🍥 𝐜𝐫𝐮𝐬𝐡 "i will get your heart"

655 65 71
                                    

🍥 𝐜𝐫𝐮𝐬𝐡
“i will get your heart”

+65 853...

Temuin gue di belakang sekolah.
Ada hal yang mau gue omongin sama lo.
Kalo nggak dateng kesini, gue anggap lo pengecut.

Lo siapa?

Bintang.

____________________________

Jayden menghela napasnya dengan gusar kemudian menyenderkan kepalanya ke bangku. Ini adalah jam istirahat, Jayden memilih tetap berada didalam kelas saja saat teman-teman kelasnya yang lain memilih untuk pergi ke kantin. Namun meskipun begitu Jayden sudah menitipkan uang kepada Juan agar membelikannya minuman dingin di kantin.

Setelah membaca pesan dari nomor tidak dikenal yang ternyata itu adalah nomor Bintang, Jayden jadi semakin tidak mood dan ingin segera pulang saja. Entah kenapa akhir-akhir ini Jayden merasa kalau banyak sekali masalah yang berdatangan pada dirinya, bukannya berniat untuk menghindar dari masalah bak seorang pengecut. Tapi bisa tidak sih kalau datang itu satu-satu aja? Jangan keroyokan begini, Jayden kan jadi pusing.

"Bintang kampret lagi, Bintang kampret lagi. Emang kayaknya tuh orang nggak capek ya terus buat masalah sama gue? Segitunya dia pengen buat hidup gue nggak tenang," cicitnya sembari terus menatap layar ponselnya yang masih menyala.

Di layar ponsel Jayden terlihat bahwa Jayden tidak keluar dari room chatnya dengan Bintang. Jayden masih memperhatikan profil dari kontak Bintang yang kosong dan di bawahnya tertulis terakhir dilihat pada pukul 10.15.

Apakah Bintang masih menunggunya di belakang sekolah? Apakah Jayden harus mengabaikan Bintang saja demi kenyamanan hidupnya? Ah! Tapi rasanya juga percuma, mengabaikan Bintang sama saja dengan semakin mencari masalah dengan laki-laki itu.

Mau tidak mau dengan tubuh yang nampak lesu, Jayden berdiri dari duduknya dan berjalan menuju ke belakang sekolah. Tahan Jayden, tahan, hanya tinggal satu semester lagi maka Bintang akan lulus dan Jayden bisa bersekolah dengan tenang tanpa harus ribut atau bertemu dengan Bintang.

"Kenapa?" tanya Jayden yang kini sudah berada di belakang sekolah dan nampak sekali didepannya ada laki-laki dengan menggunakan almamater berwarna abu-abu, dengan rambutnya yang sudah terlihat rapih dari belakang.

Laki-laki didepan Jayden ini membelakangi dirinya, Jayden sedikit berdecih saat melihat penampilan Bintang yang sangat jauh beda dari sifat asli laki-laki itu. Penampilannya terlalu malaikat untuk sikapnya yang keji layaknya seorang iblis.

Dan kemudian Jayden memperhatikan penampilannya sendiri dari atas sampai bawah, memang bukan seperti penampilan seorang murid teladan, tapi setidaknya perilakunya tidak sekotor Bintang. Kalau Jayden mau dan tidak malas, Jayden pasti bisa berpenampilan rapih seperti Bintang.

Tapi sayangnya Jayden tidak mau, karena menurutnya berpenampilan rapih seperti itu sangatlah jauh dari penampilan aslinya. Jayden ingin terlihat apa adanya, dan dengan penampilan acak-acakan inilah sosok asli Jayden. Padahal sebenarnya Jayden memang malas menggunakan atribut sekolah semacam dasi, topi, ataupun ikat pinggang.

Boro-boro menggunakan itu semua, orang seragam Jayden aja terlihat sangat polos karena tidak ada bet yang menempel di seragam laki-laki itu. Bahkan bet kelas saja tidak terpasang di seragam Jayden, terkadang para guru juga bingung sebenarnya Jayden ini dari kelas berapa. Itu semua karena Jayden tidak menggunakan bet sama sekali.

Crush | JaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang