Ldr-31

1.7K 107 5
                                    

Setibanya dibatalyon, Yudha langsung ke ruangan komandannya.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk," titah Mayor Ridwan yang tak lain adalah danyon ***. Yudha pun masuk dan memberi hormat kepada Mayor Ridwan dan Mayor Ridwan pun membalasnya.

"Saya akan mutasi kamu ke wilayah Bogor barat, ini suratnya kamu tandatangani  sebagai persetujuan, disana kamu hanya kurang lebih 3 bulan. Setelah itu, kamu bertugas di batalyon ini lagi," Mayor Ridwan menyodorkan kertas itu.

"Ijin komandan," Yudha mengambil kertas itu dan membacanya secara teliti. 

"Apa kamu siap?" tanya Mayor Ridwan.

"Siap ndan! Ijin untuk menandatangani," tanpa pikir panjang Yudha menandatangani surat itu dan mengembalikannya lagi ke Mayor Ridwan.

"Terima kasih, lakukan tugas ini dengan sungguh-sungguh," Yudha berjabat tangan dengan atasannya itu.

Yudha menghela napas panjang dan membuangnya kasar. Pikirannya melayang memikirkan satu gadis yang selalu ada di kepalanya. 

"Apa gue bisa jaga dia? Sedangkan gue kaya gini terus?" batin Yudha.

"Hey bro!" Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya membuat Yudha sedikit kaget. Yudha pun menoleh.

"Ngapain lo ngelamun di tengah-tengah koridor gini?" tanya Radit yang tak lain adalah teman satu kompinya.
Yudha melirik ke kertas yang dia pegang dan Radit pun mengambilnya.

"Waduh...," Radit membacanya dengan teliti. Yudha hanya tersenyum tipis ke arah Radit.

"Bro! Gue tau perasaan lo. Jaga diri lo ya!" ucap Radit menepuk bahu Yudha dan berlalu pergi.

"Makasih," balas Yudha singkat.

Yudha berjalan menuju barak. Ia berniat untuk menelpon Raisya dan mengajaknya jalan-jalan besok. Berat sekali bagi Yudha untuk jauh dari Raisya.
"Kok bisa ya,  gue yang keras kayak gini luluh cuma gara-gara satu cewek? " gumam Yudha.

Yudha melihat layar handphone nya dan membuka aplikasi whatsapp dan menelpon Raisya.

"Halo bang?" Raisya mengangkat panggilan dari Yudha

"Halo sya, saya mau bilang yang tadi sore," langsung menuju topik

"Oh iyaabang mau bilang apa?" tanya Raisya

"Saya...," Yudha mengumpulkan nyali untuk menyatakan perasaannya itu. Dia sudah tidak kuat lagi untuk memendamnya.

"....." tak ada suara dari Yudha.

"Apa bang?" tanya Raisya mengecek apakah panggilan masih terhubung.

"Saya sayang sama kamu," ucap Yudha dengan degupan jantung yang sangat kencang

"....." Raisya melongo dan menutup mulut dengan tangan kirinya.

"Saya akan tunggu kamu," lanjut lagi

"T-tapi...," ucap Raisya ragu tapi segera dipotong oleh Yudha

"Saya tau, kamu ga usah bales sekarang juga ga apa," Yudha merasa bersalah mengatakan ini kepada Raisya. Awalnya, Yudha hanya ingin menjadikan Raisya sabagai adiknya.  Karena Raisya sangat mirip dengan almarhum adiknya. Tapi,  ada rasa ingin memiliki dari Yudha. Rasa itu semakin hari semakin berkembang.

"Aku juga," balas Raisya singkat

"Aku juga apa?" tanya Yudha yang penasaran.

"Aku juga sayang sama bang Yudha," Raisya memberanikan diri mengucapkan itu.

Dear Letnan|TNI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang