Dear Cantik-42

3.1K 113 3
                                    

Paginya, Bagas kembali ke batalyon. Teman-temannya bingung karena Bagas babak belur. Apa yang terjadi pada Bagas?

Bagaskara
Raisya...
Saya mau minta tolong, kirim
nomor bang Rayyan🙏🙏

Raisyantik
(Suaminya dokter Nayla)
Itu ya kak kontaknya

Bagaskara
Makasih banyak Sya🙏

Bagaimanapun juga, Bagas harus menyelesaikan masalahnya dengan Rey. Tidak bisa terus-terusan seperti ini. Agar lebih damai, Bagas meminta tolong kepada Rayyan.

Bagaskara
Assalamualaikum bang,
saya Bagas.

Bang Rayyan
Waalaikumsalam,
Ada yg bisa saya bantu?

Bagaskara
Saya ingin meminta tolong bang,
kemarin malam saya dipukuli oleh
Bang Rey, karena saya dekat dengan Raisya

Bang Rayyan
Telpon saya sekarang.

Tanpa ragu, Bagas mengadukan masalah ini kepada Rayyan. Bagaimanapun juga, masalah harus diselesaikan.

Bagas menelpon Rayyan untuk memberi penjelasan. Rayyan sedikit kaget dan tidak percaya.

"Kalo gitu, kamu temui saya di rumah Raisya yah," ucap Rayyan di seberang telpon.

Sejak dirinya menikah, Rayyan tinggal di rumah miliknya sendiri. Hasil menabung dari SMA. Rumahnya lumayan jauh dari batalyon tempat Bagas tugas, oleh karena itu Rayyan mengajaknya ke rumah orang tuanya saja atau rumah Raisya agar lebih dekat.

"Siap bang! Terima kasih." Bagas memutus sambungannya.

Bagas bersiap untuk pergi ke rumah Raisya. Karena akan bertemu Raisya, sebisa mungkin Bagas terlihat rapih. Meskipun banyak luka memar dan lebam di wajahnya, kharisma Bagas tidak luntur. Rahang yang tegas, manik hitam yang terkesan tajam, hidung mancung dan alis yang sedikit tebal. Membuat siapapun akan kagum melihat Bagas, tak terkecuali Raisya.

Rayyan sudah berada di rumah orang tuanya. Rayyan bersedia membantu Bagas.

"Kok tumben suaminya dokter Nayla ada disini?" Raisya memicingkan matanya melihat Rayyan tiba-tiba duduk di sofa.

"Dandan yang cantik, pangeran lu mau kesini," balas Rayyan agak ketus.

"Pangeran?" Raisya masih tidak mengerti dengan ucapan Rayyan. Siapa pangeran yang di maksud?

Sekitar 20 menit kemudian, bel rumah berbunyi. Batin Raisya bertanya-tanya, siapa tamu yang di bawa Rayyan?

"Lo bukain geh gerbangnya," titah Rayyan.

Raisya memutar bola matanya malas, "Mager bet ye jadi orang,"

Terpaksa, Raisya membukakan pintu gerbang rumahnya. Sosok tinggi tegap itu membuka helmnya. Sedikit berantakan rambutnya tapi tetap terkesan tampan.

"Kak Bagas?"

"Iya,"

Raisya melihat luka lebam di sudut bibir Bagas. Reflek, Raisya menyentuhnya.

"Ini kenapa kak?"

Mungkin karena sakit dan nyeri, Bagas menepis tangan Raisya sampai-sampai tangan Raisya membentur besi gerbang.

Dear Letnan|TNI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang