🍥 𝐜𝐫𝐮𝐬𝐡 "i will get your heart"

595 59 84
                                    

🍥 𝐜𝐫𝐮𝐬𝐡
“i will get your heart”

"Dengan sepeda yang lo kasih kemarin, gue jadi bisa sekarang bersepeda. Makasih ya, Jay."

"Bagus dong, sama-sama," Jayden mengacak rambut Jeya dengan gemas.

Sore ini Jeya datang ke rumahnya dengan naik sepeda yang diberikan oleh Jayden tempo hari kepada gadis itu. Sepeda lipat berwarna biru muda yang dibelikan oleh Jayden untuk Jeya, bahkan di bagian setir sepeda itu, ada sebuah lonceng dan juga ada pita berwarna merah muda.

"Jayden."

Laki-laki yang tengah mengelap motor kesayangannya itupun menolehkan kepalanya tatkala Jeya memanggilnya. Jayden mengangkat sebelah alisnya, mulut laki-laki itu terdiam, menunggu apa yang akan Jeya katakan selanjutnya.

"Gue seneng," adalah kata yang selanjutnya terucap dari bibir manis Jeya. Senyum pun terukir di bibir gadis itu. Dan Jayden membalas senyuman tersebut.

"Seneng karena apa?" tanyanya sembari memeras kain yang akan ia gunakan untuk mengelap motornya setelah dicuci.

"Karena lo," Jayden nampak menatap Jeya dan mengangkat satu alisnya. "Gue nggak nyangka, kalau sikap lo dulu yang kaku bakalan berubah jadi peduli sama gue kayak gini. Tapi, sikap nyebelin lo belum hilang sih."

Terdengar kekehan dari Jayden tatkala mendengar kalimat terakhir yang Jeya ucapkan. Jayden merasa ia telah menelan ludahnya sendiri, siapa yang dulu ingin Jeya menjauhi dirinya? Siapa juga yang dulu selalu menyakiti Jeya? Siapa yang ingin Jeya berhenti mengejar-ngejar dirinya?

Orang itu adalah Jayden, namun setelah sekian lama Jayden baru sadar bahwa sebenarnya ia juga memiliki rasa simpati kepada Jeya selama ini. Hanya saja Jayden belum menyadarinya.

Cibiran-cibiran yang dulu didengarkan oleh Jayden dari mulut ke mulut karena ia telah menolak gadis sebaik, sepintar, dan semanis Jeya. Kini Jayden sadar, kalau dulu dirinya sangatlah bodoh.

Dan untuk saat ini, sebelum Jeya memilih untuk pergi meninggalkannya dan berhenti mengejarnya karena sudah lelah. Jayden tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi, nanti jika waktunya sudah tepat, Jayden akan mengatakan kepada Jeya kalau ia juga mencintai gadis itu.

"Jayden!" panggil Jeya dengan nada kesal.

"Apaan?"

"Lo dengerin gue nggak sih? Kok lo cuma diem aja dan nggak ngerespon ucapan gue?"

"Harus banget gitu gue respon ucapan lo yang nggak bermutu sama sekali?" celetuknya dengan sengaja memancing amarah Jeya.

"KAN MULAI!" gerutu Jeya sembari menendang ember berisi air yang ada disebelah Jayden. Hingga tumpahan tersebut mengenai baju dan celana Jayden sampai basah.

"Anjing!" umpat Jayden menatap Jeya tajam.

Bukannya merasa bersalah, Jeya justru tertawa terbahak-bahak sembari menyumpah-serapahi Jayden. Gadis itu nampak sangat puas karena sudah dapat membuat Jayden kesal.

Hitung-hitung membalas perbuatan Jayden barusan yang telah sukses membuatnya merasa kesal. Dan sekarang lihatlah, giliran laki-laki itu yang merasakan apa yang Jeya rasakan barusan.

"Ketawa lo?" kata Jayden sembari menatap Jeya yang masih belum berhenti tertawa sampai sekarang.

Gadis itu nampak bahagia diatas penderitaan Jayden. Ya memang sih sore ini Jayden belum mandi, karena laki-laki itu berpikir bahwa ia akan mandi setelah selesai mencuci dan mengelap motornya.

Crush | JaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang