🍥 𝐜𝐫𝐮𝐬𝐡 "i will get your heart"

923 90 0
                                    

🍥 𝐜𝐫𝐮𝐬𝐡
“i will get your heart”

Diruang makan hanya terdengar suara dentuman piring dan sendok yang saling beradu. Satu keluarga kecil ini memang berkumpul dan makan bersama tapi tidak ada satupun dari mereka yang buka suara. Semuanya memilih untuk diam terlepas dari masalah mereka semalam yang membuat satu keluarga ini jadi saling membisu.

Jeya yang merasa suasana diruang makan tidak seceria dan tidak seramai biasanya itu merasa bahwa semua ini karena kesalahannya. Akibat karena dirinya tidak bisa mewujudkan keinginan dari Rivan, yang mana akhirnya membuat pria itu marah bahkan bertengkar dengan Fara. Jeya merasa semua ini karena kesalahannya, jadi disini dirinyalah yang bertanggungjawab untuk mengembalikan suasana dirumah.

Gadis itu melirik kearah Jeno yang tengah fokus memakan nasi gorengnya dengan lahap, Jeno kalau sudah tentang makanan pasti laki-laki itu akan jadi anteng sama seperti ketika Jeno tengah tidur. Mau kondisi keluarga sedang tidak baik-baik saja, asalkan Jeno dapat makan dengan nikmat itu sudah cukup membuat Jeno acuh tak acuh akan masalah keluarganya sekarang ini.

Sebenarnya Jeya merasa tidak enak karena kegagalannya ini, Jeno jadi kembali memikul beban berat. Mau tidak mau adik satu-satunya itu akhirnya memutuskan untuk meng-iyakan permintaan dari Rivan yang menyuruh Jeno agar mencalonkan dirinya sebagai ketua OSIS disekolah laki-laki itu.

Sudah mengikuti ekskul banyak disekolahnya, dituntut untuk mendapatkan nilai yang baik dan tetap stabil. Ditambah lagi Jeno harus mengikuti organisasi yang sama sekali tidak laki-laki itu minati.

Bahkan diantara semua ekskul yang Jeno ambil, yang paling Jeno minati hanyalah basket saja. Selain itu dirinya mengikuti ekskul tersebut hanya karena kehendak dari Rivan. Tapi meskipun begitu, Jeno harus bisa bersikap seolah-olah laki-laki itu nyaman ikut ekskul yang disarankan oleh Rivan.

Jika dipikir-pikir beban dipundak Jeno lebih berat daripada beban dipundak Jeya. Jadi, sebagai kakak yang baik, yang bisa Jeya lakukan hanyalah menyemangati Jeno.

"Dek," bisik Jeya pelan. Jeno yang tengah memakan makanannya itu jadi menjeda kegiatannya dan menatap Jeya dengan tatapan bertanya. "Berangkat sekarang yuk!" Ajak Jeya.

Lantas dengan tatapan terkejutnya Jeno segera menelan nasi gorengnya dan menatap Jeya dengan tatapan sengit. "Apa-apaan lo? Gila aja ini masih pagi banget tau nggak? Di sekolah lo juga belum ada siapa-siapa ini, disekolah gue juga pasti masih sepi," cerocosnya. Padahal itu hanyalah alibi Jeno saja, karena sebenarnya Jeno masih ingin nambah makanan lagi.

"Ish! Justru itu karena masih pagi jadi ayok berangkat sekarang aja. Gue mau pergi ke suatu tempat soalnya," jelas Jeya berharap Jeno mau mengerti. "Lagian lo udah makan banyak kan? Udah cukup itu buat ganjel perut sampai nanti magrib bahkan," celetuknya.

"Iyaaaa," akhirnya dengan malas Jeno segera mengakhiri kegiatan sarapannya dan segera meminum susu buatan Fara.

"Ma," panggil Jeno membuat Fara yang awalnya hanya melamun itupun menatap Jeno dengan tatapan kaget. "Jeno sama Kak Jeya mau berangkat ke sekolah dulu ya," ucapnya meminta izin.

"Loh? Kok pagi banget? Emang udah ada yang ke sekolah sepagi ini?" Tanya Fara heran.

"Udah kok, Ma," Jeya menjawab. "Soalnya Jeya hari ini piket jadi harus berangkat pagi. Kalo enggak nanti Jeya dimarahin lagi sama temen piketnya Jeya."

Crush | JaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang