Tidak terasa waktu sudah cepat berlalu. Kini anak tampan nan menggemaskan itu sudah berumur 18 tahun dan sekarang ia sudah berkuliah disalah satu universitas terkenal yang berada di Jakarta. Siapa lagi kalau bukan Aziel Ailean Auriga bungsu dari keluarga auriga. Walaupun umurnya sudah bertambah tapi badan anak itu masih sama seperti 3 tahun yang lalu.
Sekarang anak yang sendari tadi kita bicarakan masih tertidur dengan pulas walaupun matahari sudah mulai menunjukkan sinarnya, tapi tetap saja jiel masih asik menyelami alam mimpinya. Sampai pada akhirnya pintu kamar terbuka dan terlihatlah putri yang masuk seraya tersenyum dan menggeleng pelan.
Putri mulai melangkahkan kakinya menuju ranjang sang anak dan langsung mendudukkan tubuhnya disamping jiel. Tangan putri terangkat untuk mengusap dan menyingkirkan rambut jiel yang berantakan.
"Sayang bangun yuk, ini udah siang lho" ucap putri. Tapi tetap saja tidur jiel tidak terusik sama sekali.
"Sayang ayo dong nak, ini kan hari pertama adek ospek sayang" sekali lagi putri membangunkan sang anak dan kali ini tidur jiel mulai terusik, terbukti dari badan jiel yang menggeliat didalam selimutnya.
"Bunda" panggil jiel dengan suara serak khas bangun tidur.
"Iya sayang ini bunda" jiel mencoba mendudukkan tubuhnya, putri yang melihat itu pun langsung membantu anaknya. Putri mengambil beberapa lembar tisu untuk membersihkan area mata jiel karna tadi jiel sempat mengucek matanya. Mungkin mata jiel gatal.
"Jangan dikucek sayang nanti matanya merah" jiel mengangguk.
Bisa kalian lihat bukan, walaupun jiel sudah beranjak dewasa tapi tetap saja perlakuan putri dan ansel tidak pernah berubah bahkan ansel masih sering menggendong jiel walaupun kadang anak itu sudah sering menolaknya. Dan karna itu juga, Alasan ansel untuk lebih sering nge gym dan membentuk otot badannya. Katanya agar tetap kuat saat menggendong jiel.
"Ya sudah sekarang adek mandi karna udah siang. Mandinya pake air anget ya sayang tadi udah disiapin sama mbak" bukannya menurut anak itu malah mengerucutkan bibirnya.
"Bunda adek mandinya ntar ajah ya" ucap jiel dengan menunjukkan puppy eyes nya.
"Ini kan hari pertama adek ospek, kok nggak mau mandi" jiel membulat kan matanya mendengar ucapan bundanya tadi. Kenapa dirinya bisa lupa kalau hari ini adalah hari pertama dirinya mengikuti ospek.
"Bunda kok nggak ngomong dari tadi sih" jiel langsung bangkit dari tempat tidurnya dan membuang asal selimutnya. Putri yang melihat itu pun menggelengkan kepalanya.
"Dek ini bajunya udah bunda siapin sama perlengkapan ospek yang lainnya juga" ucap putri sedikit berteriak karna jiel yang sudah masuk kedalam kamar mandi.
"Iya" jawab jiel dari dalam kamar mandi.
Dalam kamar mandi jiel sedang mendudukkan tubuhnya disamping wastafel karna saat bangun dari tempat tidurnya, jiel merasa tubuhnya sangat lemas, perut dan pinggang bagian kiri jiel juga terasa sangat sakit.
"Arkhh perut jiel sakit banget kaya mau meninggal apa jiel pengen makan ya atau pengen e'e" ucap jiel pada dirinya sendiri.
Jiel mencoba berdiri karna sakit pada perutnya sudah lumayan membaik. Tangan jiel berpegang pada sisi wastafel karna tubuhnya masih sangat lemas. Saat sudah berdiri jiel langsung kaget saat melihat wajahnya yang sangat pucat bahkan keringat dingin sudah membasahi wajah pucatnya.
"Kenapa wajah jiel yang tampan jadi pucat seperti mayat kaya ayah"
"Udah lah mending jiel mandi nanti terlambat lagi. Tapi perut jiel masih sakit huhu" ucap jiel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect family 2
Ficción GeneralLanjutan perfect family Jangan harap ada konflik besar dicerita ini karna itu tidak akan terjadi 🙂