Maaf, sekadar interupsi, aku bermaksud menyela sedikit dengan kuis berikut, menurutmu manakah yang lebih mengundang bahaya, tawa berlebihan atau bersin yang berlebihan? Kebetulan, pilihan berganda ini salah satu pertanyaan klasik Greta Reiko pada klien-kliennya yang putus cinta.
Untuk memudahkanmu, aku mengubah pertanyaannya sebagai berikut:
Manakah yang lebih mematikan di antara dua aktivitas di bawah ini:
A. Tertawa terbahak-bahak berlebihan
B. Bersin keras-keras berlebihan
Bagi yang menjawab A, selamat, kalian menjawab dengan tepat. Tawa yang terlalu aktif dan berlebihan berbahaya untuk orang-orang tertentu. Contohnya orang-orang yang sesak napas akibat gangguan jantung. Pengidap ambeien dengan pendarahan aktif yang parah dilarang juga terbahak-bahak. Pendeknya penderita penyakit yang melarang kontraksi di sekitar perut tidak disarankan untuk tertawa berlebihan, karena bertambahnya tekanan pada perut akan memperburuk keadaan si sakit.Namun, jangan dikira yang memilih B menjawab dengan salah, karena ternyata jawaban B juga sangat tepat! Bersin adalah reaksi alami tubuh untuk menepis geli pada hidung, bahkan para ahli kesehatan tak menganjurkan untuk menahan bersin. Nyatanya, beberapa kasus yang jarang terjadi dan tak lazim membuktikan, bersin keras menghasilkan efek whiplash, yaitu gerakan kepala maju dan mundur dengan sangat cepat. Akibatnya terjadi ketegangan otot atau masalah tulang, dan bahkan bisa menyebabkan kerusakan jaringan tubuh yang fatal.
Setidaknya beberapa kasus membuktikan, bersin dengan tiba-tiba, keras pula, berakhir dengan gendang telinga pecah, robek pembuluh darah dan otot-otot di kepala, merusak sinus, pendarahan otak, patah tulang rusuk, pergeseran bantalan cakram di ruas tulang belakang, saraf terjepit, hingga serangan jantung yang mematikan.
Oh ya, terkait penyebaran virus dan kuman penyakit, bersin dan tawa menggelegar juga jadi sumber penularan berisiko tinggi, jadi hindari tertawa dan bersin di depan umum tanpa menutup mulut atau bermasker, karena droplet atau percikan liur yang terlontar dari tawa dan bersin jauh lebih banyak dari percikan yang timbul saat bicara dengan suara keras. Ini fakta.
Alhasil, sebagai kesimpulannya, apa pun yang baik tetap jangan dilakukan berlebihan. Tawa yang katanya menyehatkan jiwa dan raga, bila tidak pada tempatnya pun akan fatal dan membahayakan akibatnya. Bagi Danke, tokoh utama cerita ini, cinta yang berlebihan pada istrinya menyebabkan ia terombang-ambing dalam jebakan perasaannya sendiri. Entah kenapa ia tak bisa lepas dari cinta sialan itu, padahal setahunya, setidaknya dari yang ia ingat samar-samar, mulanya ia tertarik sedikit saja dan tidak mencintai perempuannya sungguh-sungguh.
Mulanya ia hanya merasa hidung si perempuan membawa hoki. Keluarganya kaya raya dan punya koneksi. Jaringan relasi tak terbatas yang diincar Danke untuk memacu karier politiknya kelak di kemudian hari. Perempuan itu menguntungkan, pendeknya, dan kebetulan si perempuan tergila kepadanya. Ya, bukankah berdosa bila kamu menyia-nyiakan perasaan halus perempuan dan membiarkannya bertepuk sebelah tangan?
Dulu, Gracias de Nada - perempuan yang mengutuknya dengan cinta - kasmaran padanya, meski Danke kalah tinggi tubuhnya, selisihnya cuma beberapa centimeter saja memang, setidaknya mendekati 6 centimeter. Herannya dengan tinggi 179 cm, sang istri yang menjulang bak super model tidak seksi di mata Danke sama sekali. Perawakan maskulin si perempuan membuatnya sangar dan kelelakian. Tidak ada lekuk gitar ala Spanyol atau violin yang menggiurkan. Hanya matanya yang menakjubkan selain hidung pembawa rezekinya. Selebihnya kecantikannya rata-rata air saja di selera seorang Danke.
Kata orang, untuk jatuh cinta kamu tak perlu alasan yang logis. Namun, Danke menggunakan logikanya untuk tertarik pada kekasih. Orang yang menjadi istrinya harus menguntungkannya dari segala aspek. Bagi Danke, cinta berlogika itu bertahan lebih lama, setidaknya dibandingkan cinta buta yang "menggila", cinta yang logis masih lebih baik, mungkin bisa menyelamatkan orang-orang dari kemungkinan salah pilih. Maka Danke merasa pilihannya sudah tepat dan diperhitungkan dengan matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Museum Kehilangan
General FictionMuseum Kehilangan dulunya Museum Patah Hati yang menyedihkan. Greta Reiko sang pemilik sadar, bukan patah hati yang paling sengsara, tapi kehilangan mendalam, itulah kesudahan dari hidupmu. Setiap benda patah hati diwakili sebuah Pintu Kehilangan be...