chapter 8

7.1K 641 20
                                    

" Tuan Xiao, kau sungguh memilih mati dari pada menunduk pada Tuan Muda? "

" Kalau dengan menunduk aku bisa mendapatkan kebebasan, aku bersedia. Kalau hanya untuk menjadi sebuah barang diranjangnya seperti mayat hidup, aku tidak bersedia "

" Tuan Xiao.. "

-Ruang Istirahat Wang Yibo

Pria arogan itu sedang duduk santai diatas sofa tunggal miliknya, memantau dari televisi besar dihadapannya yang terhubung langsung dengan CCTV dihutan sana memperlihatkan seorang pria malang yang dibawa oleh dua bodyguard masuk kedalam hutan, berjalan layaknya mayat hidup, memeluk beberapa kertas yang masih bersih tanpa coretan.

" Tuan muda, hukuman untuk Tuan Xiao bukankah terlalu kelewatan? "

" Feng De nampaknya 'Etika pengurus rumah tangga' yang kau tulis sepenuh hati tidak bisa kau jalankan sendiri. Tidak disangka kau mulai meragukan Tuanmu "

" Aku hanya khawatir pada Tuan Muda, bukankah yang anda inginkan adalah anak? Kalau Tuan Xiao tidak bisa bertahan.. "

" Aku terlalu baik padanya, tunggu sampai dia merasakan rasa hampir mati, dia akan menyerah "

" Kalau.. "

" Tidak ada kalau, Pergi semuanya! Pergi!! "

" Baik.. "

Feng De sudah mendapatkan penghargaan tertinggi sebagai pengurus rumah tangga, selalu menjaga kehormatannya, tidak banyak bicara. Sekarang dia bahkan bisa meminta belas kasihan demi seorang pria yang berpura-pura, jangan bilang dia tertarik.

Cih, berani juga, semua karena pria ini, pria yang berani menertawakan ku dan menyuruh ku minum obat. Dia pantas mendapatkan sedikit pelajaran.

Wang Yibo beralih menekan remot kecil ditangannya, seketika sudut CCTV itu berubah, memperlihatkan sosok pria malang yang sedang berdiri dengan tatapan kosong, sedih dan hampa, tak ada ekspresi yang ditampakkan, rambut yang mulai memanjang bergerak diterpa angin sejuk dalam hutan, bola mata sayu tanpa kehidupan, sosoknya yang dulu ceria kini terlihat bak mayat hidup , menatap kebawah tanpa tujuan, diam seribu bahasa.

Pria paranoid itu menatap tanpa berkedip, remot ditangannya jatuh tanpa ia sadari, tangannya meremas erat dadanya, entah apa yang ia rasakan, air mata lolos membasahi wajah tampan itu, dia menggertakkan giginya, " Cih sial!. "

.

.

.

.

.

-Hari pertama dihutan

Apakah ini gambaran terakhirku terhadap dunia ini? Tidur panjang dihutan bagi seorang yang tidak dipedulikan, tidak dipercaya, kelihatannya bukan akhir yang buruk.

Xiao zhan duduk bersandar pada batang pohon besar " Ah benar, Pengurus Feng memberi ku kertas gambar sebelum masuk "

" Tuan Xiao adalah seorang komikus, pasti suka sekali menggambar, mencari pelampiasan disaat saat terakhir juga bagus "

" aku jadi ingat saat pertama kali aku menggambar orang.. "

-Flashback On

" Xiao zhan gambar aku yang bagus yaa "

" Jiacheng digambar bagaimana pun akan bagus, kau yang paling cantik! "

" Cantik itu menggambarkan wanita, aku ingin melihat zhan menggambarku seperti apa "

" Suatu hari kau akan melihatnya! "

" Tunggu sampai aku bisa melihat, Zhan menikah denganku ya!! "

.

.

.

" Ayah takut aku membuat malu jika terlihat, jadi aku dikirim untuk dirawat dikeluarga mu, orang lain juga tidak suka aku, karena aku buta menyusahkan. . Hanya kau yang peduli padaku Xiao zhan, kau harus tetap bersamaku, kalau tidak ada kau, walaupun aku bisa melihat dunia, tapi tidak ada arah "

-Flashback Off

" Remaja yang pernah takut kehilangan arah tanpa ku, kini sudah melupakanku sepenuhnya, dia sudah tau mau kemana, pergi kesegala tempat, tapi dia tidak akan datang ke tempat ku. Bodoh sekali.. Hahaha "

Xiao zhan menenggelamkan wajahnya ditumpukan kertas putih itu, menangis lalu tertawa, mengusap air mata dengan tangannya, lalu mulai menggambar sketsa seseorang.

-Hari kedua dihutan

Xiao zhan memegang perutnya yang mulai bersuara " Lapar sekali.. Lambungku sakit.. " dia menatap sekitar, memperhatikan daun-daun hijau besar yang menampung sedikit air " minum sedikit air seharusnya.. "

" Waaaaaa!! " Zhan berteriak histeris saat sebuah batu kecil mengenai tangannya, dia menatap kedepan, terlihat dua orang pria memakai jas hitam lengkap dengan kacamata sedang memantaunya.

Berencana membuatku mati kelaparan ya, ternyata Wang Yibo cukup kejam, setetes air pun tidak bisa, huuuhh. Bagus juga, lebih cepat mati bisa mengurangi rasa sakit ini.

Pria malang itu menghala nafasnya, kembali duduk bersandar pada batang pohon besar.

Beberapa tahun ini, aku dijauhi keluargaku karena Jiacheng. Semua menganggap aku seharusnya tidak merebut kebahagiaan adikku. Dengan terus Mengganggunya..

" Walaupun kau dan Jiacheng dulu berteman baik, itu hanya urusan anak kecil, sekarang dia sudah dewasa, walaupun dia tidak hilang ingatan, dia juga tahu dia menginginkan adikmu, sadar diri kau! Mau berpacaran dengan seorang pria? Kau sudah gila zhan! "

" Xiao zhan, aku sungguh berharap aku tidak pernah mengadopsimu. Pergilah jangan pernah kembali kecuali tahun baru! "

Aku tidak akan kembali walaupun tahun baru, aku tidak akan datang, kalau aku sudah menghilang semua orang akan lega....












Tbc.

Semangatin author dengan memberi votemen😁😙





Boss ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang