Ternyata kematian tidaklah menakutkan seperti bayangan orang umumnya. Pada hari-hari yang sulit, aku menganggap kecemasanku sebagai air yang mengalir. Kematian ditakutkan semua orang, karena kita semua takut terjatuh dalam kegelapan yang tak berujung. Namun, ibarat aliran air dari sungai menuju samudera lepas, kita akan menjumpai batu-batu kali, pasir sungai, ikan-ikan, dan aliran air lainnya, dan semuanya merupakan proses yang perlu disyukuri.
Perjalanan hidup adalah proses yang harus kita lalui. Aku yakin, kematian hanyalah perjalanan menuju kehidupan yang berbeda. Ibarat aliran air bertemu aliran air lainnya, akhirnya bermuara pada keabadian, oleh karena air takkan berhenti mengalir, selama dunia manusia masih bernyawa dan alam semesta terjaga kelestariannya.
Delapan tahun yang lalu, aku memimpikan mendiang orangtuaku minta diri dan menaiki kereta yang katanya menuju awan di langit biru. Keretanya akan segera berangkat dan mereka pergi tergesa-gesa, hanya menitipkan pesan yang tak kuingat sampai sekarang. Sepertinya mereka berucap "daun", entah apa daun yang dimaksudkan. Aku percaya, betul-betul ada kereta api menuju gugusan awan, dan aku percaya di dalam awan-awan ada surga yang tak mungkin diketahui manusia-manusia kebanyakan.
Dalam siklus kehidupan manusia, mungkin fase sakit dan kematian yang paling banyak memunculkan patah hati. Ada ungkapan yang miris, bahwa kematian banyak orang adalah statistik, sedangkan kematian satu orang adalah tragedi.
Kematian dipandang sebagai akhir hidup di dunia fana, maka itu kata “mati” diperhalus menjadi “meninggal dunia”, meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya, pembebasan kekal bagi sang mendiang, namun awal dari tragedi bagi orang-orang yang ditinggalkannya.
Seorang sahabat saya bertanya, apakah patah hati dan putus cinta itu sama saja? Saya menjawabnya, putus cinta itu patah hati, tetapi patah hati tidak selalu putus cinta, karena kematian orang-orang terkasih atau kehilangan benda yang berharga menyebabkan patah hati juga. Harapan tak tercapai juga selalu berujung pada patah hati, seperti yang saya alami ketika berkali-kali gagal menyelesaikan tulisan dengan baik.
Lalu kematian apa yang paling menjadi tragedi di dunia ini? Kematian harapan, saya menjawab teman saya, karena harapan adalah dorongan yang membuat manusia tetap hidup, dan tanpa harapan, manusia tidak bisa hidup barang sedetik pun. Kematian semacam itu adalah kehilangan paling besar bagimu.
Lantas bagaimana caranya mengobati patah hati yang kita alami? Dengan melupakan? Tidak benar. Melupakan bukan berarti luka kita usai begitu saja. Bahkan melupakan artinya memelihara dendam di batin terdalam. Memaafkan adalah obatnya, karena dengan memaafkan kita mengakui luka-luka kita, sedangkan bila kita tidak mengakui kita terluka, takkan ada yang dapat dipulihkan, dan luka-luka itu terpendam selama-lamanya, tak terobati, mengeluarkan nanah, dan bisa dipastikan ... meradang.
Patah hati itu kehilangan. Kamu akan membaca kisahnya, Kisah Museum Kehilangan, Tragedi Pintu Kehilangan, dan Labirin Antara Hidup dan Mati, yang dihadapi sang pemilik yang kehilangan, Greta Reiko nama si perempuan itu. Pintu Ketiadaan adalah kutukan terakhir yang tak dinyananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Museum Kehilangan
General FictionMuseum Kehilangan dulunya Museum Patah Hati yang menyedihkan. Greta Reiko sang pemilik sadar, bukan patah hati yang paling sengsara, tapi kehilangan mendalam, itulah kesudahan dari hidupmu. Setiap benda patah hati diwakili sebuah Pintu Kehilangan be...