Perpisahan Sekolah-12

2.2K 178 29
                                    

Happy
Reading


*****
Satu minggu latihan, akhirnya hari perpisahan sekolah pun tiba. Pagi pagi sekali, Raisya sudah bangun. Dia langsung sholat subuh, makan kemudian bersiap dengan seragam perpisahan sekolah yang diberi bu Linda. Ada rasa tak terima dari hati Raisya. Dia tidak ingin berpisah dengan teman atau sahabatnya.

Setelah rapih dengan busananya, Raisya langsung berangkat ke SMP Melati. Arif, ayah Raisya sudah siap menjalankan mobil dan berangkat ke gedung tempat perpisahan sekolah Raisya. Aisyah dan ibunya juga sudah siap. Sekitar 30 menit waktu yang harus ditempuh agar bisa sampai ke gedung itu.

~sekolah~

[07:30]

Raisya telah sampai digebang depan gedung. Raisya membuka pintu mobilnya, ternyata didepan gerbang banyak anak lelaki yang sedang menunggu teman-temannya. Anak laki-laki yang melihat Raisya turun dari mobil sangat terpesona meski Raisya belum dirias. Bagaimana tidak, balutan busana Raisya yang seperti gaun sangat membuatnya semakin anggun. Raisya juga memakai sandal yang agak tinggi agar nanti terlihat tidak kalah tinggi dengan Rio.

Raisya berjalan menuju ruang rias. Sebelumnya, bu Linda memberi tau seluruh muridnya kalau nanti dirias digedung itu dan bu Linda memberi tau letak ruangan riasnya.
Ayah & anggota keluarga Raisya menunggu dikursi tamu yang sudah disediakan panitia. Saat Raisya masuk ke ruang rias, Raisya melihat ada Iska dan Frisca. Sedangkan dipojok ada Hanin dan Reva sahabatnya. Iska dan Frisca sedang dirias. Sedangkan Reva dan Hanin telah selesai make up. Diruangan itu ada 5 orang tukang rias.

Sebelum dirias, Raisya menghampiri kedua sahabatnya itu yang sedang sibuk main handphone. Raisya hanya basa basi saja karena dia malas bertemu dengan Iska lagi.

"Hei guys," Raisya menyapa mereka tapi mereka masih sibuk dengan handphone nya.

"Heiii... Pengantin," ucap Reva sambil terkekeh. Raisya memutar bola matanya malas.

"Kalian dah dirias?" Raisya mencari topik pembicaraan. Dia menunggu Iska selesai.

"Udah nih, cepetan sana giliran kamu. Pengantin juga," Reva menyuruh Raisya agar cepat dirias.

"Iya, cepetan sana. Ntar kalo udah selesai kita potbar," tambah Hanin.

"Udah sanaaa...," Reva mendorong punggung Raisya sehingga Raisya terdorong ke arah tukang rias.

Tukang rias yang melihat Raisya pun menyuruh Raisya duduk dibangku rias.

"Sini dek di rias," kata tukang rias itu.

Raisya melihat Iska belum selesai dirias dan sepertinya masih lama menunggu Iska selesai.

"Nyesel gue dateng cepet cepet," gumam Raisya dalam hati.

Akhirnya Raisya mau dirias. Sedangkan bangku rias Raisya tepat disamping Iska. Raisya berusaha bersikap cuek. Sebenarnya Raisya tidak takut dengan Iska, hanya saja dia malas berdebat.

Iska sudah selesai dengan riasannya. Iska beranjak dari bangkunya dan akan pergi. Bukan Iska namanya kalau tidak mencari sensasi. Saat Raisya sedang dirias, Iska melirik sinis Raisya.

"Mba, tolong dandanin yang cantik yah temen saya yang satu ini. Soalnya dia jadi pengantin," Kata Iska dengan nada mengejek sambil sedikit tertawa.

"Eh, bukan temen deh....," ucapnya terpotong kemudian dia mendekatkan wajahnya ke telinga Raisya

"Tapi musuh....," lanjut Iska sambil tersenyum sinis.

Reva dan Hanin yang melihat kejadian itu geram dengan kelakuan Iska. Hanin menarik rambut Iska yang sudah rapih dengan konde.

Dear Letnan|TNI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang