Dear Letnan-34

2K 113 11
                                    

Dear Letnan

Aku mencintaimu seperti aku yang mencintai diriku sendiri. Awalnya, aku hanya mengagumimu dalam diam dan akhirnya kau sadar, akulah pengagum setia dalam hidupmu. Disaat aku rapuh, aku membantu kau agar berdiri kembali. Saat kau dicaci, akulah yang kau cari. Dan begitupun aku, disaat aku susah kau hadir dan selalu ada. Negara bukanlah penghalang kita. Aku, kamu dan negara yang berakhir dengan 'jalani saja'

Letnan... Izin bertanya...
Kenapa kita harus bertemu? Kenapa kita harus saling mengenal?

Tuhan... Lupakan aku arti kecewa.

Sekarang, peranku sebagai payung telah usai, badaimu sudah reda dan pelangi sudah datang menjemputmu.

Letnan... Walaupun kau bukan jodohku, tapi setidaknya kau pernah membuatku 'bahagia' walau hanya sebentar:) Aku harap kau bisa lebih bahagia dan yakin dengan keputusanmu.

Kau pernah menjadi poros semestaku namun semestamu sudah jauh dari semestaku.

Tuhan... Aku harap, suatu saat nanti ada orang yang tulus mencintaiku tanpa peduli dengan kekuranganku dan tidak membanggakan kelebihanku. Juga tidak tergoda dengam wanita lain yang lebih sempurna dariku.

Cinta bukanlah untuk ditangisi, tapi untuk disadari bahwa yang menyakiti
Tidak pantas untuk dicintai. Karena hati ini sudah hancur dan hidup kembali untuk orang lain

Bukan untukmu.

Raisya menulis kata-kata yang sangat menyakitkan untuk didengar. Setiap kata yang ia tulis, ada tetesan air mata yang mengiringinya.

"Aku ikhlas lepas bang Yudha," gumam Raisya sambil tersedu.

-------------------------
Sore menjelang malam, Yudha melajukan motornya ke rumah Rayyan. Yudha ingin memberi penjelasan, kalau yang ia lakukan itu tidak benar.

Tok... Tok... Tok...

"Kamu buka pintunya Cha...," titah Rayyan.

"Gak mau ah," Raisya menolak karena matanya masih sembab.

"Gak papa Cha...," akhirnya Raisya memberanikan diri untuk membuka pintu.

Yudha melihat mata Raisya yang sembab. Raisya buru-buru menutup pintu tapi ditahan oleh Yudha.

"Abang mau jelasin ke kamu," ucap Yudha.

"Siapa Cha?" Rayyan tiba-tiba datang dari belakang Raisya. "masuk" titah Rayyan pada Yudha.

"Saya ingin menjelaskan kalau saya di jebak oleh Iska perempuan itu," terang Yudha.

"Iska?" gumam Raisya.

"Kenapa? Kamu kenal?" tanya Rayyan.

"Dia temen sekolah aku," jawab Raisya.

"Saya mohon, jangan laporkan masalah ini ke danki dan saya mohon Raisya... Saya minta maaf," ucap Yudha memelas.
"Aku udah maafin bang Yudha, makasiihh bangett karena bang Yudha pernah bantuin tugas aku, sering jemput aku, tapi maaf bang... Raisya udah gak percaya lagi sama bang Yudha... Jadi lebih baik, bang Yudha cari perempuan lain yang lebih baik dari aku," jelas Raisya sambil menahan tangis.

"Raisya... Kemarin kita kan baru jalan-jalan... Kasih abang kesempatan lagi Raisya...," Yudha berusaha menggenggam tangan Raisya tapi Raisya menepis tangan Yudha.

Raisya masuk ke kamar untuk mengambil kertas berisi kata-kata.

"Ini buat abang, tapi bacanya nanti aja," kertas itu dilipat sampai kecil. Rayyan menatap Raisya dengan tatapan sendu.

Dear Letnan|TNI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang