🍥 𝐜𝐫𝐮𝐬𝐡 "i will get your heart"

675 76 68
                                    

🍥 𝐜𝐫𝐮𝐬𝐡
“i will get your heart”

PLAK!

"KAK!" Jeno menatap Jeya dengan tatapan terkejutnya tatkala melihat kakaknya itu menampar pipi Jayden dengan sangat keras. Bukannya segera menolong Jayden yang dalam keadaan tidak baik-baik saja, dengan marahnya Jeya malah memukul Jayden dengan keras. Saking kerasnya hingga membuat kepala laki-laki itu tertoleh kesamping.

Rasanya begitu panas dan perih, bahkan pipi Jayden kini mulai memerah karena tamparan dari Jeya. Saking kerasnya tamparan yang diberikan Jeya kepada Jayden, tangan gadis itu juga sedikit terasa panas.

Meskipun sudah mendapatkan tamparan dari Jeya hingga membuat rasa sakit yang Jayden alami kini bertambah berkali-kali lipat. Laki-laki itu terlihat enggan untuk menanyakan atau membentak Jeya dan membela dirinya, seharusnya Jayden marah dan protes kepada Jeya. Apa kesalahan laki-laki itu sehingga dengan tiba-tiba dirinya dipukul dengan keras seperti tadi oleh Jeya.

"Lo kayaknya emang nggak pernah mau dengerin apa kata gue ya, Jay. Lo kayaknya emang nggak pernah mau menghargai gue sedikitpun ya. Gue cuma mau dihargai sama lo, Jay. Kali ini aja, kali ini doang!"

Mata Jeya memerah seolah menahan sesuatu yang hendak keluar dari kedua matanya. Jeya melirik kearah Jeno yang berada dibelakangnya. Memberikan kode dengan gerakan matanya agar adiknya itu pulang saja. Jeno yang paham pun segera mengangguk dan keluar dari rumah Jayden. Suasana saat ini sedang tidak baik-baik saja, Jeya terlihat sangat marah.

"Waktu itu di sekolah gue khawatirin keadaan lo tapi lo acuh dan malah ngusir gue. Oke, gue maafin hal itu karena emang pada dasarnya sifat lo itu kayak gitu dari dulu. Tapi sekarang? Ini apa Jay?! Lo beneran mau buat gue mati, huh?! Lo pikir gue nggak ikut sakit apa liat keadaan lo kayak gini? Apa yang harus gue katakan sama Bunda nanti kalo Bunda udah pulang, Jay. APA?!"

Jayden diam, entah dia diam karena malas berdebat dengan Jeya atau karena ia diam perkara merenungkan kesalahannya dimana sehingga dapat membuat Jeya se-murka ini padanya. Seumur-umur Jayden kenal Jeya, baru kali ini laki-laki itu merasakan tamparan Jeya. Baru kali ini Jeya menamparnya dengan sangat keras seperti ini.

Mungkin memang Jayden sudah melakukan kesalahan yang dapat membuat Jeya se-marah ini. Jayden tahu betul Jeya adalah gadis yang gampang sekali khawatir dengan orang yang ia sayangi, gadis itu akan melakukan apapun untuk keselamatan seseorang yang Jeya sayangi.

Contohnya saja sudah ada pada Jeno, Jeya rela mendonorkan satu ginjalnya untuk menyelamatkan nyawa Jeno. Karena apa? Karena Jeya begitu menyayangi Jeno, jika sudah menyangkut keselamatan seseorang yang Jeya sayangi, Jeya akan berusaha menghalalkan segala cara agar orang yang gadis itu sayangi selalu aman.

"Gue sayang sama lo, Jay. Oke kalo misalkan lo nggak mau balas perasaan gue atau lo nggak bisa suka sama gue, oke kalo misalkan lo cuek terus dan bahkan selalu mengatakan hal-hal yang bisa nyakitin hati gue. Tapi please, untuk satu hal ini aja, tolong dengerin gue. Tolong, Jay. Gue nggak mau lo kenapa-napa," ujar Jeya dengan suara melemah.

"Keselamatan lo itu, lebih penting dari apapun yang ada di dunia ini. Lo itu cowok yang gue cintai, lo itu anak satu-satunya Bunda. Lo itu adalah alasan mengapa Bunda masih bertahan sampai sekarang, hargai Bunda dengan cara lo mikirin diri lo."

"Udah selesai bicaranya?" tanya Jayden dengan suara beratnya. Tatapan laki-laki itu dengan tajamnya menusuk indera penglihatan Jeya, membuat Jeya terpaku.

Crush | JaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang