Antara dua Hati-38

1.8K 110 21
                                    

Rayyan masuk ke ruangan Raisya disusul oleh Bagas. Di ruangan Raisya, ada bunda, ayah dan Aisyah. Raisya tampak kaget melihat siapa yang di bawa Rayyan.

Bagas membawa beberapa buah-buahan dan... Cokelat.

"Kita keluar dulu deh kalo gitu... Ayo
yah... Cha...," ajak bunda kepada ayah dan Aisyah.

"Saya juga ikut keluar," ucap Rayyan tersenyum jahil.

Bagas meletakkan buah di meja samping kasur Raisya. Raisya membuang muka tidak ingin bertemu Bagas. Air mata mengalir begitu saja dari pelupuk mata Raisya. Bagas berusaha mengusapnya namun di tepis oleh Raisya.

"Gue bisa sendiri," elaknya.

Bagas terdiam, ia bingung apa yang harus ia katakan.

"Kerudungnya sudah kamu coba?" tanya Bagas. Raisya menatap Bagas,

"Udah di coba doang," jawab Raisya singkat.

"Saya tau kamu masih merasa kehilangan Ledta Yudha, saya akan nunggu kamu," lagi lagi, air mata lolos dari mata Raisya.

Membayangkan menikah dengan tentara dan mengulang peristiwa yang terjadi pada Yudha dengan orang yang berbeda.
"Aaaarrrgghhh...," teriak Raisya sambil meremas kasar rambutnya.

"Jangan sakiti diri sendiri," ucap Bagas berusaha melepas cengkraman tangan Raisya di rambutnya.

"Aku gak mau... Pergi dari sini...," teriak Raisya.

Sejak saat itu, Raisya menjadi sensitif melihat laki-laki memakai baju loreng. Ingatannya kembali ke Yudha.

"Saya akan pergi kalau itu mau kamu," Bagas berjalan gontai keluar ruangan Raisya. Sementara Raisya masih menangis dan berteriak.

"Dimana bang Yudha?? Aku lagi sakit masa gak dateng?" teriak Raisya semakin menggila.

"Nyebut sya nyebut," bunda Raisya mengelus tangan anaknya itu.

Tokk... Tok...

Rayyan membukakan pintu dan terlihat sosok tinggi tegap yang Raisya juluki 'kembaran Yudha'. Rey membawa buket bunga berisi uang seratus ribu.

Raisya tidak ingin melihat Rey yang wajahnya persis sekali dengan Yudha. Ini hanya membuat Raisya kembali teringat dengan sosok Yudha.

"Sya... Saya tunggu kesiapan kamu," ucap Rey to the point.

"Aku gak mau," jawab Raisya singkat.

"Kenapa? Bukannya saya mirip Yudha?" tanya Rey heran.

"Justru itu, karena bang Rey mirip Yudha makanya Acha gak mau," jelas Raisya.

"Loh...," Rey tidak habis pikir dengan Raisya.

"Udah lah... Aku mau sendiri," secara tidak langsung ucapan Raisya mengusir Rey.

"Oke... Saya pergi," balas Rey tanpa pikir panjang meninggalkan gadis itu

"Sya... Kamu sopan sedikit dong," protes Rayyan merasa tidak enak pada Rey.

"Aku mau sendiri, emang salah?" sungut Raisya.

Tak lama setelah Rey pergi, datanglah dokter Nayla membawa sebuah amplop. Mungkin itu adalah surat diagnosa, pikir Raisya.

"Ini ada surat dari pendonor," dokter Nayla memberikan amplop itu.

Raisya hanya terheran-heran.

"Ini dari orang yang donor ginjal ke saya?" tanya Raisya.

"Iya," balas dokter Nayla dan keluar dari ruangan Raisya.

Raisya mulai membuka isi dari amplop itu. Siapa tau uang, pikirnya.
Terlihat selembar kertas.

Dear Letnan|TNI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang