannya dengan sedikit meringis tapi arsen tidak memperdulikannya.

Saat kesadarannya sudah terkumpul, Bagas langsung memandang arsen dengan amarah yang menggebu-gebu karena ia tidak terima di perlakukan seperti ini.

"Maksud lo apa culik gue kaya gini bangsat!" ucap bagas dengan suara yang terdengar serak, karna suaranya sudah habis.

"Untuk membunuh lo lah apalagi" jawab arsen enteng.

Bagas meludahi wajah arsen "Cuih, pengecut lo sampe ngalahin gue aja harus dengan cara kaya gini" Bagas tertawa meledek.

Arsen mengusap wajah yang terkena ludah Bagas lalu menciumnya "Bau neraka" Brian dan Gavin tertawa sedangkan bastian memasang muka jijik dan ingin muntah.

Kini giliran arsen yang meludahi wajah Bagas "Cuih, tuh gue kasih ludah yang bau kekayaan dan surga"

"Jijik banget njing pada perang ludah hoek" gumam Bastian lalu pergi untuk duduk di sofa. Karena memang bastian orang nya gampang jijik.

"Lepasin gue anjing" teriak bagas dengan badan yang berontak.

Melihat Bagas yang berontak membuat Gavin melambaikan tangannya pada Brian kode untuk mendekat

"Bang Latto latto, latto latto apa yang gak bunyi" Gavin berbisik pada Brian.

"Latto latto punya Bagas" jawab brian sambil menunjuk ke arah selangkangan Bagas. Gavin yang mendengar jawaban Abang nya pun langsung menahan tawanya sampai wajahnya memerah.

"Anjing ternyata kita sepemikiran" kini Brian ikut menahan tawanya seperti Gavin.

Arsen melayangkan pecut nya ke lantai membuat suaranya terdengar sangat nyaring dan ruangan pun seketika menjadi sunyi.

"Brisik!!" Arsen berjalan ke arah Bagas sampai jarak keduanya hanya tinggal satu jengkal "Kalo itu mau lo oke kita by one"

Arsen menyuruh orang suruhannya untuk melepaskan rantai yang mengikat tangan dan kaki Bagas.

Bagas pun langsung terjatuh saat ikatannya terlepas, arsen melemparkan pisau lipatnya pada Bagas untuk melawan dirinya.

"Lawan gue pake itu, kita liat siapa yang bakalan menang" Bagas langsung mengambil pisau itu.

Brian dan Gavin langsung meninggalkan mereka berdua dan bergabung dengan Bastian di sofa.

Tiba-tiba bastian melemparkan handphone nya pada Gavin "Rekam vin buat kenang kenangan, lucu juga berantem lawannya gak pake baju" Gavin mengangguk.

Perfect family 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang