Aroma Luka dan Hujan (14)

34 3 0
                                    

Kamu bisa menebak, tidak, pencuri apa yang lihai menyusup selain air? Asalkan ada celah sedikit saja, penyusup yang satu ini bisa masuk dan mengganggu tidurmu? Ya, jawabannya adalah cahaya. Sudah sembilan tahun terakhir ini, Greta Reiko tak bisa tidur nyenyak kecuali kamarnya digelapkan total. Betul-betul gelap buta, karena tak satu berkas cahaya pun masuk dalam kamar itu. Bahkan bulan sabit tak mengintai dari kisi-kisinya yang bertudung kain pekat, sementara Greta Reiko tak perlu selubung mata hitam seperti kebiasaan tahun sebelumnya.

Namun, sejak menghirup wewangian genius itu, selalu ada cahaya kecil yang menyusup di matanya, entah dari mana asalnya, sementara kamar tidurnya gelap total, dan ia tidak berbagi kamar dengan siapa pun, termasuk Lady Agrippa dan Ayla Antoinette yang menempati kamar di sebelahnya.

Sejak mewarisi Kreska Luno dan museum patah hati di bawah tanah, Greta Reiko diikat kontrak gaib bahwa ia tak boleh meninggalkan bangunan ini sekejap pun. Nyatanya ia tak pernah berbelanja di pasar, berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan atau berekreasi ke wahana hiburan indoor dalam kota ini. Ya harap diingat, Urbo de Pluvo, kota tempat kami berdiam, dicurahi hujan hampir setiap waktunya, membuat wahana bermain pun cuma dimungkinkan dalam ruangan saja.

Seluruh keperluan Greta Reiko diurus para pelayan, dan sebagai influencer kondang, ia memberikan petuah melalui media sosial, bahkan cukup menampakkan figur wajahnya yang menyamping setiap kali mengunggah konten terapi tawa. Haters menilai ia sombong dan sok eksklusif tabiatnya. Para follower atau pengikut setia membela bahwa sikap misteriusnya menarik dan seksi dipandang. Apalagi Greta Reiko menampik tawaran menjadi pembicara dalam sejumlah simposium, dan hanya melayani konsultasi via telepon untuk kalangan terbatas saja.

Lebih jauh lagi, hanya penerima undangan putih yang bisa bertemu muka dengannya, dan itu jumlahnya lebih terbatas lagi. Dalam hidupnya sebagai tahanan rumah sembilan tahun ini, Greta Reiko hanya mengenal cahaya artifisial. Cahaya matahari bisa kelihatan dari teras kafe Kreska Luno, tetapi kafe ini baru dibuka setelah langit bersemir merah jingga, menandakan matahari ufuk Barat memudar, dan sebagai pemilik kafe, si perempuan jarang sekali menampilkan diri di depan tamu-tamunya.

Hanya di malam bulan sabit, tepat sebelum Kreska Luno dibuka, si perempuan berbusana kelabu akan mendatangi area depan kafe dan berbicara padaku. Kadang ia berbisik, kadang berbicara dalam benaknya, sementara aku tak pernah salah membaca pikirannya. Cahaya sabit seakan teracak dari matanya, dan hanya bayangan sosokku yang menjulang dalam manik hitamnya. Di keremangan udara memabukkan, ia khusus ingin melihatku semata.

Tempat tinggal Greta Reiko juga misterius, karena seakan hanya ada lorong buntu di kafe belakang, yang sebetulnya pintu menuju kediaman pribadinya. Tentu bermarmer putih seluruhnya, ruangan pribadinya terdiri dari ruang tamu, ruang makan, dapur, dan dua kamar tidur yang sangat lega. Dahulu ia seorang diri saja, sampai Lady Agrippa dan Ayla menemaninya tidur di kamar sebelah. Pada siang harinya, kedua teman serumahnya lebih senang beraktivitas di laboratorium kafe, juga berada di area belakang dan terpisah dari rumah kediaman Greta Reiko.

Di laboratorium yang steril, bebauan bersanding dengan banyak jenis zat kimia, dan si perfumer cilik, Ayla Antoinette membuat wewangian sensasional yang melambungkan reputasi Kreska Luno hingga ke mancanegara. Turis-turis asing berdatangan, tamu-tamu dari berbagai penjuru dunia, yang seluruhnya terpikat pada parfum baru yang diproduksi terbatas. The Forgiveness namanya, sengaja dialihbahasakan dari nama Esperantonya, Pardonu, agar semua orang memahami, maknanya adalah perbuatan memaafkan yang mulia.

Bila diingat-ingat, kota hujan ini telah lama melupakan kata maaf. Semua orang cuma melupakan dan meneruskan hidupnya seperti sediakala. Hanya lupa dan lalu luka itu dianggap usai. Sedangkan Greta Reiko sebagai pemilik museum patah hati tidak diperkenankan memodifikasi ingatannya. Ia akhirnya memaafkan seseorang, Danke kekasih lamanya, yang bahkan sebagai arwah pun tak lupa memenuhi janjinya untuk datang. Undangan putih itu punya sihir yang mengikatnya erat, dikarenakan kutukan Greta Reiko yang semula bersumpah tak sudi memaafkan pengkhianatan sang kekasih selamanya.

Kisah Museum KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang