Nyanyian Angsa dan Pintu Kehilangan (11)

27 4 0
                                    

Teristimewa kematian, rasanya tak satu pun manusia siap untuk itu. Banyak yang mempersiapkan diri dengan surat wasiat, asuransi jiwa, dan bahkan jauh-jauh hari sudah membooking kavling pekuburan berikut peti matinya, juga mempersiapkan "pakaian terakhirnya" bagi kalangan etnis tertentu. Nenek dari teman Danke dulu, berdarah keturunan Tionghoa, sewaktu berulang tahun ketujuh puluh sudah menyiapkan pakaian putih-putih berjahit sederhana sebagai pakaian kematiannya, yang akan dikenakannya kala disemayamkan dalam peti jenazah. Padahal menurut cucunya, neneknya masih sangat sehat dan kabar yang didengar Danke, sampai tahun lalu, sang nenek aktif mengajar kelas yoga untuk orang-orang muda.

Meski manusia terbiasa mempersiapkan kematiannya sedini mungkin, tetapi tak satu pun dari kita betul-betul siap bila saat terakhir itu tiba. Terlebih lagi Danke yang masih cukup muda, ia hanya 30 tahun usianya, tubuhnya sehat dan tegap, meskipun kadang-kadang malas berolahraga. Intinya seharusnya maut tidak perlu buru-buru menjemput dirinya, karena ia ingin hidup lebih lama lagi, dengan karier politiknya yang cemerlang, dan suatu saat menimang seorang anak yang membanggakan hatinya.

"Jadi, aku sebenarnya sudah mati?" Danke sekadar berkata-kata kosong, dan jawaban yang diharapkannya adalah tidak.

Tidak, kamu belum mati, Danke. Buktinya kamu bisa melihat manusia hidup di hadapanmu, Danke berbicara sendiri dalam hati, menanti jawaban yang akan melegakan perasaannya. Namun, Danke yang menatap lekat-lekat si perempuan oriental tak kunjung mendapat kepastian, dan pantulan sosoknya tak nampak di mata Greta Reiko yang mengilat.

"Betul. Kamu sudah meninggal, Danke. Sudah satu bulan yang lalu kejadiannya. Kamu bisa menebak pastinya, apa penyebab kematianmu di usia semuda ini?" Greta Reiko menjawab akhirnya.

Kecelakaan yang dejavu bagi Danke. Kronologi kejadian yang persis sama, mulai dari penyebab kecelakaan, warna cat mobil, hingga fakta bahwa yang menyetir tak lain perempuan terdekat Danke. Saat ia selamat dari maut sebelas tahun lalu, ibu Danke yang mengemudi. Satu bulan yang lalu, Gracias de Nada, istrinya, yang menggenggam setir mobil, tentunya memakai sabuk pengaman, sementara Danke duduk di kabin penumpang dan tak terlindungi oleh safety belt. Kejadiannya sangat cepat, dan Danke tak mengingat apa pun sesudahnya.

"Dalam dua kecelakaan yang serupa itu, saya sama-sama tidak memakai sabuk pengaman. Seharusnya kali kedua saya pun selamat seperti saat pertama kali kecelakaan, kan?"

"Hm. Sayangnya ada pepatah lama yang berujar, jangan mengira kamu akan beruntung selamanya. Maka jagalah dirimu dengan baik, berhati-hatilah senantiasa dan jangan mencobai keberuntunganmu selama kamu bisa menghindari kecelakaan. Kamu cuma beruntung di kali pertama, Danke. Di kali yang kedua, kamu terlempar dari mobil dan kepalamu hancur menghantam aspal. Istrimu sekarat dan terbaring tanpa daya, entah hidup ataukah mati. Justru sabuk pengaman yang menyelamatkan nyawanya sementara waktu. Namun, bersyukurlah, jiwamu dibebaskan lebih cepat dari istrimu itu."

"Namun, aku mengingat jelas, aku memasuki kafe ini sebagai tamu, dan pelayan VVIP bisa melihatku, dan kamu juga bisa ..."

Malam ini malam bulan sabit, Greta Reiko menjelaskan pada Danke. Pada malam khusus ini, arwah dan manusia yang masih hidup saling membaur, bisa berkomunikasi dan berinteraksi, kecuali tak dapat saling menyentuh. Ingatan arwah gentayangan umumnya kabur. Ada peristiwa yang tak diingatnya sama sekali, ada pula yang samar-samar, dan biasanya apa yang dilihat arwah adalah apa yang ingin dilihat dan ingin dipercayainya.

"Danke, kamu ingin percaya, kamu dan istrimu selamat sampai di kafe ini. Kamu ingin percaya pula, kamu masih hidup dan selamat dari kecelakaan setelah kukatakan istrimu koma di rumah sakit. Ingatan arwah akan semakin rancu, semakin lama ia bergentayangan, segala ruang, waktu, dan peristiwa akan makin kabur di matanya. Kamu tak ingat apa-apa tentang kecelakaan itu, kan?"

Kisah Museum KehilanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang