🍥 𝐜𝐫𝐮𝐬𝐡 "i will get your heart"

671 57 29
                                    

🍥 𝐜𝐫𝐮𝐬𝐡
“i will get your heart”

"Kakak yakin mau keluar sama Jayden?" tanya Fara sembari memasukkan beberapa makanan ringan dan juga susu serta minuman kedalam tas milik Jeya.

Dengan semangat Jeya mengangguk dan terlihat yakin. Setelah dipikir-pikir, Jeya harus mulai bangkit dari keterpurukannya saat ini. Masalalu biarlah berlalu, namun selama Jeya masih bisa bernafas dan jantungnya masih terus berdetak, mau sesulit dan sesakit apapun hidupnya—harus tetap ia jalani dengan sekuat tenaga.

Karena hidup terus berjalan dan hidup akan selalu penuh dengan rintangan. Semua itu akan selesai ketika seseorang sudah tidak lagi bernyawa. Baru penderitaan yang dialami di dunia akan berhenti, dan akan memulai kehidupan yang kekal abadi yang sesungguhnya.

Jeya berpikir ia tidak akan menyia-nyiakan hidupnya hanya dengan terus terpuruk perkara masalah dimana ia dilecehkan. Gadis itu merasa tidak akan ada gunanya juga, mau ia terus menutup diri dan bersedih, itu semua tidak akan dapat merubah masalalunya.

Maka dari itu, ia memilih untuk menata kembali hidupnya demi masadepannya nanti. Jeya tidak ingin menyia-nyiakan hidupnya, karena hidup itu hanya sekali. Ada banyak hal yang belum Jeya lakukan di dunia ini.

"Iya, Ma. Kakak yakin, lagian Kakak udah kangen banget sama Jayden. Kangen sama Bunda Olivia juga. Kakak pengen bangkit dan jadi diri Kakak yang seperti dulu. Doain ya, Ma. Semoga Kakak berhasil," katanya sembari memegang kedua tangan Fara.

Fara menatap anak sulungnya yang amat ia sayangi ini dengan senyuman hangat. Ia merasa lega tatkala melihat anaknya ini sudah mulai membaik, hatinya terasa hancur pada saat melihat kondisi Jeya yang begitu buruk.

Wajar saja, Fara adalah seorang ibu dan terlebih lagi ia juga seorang wanita. Fara paham betul dengan apa yang di alami Jeya, Fara mengerti dan dapat merasakan sakit yang Jeya rasakan.

"Syukurlah kalau begitu, Mama jadi merasa lega dan bahagia ngeliat kondisi kamu sudah mulai membaik."

"Iya Ma, aku juga udah nggak sabar buat ketemu Jayden dan piknik sama dia." Iya, Jayden mengajak Jeya untuk pergi berpiknik. Hanya berdua saja.

Semalam ponsel Jeya sudah dikembalikan oleh Fara atas permintaan Jeya sendiri. Mau tidak mau Fara pun memutuskan untuk mengembalikan ponsel anaknya, dan tadi malam pun Jayden sudah menghubunginya dan mengatakan akan mengajak Jeya untuk pergi berpiknik pada hari ini.

"Hati-hati ya, kalau misalkan kamu merasa nggak enak badan atau capek. Ngomong sama Jayden, kalian bisa langsung pulang aja. Mama nggak mau kamu kenapa-kenapa," tutur Fara.

"Mama tenang aja, pasti Jayden bakalan ngejaga aku dengan baik kok. Mama percaya sama Jayden kan?"

"Tentu, kalau Mama nggak percaya sama Jayden. Nggak mungkin Mama bakalan mengizinkan kalian untuk pergi."

"Makasih, Ma."

"Sama-sama, sayangnya Mama."

Jeya memeluk Fara dengan sangat erat, ia merasa beruntung mempunyai seorang ibu sebaik dan sepengertian Fara. Meskipun Papanya adalah sosok yang sangat keras dan sangat banyak menuntut hal lebih dari Jeya, tapi beruntungnya Fara selalu ada di sisi Jeya dan menjadi alasan mengapa Jeya bertahan.

"Widih! Pagi-pagi udah pada berpelukan aja kayak Teletubbies." Suara bariton dari Jeno yang baru saja bangun dari tidurnya itu membuat atensi Jeya dan Fara teralihkan.

Crush | JaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang