Kembaran?-36

2.2K 108 10
                                    

Raisya masih belum percaya kalau Yudha meninggal. Raisya membaca ulang chat-nya dengan Yudha. Raisya kembali menangis. Semua teman-temannya mengucapkan bela sungkawa.
"Yang sabar sayang...," ucap bundanya sambil memeluk Raisya.

Setiap 2 hari sekali, Raisya berkunjung ke kuburan Yudha. Ya... Meskipun agak jauh. Hari ini Raisya kembali mengunjungi kuburan Yudha dan membawa setangkai bunga mawar.

Raisya melangkahkan kakinya. Masih banyak bunga-bunga segar yang menghiasi kuburan Yudha. Raisya berjongkok dan mengusap nisan kuburan Yudha. Lagi-lagi, Raisya menangis. Raisya meletakkan bunga mawar yang dibawanya.

"Abang... Kan abang udah janji mau nemuin Raisya... Kok abang gini sihh," ucap Raisya sambil menangis.

Saking seringnya Raisya ke kuburan Yudha, sampai-sampai penjaga kuburan hafal dengan Raisya.

"Abang... Hiks hiks...," tangis Raisya kembali pecah ketika mengingat hal sweet yang Yudha lakukan pada Raisya.

"Raisya...," suara berat yang Raisya sangat kenali.

"Abang... Raisya ikhlas abang pergi... Abang yang tenang yah...," suara itu persis seperti suara Yudha. Hal itu membuat Raisya ketakutan.

"Raisya...," panggilnya lagi.

"Abang jangan becanda dong... Aku tau abang suka becanda... Tapi candaan abang jangan dibawa ke kubur juga," Raisya semakin takut dan enggan untuk menengok.

"Saya enggak becanda Raisya," balasnya.

Raisya berdiri pelan-pelan dan menengok ke belakang. Seseorang itu persis seperti Yudha dan tersenyum ke Raisya.

Raisya mundur ke belakang dan hampir menginjak kuburan Yudha. Raisya juga hampir jatuh namun di tahan oleh Rey. Ya, laki-laki yang persis dengan Yudha itu adalah Reynaldi, kakak kandung Yudha.

Raisya menutup matanya dan terus bergumam, "Bang Yudha yang tenang yah...," tangan Raisya memegang lengan Rey, sementara tangan Rey menahan pinggang Raisya agar tidak jatuh.

"Saya bukan Yudha," balas Rey.

Raisya membuka matanya dan melihat Rey masih memakai baju dinasnya. Akhirnya Raisya percaya itu bukan Yudha, karena ia melihat name tag Rey.

"Saya Rey... Reynaldi Adhiyasa," Rey menjulurkan tangan.

"Raisya," Rey dan Raisya berjabat tangan.

"Saya sudah tau kamu dari Yudha," ujar Rey.

"Abang ini... Siapanya bang Yudha?" tanya Raisya penasaran dan sukses membuat Rey tertawa.

"Saya kakaknya Yudha," jawab Rey masih dengan sisa-sisa tawanya.

"Oalaaahh pantesan mirip," ujar Raisya. "Tapi, bedanya bang Yudha sama bang Rey apa yah?" Raisya mengamati wajah Rey dan mengingat wajah Yudha.

"Gak ah, saya sama Yudha beda jauh," balas Rey sambil terkekeh.

"Nah iya... Itu...," akhirnya Raisya menemukan perbedaan Yudha dan Rey.

"Apa?" tanya Rey.

"bang Rey punya lesung di sebelah kanan, bibir bang Rey lebih tipis. Kalo bang Yudha lesungnya di pipi kiri," Raisya mendeskripsikan secara rinci.

Rey mengangkat satu alisnya, "Sedetail ini kamu,"

"Bang Rey...," panggil Raisya.

"Heum?" sahutnya.

"Kenapa bang Yudha gak di makamin di Padang?" tanya Raisya.

"Itu memang kemauan Yudha dikuburkan di Bandung," jawab Rey.

Dear Letnan|TNI✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang