Kini jiel sudah sembuh sepenuhnya dan sekarang anak menggemaskan itu sudah rapi karna akan berangkat ke kampus nya. Mungkin jiel terlalu semangat, jadi jam segini jiel sudah duduk anteng di meja makan padahal masih jam 6 pagi dan kelas jiel akan dimulai pada pukul sepuluh siang.
Putri yang berniat untuk memasak sarapan dibuat kaget karna keberadaan si bungsu. Dahi putri mengerut karna bingung kenapa anaknya sudah anteng di meja makan padahal yang lainnya masih tertidur.
"Jiel" panggil bunda.
Jiel menengok dan tersenyum sangat lebar saat mengetahui bahwa bunda nya yang memanggil dirinya.
"Selamat pagi bunda cantik" sapa jiel dengan semangat.
Anak itu bangun dari tempat duduknya dan menghampiri putri untuk mencium pipi sang bunda.
"Kok udah rapi ajah" putri mengusap pipi berisi milik jiel.
"Adek kan mau berangkat ke kampus bunda" jiel tersenyum senang sedangkan putri menggelengkan kepalanya.
"Jiel kan berangkat jam 10 kok baru jam 6 udah rapi, yang lain ajah belum pada bangun loh dek" Jiel melepaskan pelukannya dan kembali duduk di kursi.
"Emang iya ya bunda" mata jiel berkedip polos.
"Iyah, bunda udah cek semua jadwal kamu" putri memang selalu mengecek semua jadwal milik anak-anaknya agar ia tahu kegiatan anak nya apa saja.
"Yah" jiel menunduk lesu.
"Bagaimana kalau sekarang jiel bangunin Abang sama kakak ajah" Jiel mengangguk semangat.
Tapi jiel sedikit heran dengan bundanya yang terus memanggil namanya padahal bunda biasanya memanggil jiel dengan sebutan adek. Tapi jiel tidak memperdulikan itu karna menurutnya itu hal yang wajar.
Anak itu langsung bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamar kakaknya terlebih dahulu karna kamar arsen dekat dengan kamar milik dirinya.
Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu jiel langsung berjalan masuk dan menjatuhkan tubuhnya diatas tubuh arsen yang masih tertutup selimut.
Jiel membuka selimut yang menutupi wajah arsen "Kakak bangun" ujar jiel seraya menepuk pipi sang kakak.
Arsen bergumam dalam selimut nya tanpa membuka mata membuat jiel berdecak sebal.
"Kakak~ bangun cepet" jiel menggoyangkan tubuh arsen dan mau tidak mau arsen membuka matanya. Percuma saja jika ia tetap melanjutkan tidurnya karna adiknya itu pasti tidak akan menyerah sebelum arsen membuka mata.
"Masih pagi dek" arsen berucap dengan mata yang terkantuk-kantuk karna memang dirinya masih sangat mengantuk. Semalam arsen bergadang karna bermain game, jika bunda nya tau sudah habis diomeli si arsen.
"Ih ini udah hampir jam 6 tau, kakak kan masuk pagi" jiel melipatkan tangannya didepan dada.
"Iya iya" Arsen mendudukkan tubuhnya dan langsung memeluk tubuh jiel.
"Kakak kangen banget sama adek, udah beberapa hari jarang ketemu" jiel membalas pelukan kakaknya.
Benar juga pikir jiel, karna jiel yang akhir akhir ini sering sakit membuat mereka jarang menghabiskan waktunya bersama. Jiel akan bangun setelah kakaknya berangkat ke kampus dan tidur sebelum kakaknya pulang.
"Jiel juga kangen tau kak, pengen main sama kakak pengen pergi sekolah bareng tapi jiel nya sakit terus" jiel mengerucutkan bibirnya.
"Gimana kalo sehabis pulang dari kampus kita jalan-jalan" tawar arsen membuat jiel tersenyum senang sembari menganggukkan kepalanya semangat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect family 2
General FictionLanjutan perfect family Jangan harap ada konflik besar dicerita ini karna itu tidak akan terjadi 🙂