Jam 02:30 alarm milik Ansel berbunyi, Ansel sengaja mengatur alarm nya karena hari ini adalah hari pertama bulan ramadhan yang artinya hari pertama puasa.
Dengan mata yang sedikit terbuka Ansel meraih jam yang berada di samping nya untuk dimatikan. Ansel mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu dengan posisi masih terlentang di atas kasur.
Dirasa rasa kantuknya berkurang, ia langsung menyibakkan selimut nya dan berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar cuci muka agar sisa kantuknya menghilang.
Setelah mencuci muka Ansel sempat terdiam sejenak didepan kaca lalu membuang nafasnya.
"Ini puasa pertama tanpa mu put" ucapnya disertai helaan nafas.
Setelah itu tanpa membuang-buang waktu Ansel langsung turun ke bawah untuk menyiapkan makanan untuk dirinya dan kedua anaknya sahur.
Para maid sedang cuti sehingga ia yang harus memasak. Bukan hal yang sulit bagi Ansel karena memang ansel pandai memasak sejak kecil, begitupun dengan adit karena dulu mereka berdua sering sekali melihat mamahnya memasak dan sempat belajar.
Ansel mulai menyiapkan bahan-bahan dan alat yang ia butuhkan, lalu ia mengambil sayuran dan beberapa potong ayam yang sudah di marinasi di dalam kulkas. Rencananya Ansel akan menggoreng ayam dan memasak sup saja.
Dua puluh menit berlalu kini masakan Ansel sudah tertata rapi di meja, dan saat nya Ansel membangunkan kedua anaknya.
Pertama Ansel akan membangunkan si sulung terlebih dahulu karena memang arsen mudah sekali jika di suruh bangun, berbeda dengan si bungsu yang susah sekali di bangun kan.
Saat Ansel membuka pintu, terlihatnya arsen yang baru keluar dari kamar mandi mungkin anak itu baru saja mencuci wajahnya.
"Eh kamu udah bangun kak" ucap Ansel.
Arsen sedikit tersentak kaget "Ayah bikin kaget aja. Iya aku udah bangun kok yah aku sengaja pasang alarm biar ayah gak usah repot-repot bangunin kakak" arsen tersenyum menunjukkan giginya membuat Ansel ikutan tersenyum.
"Pinter banget sulung ayah" Ansel mengusak rambut arsen.
'Padahal gue belum tidur wkwkwk, sorry yah udah bohong di hari pertama puasa' ucap Arsen dalam hati.
"Apasih yah jadi berantakan kan rambut kakak" arsen merapikan rambut nya yang memang sudah berantakan sebelum Ansel mengusak nya.
"Dari tadi juga udah berantakan kali. Yaudah kamu turun dulu kak ke meja makan ayah mau bangunin adek kamu dulu"
Arsen mengangguk "oke yah" mereka berdua berlalu dari tempat dan berjalan menuju tujuan masing-masing.
Ansel membuka pintu bercat putih disamping kamar arsen. hal pertama yang ia lihat saat membuka pintu adalah posisi tidur jiel yang tertidur disisi ranjang dengan tangan yang memeluk boneka singa kesayangannya.
Ansel menggelengkan kepalanya, ia tak habis pikir dengan kebiasaan jiel yang selalu memeluk boneka kumel itu. Bagaimana tidak kumel, boneka itu hadiah ulang tahun nya sewaktu kecil dan masih jiel simpan sampai sekarang. Bahkan kondisi boneka itu sudah kumel dan krepeng.
Ansel berjongkok di samping ranjang, yang artinya wajahnya dengan wajah sang anak berhadapan langsung.
"Dek bangun, udah waktunya sahur katanya mau puasa" ucap Ansel dengan nada lembut seraya mengusap kepala jiel. Tapi bukan nya bangun, si jiel malah mencari posisi nyaman lalu kembali tidur.
"Jiel, ayo bangun" Ansel menggoyangkan badan jiel berharap cara ini berhasil membangunkan sang anak, dan benar saja jiel terbangun dengan mata yang sedikit terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect family 2
General FictionLanjutan perfect family Jangan harap ada konflik besar dicerita ini karna itu tidak akan terjadi 🙂