🍥 𝐜𝐫𝐮𝐬𝐡 "i will get your heart"

653 73 77
                                    

🍥 𝐜𝐫𝐮𝐬𝐡
“i will get your heart”

"Ngapain lo disitu? Mau gue tabrak apa gimana?" Jayden memperhatikan Jeya yang pagi-pagi sekali sudah berada didepan teras rumahnya dengan seragam yang rapih dan juga senyuman Jeya yang sejujurnya terlihat nyaman dimata Jayden.

Gadis itu menghalangi jalannya yang kini baru saja mengeluarkan motornya dari dalam garasi. Sebenarnya Jayden tau mengapa Jeya pagi-pagi seperti ini sudah berada di rumahnya dengan wajah gadis itu yang dibuat seperti wajah seorang manusia yang berhati malaikat. Bertujuan untuk meluluhkan Jayden agar mau memberikannya tebengan ke sekolah.

"Galak banget sih lo, orang masih pagi juga udah mau marah-marah aja," celetuk Jeya dengan masih mempertahankan senyuman yang terpatri diwajahnya. Jeya berharap Jayden peka, jadi gadis itu sengaja tidak mengatakan tujuannya yang sepagi ini sudah berada di rumah Jayden.

"Gue juga marah-marah nggak jelas sepagi ini karena ada makhluk aneh disini," cemooh Jayden yang dapat menusuk relung Jeya. "Ngapain lo pagi-pagi kesini? Senyam-senyum gitu mukanya, pasti ada yang lo mau kan dibalik senyuman lo itu?" tebaknya tepat sasaran.

"Calon suami emang paling peka deh."

"Calon suami matamu!" hardik Jayden dengan cepat. Jeya langsung menunjukkan wajah masamnya, untung Jeya sudah terbiasa dengan sikap super menyebalkan Jayden.

"Jangan gitu lo, nanti kualat beneran kejadian. Terus lo beneran nikah sama gue suatu saat nanti," ucap Jeya dengan menyumpah-serapahi Jayden.

Laki-laki yang berada diatas motornya itupun merotasi kan bola matanya dengan malas. Ternyata salah kemarin Jayden mengatakan kalau ia cemburu disaat Jeya hendak menjenguk Bintang, dan lihatlah sekarang ini. Jeya nampak sangat kepedean bahkan gadis itu juga sudah ngarep hal yang macam-macam. Meskipun yang dikatakan Jayden kemarin juga tidak ada salahnya.

Sejujurnya selain khawatir, ada perasaan mengganjal lainnya yang membuat Jayden tidak nyaman disaat Jeya dekat dengan orang lain terutama Bintang. Apakah rasa mengganjal yang mengganggu dirinya itu dapat disebut dengan rasa cemburu?

"Amit-amit gue nikah sama lo. Yang ada gue bisa stress kalau punya istri aneh modelan kayak lo gini," lagi dan lagi Jayden tiada hentinya untuk meroasting Jeya. Jika saja gadis yang di roasting oleh Jayden ini bukanlah Jeya, mungkin gadis itu sudah menangis karena mendapatkan kata-kata sepedas ini dari mulut Jayden.

"Kata Mama gue kalau bicaranya udah kayak gini pasti bakalan kejadian beneran, fix nanti yang jadi istri lo itu gue."

"Ngaco! Bangun lo! Nggak usah ngimpi di pagi bolong kayak gini."

"Pagi bolong emang ada? Siang bolong anjir!" koreksi Jeya.

"Terserah gue dong, masalah kalau gue bilang pagi bolong itu ada?"

"Iya Jayden iya, adek ngalah ini."

"Najis."

Jeya sedikit terkekeh karena melihat Jayden yang sudah sangat kesal kepada dirinya. Mungkin jika ada seseorang yang bertanya, apa kebahagiaan Jeya? Cukup sederhana Jeya akan menjawab kalau; kebahagiaannya itu ketika ia dapat mengganggu Jayden hingga Jayden terlihat kesal dan memaki dirinya.

Harusnya Jeya sakit hati karena yang memaki dirinya ini adalah seorang laki-laki. Terlebih biasanya seorang perempuan akan cenderung gampang tersinggung dan sakit hati ketika ia dikatain yang tidak-tidak atau diperlakukan kasar oleh seorang laki-laki.

Crush | JaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang