家に帰りたい

702 179 2
                                    

Semua orang dibuat kebingungan kala Riki menarik mereka dengan paksa untuk berkumpul di kamarnya  tepat setelah Jaekwan berangkat ke kebun. Kini semuanya tengah menatap Riki yang baru saja menutup pintu dan menguncinya. Pemuda itu mengabaikan tatapan penuh tanya yang dilayangkan oleh seluruh saudaranya.

Riki pun berjalan mendekat, sebelum itu ia meminta para saudaranya untuk duduk membentuk setengah lingkaran. Setelah sudah terbentuk posisi setengah lingkaran, Riki membawa dirinya untuk duduk di tengah-tengah, menghadap ke arah para saudaranya.

"Ini lo kenapa sih?" tanya Jake dengan alis mengkerut.

"Gue mau pulang."

"Lah? Ngumpulin kita semua cuma buat bilang gitu? Kemarin mau pulang, tapi lo ngambek, gimana si anjir. Ngga jelas lo." Jake setengah kesal. Sementara Riki berusaha untuk tidak menanggapinya dengan emosi.

"Gue mau kita pulang, sebelum om Jaekwan pulang. Kita lari, mobil kita udah ngga bisa dipake. Yang penting kita lari sampe kota, di sana kita baru bisa mikirin kendaraan."

"Gue ngga ngerti rik, kenapa tiba-tiba lo bilang kaya gini." Jay menggelengkan kepalanya. "Kenapa? Lo diganggu kaya Jungwon juga?"

Riki terdiam sejenak. Di ambilnya napas panjang dengan mata terpejam, sebelum akhirnya ia membuka suara. "Om bukan orang baik, dia nyimpen mayat cewe di lantai tiga, terus dia ngincer bang Jungwon karena mayat cewe itu mirip sama bang Won."

"Hah????" Bisa dikatakan semua orang mengucapkan hah?? Secara bersamaan.

"Gue serius," ucap Riki dengan wajah yang amat serius, telapak tangan kirinya tampak mengepal, ada butiran keringat dingin di dahinya. Riki juga benar-benar terlihat seperti orang yang ketakutan. "Pagi tadi gue masuk ke kamar lantai tiga, di sana gue liat ada mayat yang ditidurin di atas kasur. Kaya mayat yang diawetin.  Terus ngga lama om Jaekwan masuk bawa kotak perkakas, dia cerita sama si mayat abis rusakin mobil kita buat nahan kita pulang. Dia juga bilang mau bang Won. Dia bilang ke mayatnya kalo dia ngga bakal jadiin bang Won kaya si mayat kalo bang Won nurut. Om kita udah bunuh orang, ntah itu kapan tapi yang gue liat beneran mayat .... Sumpah, gue kali ini ngga bercanda. Gue serius. Lo bisa liat sepucet apa muka gue tadi kan??? Atau, bahkan sekarang???"

Memang Riki sedang tidak terlihat berbohong ataupun sekedar bercanda untuk menaku-nakuti. Tapi tak dapat dipungkiri juga bahwa semua orang masih merasa kurang percaya bahwa orang sebaik Jaekwan mengawetkan mayat di rumahnya sendiri dan memiliki niat buruk kepada keponakannya sendiri.

"Cek mobil van kita sekarang kalo lo pada masih ngga percaya. Gue jamin 100% kalo itu ngga akan nyala."

"Bang Hoon," panggil Jungwon kepada Sunghoon. "Jangan-jangan gue disuruh pergi dari sini karena alesan ini??"

"Agak masuk akal, tapi masa iya anjir? Om Jaekwan??" Jake mengusak surainya kasar. Sementara Sunghoon sendiri hanya diam.

"Di dunia ini semuanya bisa jadi jahat, bahkan keluarga kita sendiri," ucap Sunghoon.

Riki mengarahkan dirinya duduk menghadap Sunghoon. "Lo percaya sama gue kan bang? Sekarang, ayo cek. Kita masih punya kesempatan buat pergi dengan cara lari karena pas om balik kita pasti udah jauh dari sini."

"Ayo lah, kalian harus percaya. Keterlaluan banget gue kalo sampe bercandain hal kaya gini! Pikirin bang Won juga, dia paling ngincer bang Won!" Kali ini Riki menatap seluruh saudaranya secara satu persatu. Kesal karena sebagian saudaranya terlihat tidak yakin. Padahal dirinya sudah terlihat luar biasa semaput. Takut jika hal buruk terjadi kepada dirinya ataupun yang lain.

Tanpa aba-aba, Heeseung sebagai kakak tertua pun bangkit. "Kita cek van kita sekarang."

"Ngga, kita langsung kabur aja," sahut Sunghoon tanpa ragu. "Buang waktu, takut om tiba-tiba pulang. Bakal makin susah nyari waktu kabur kalo dia udah pulang."

Heeseung memanggut-manggutkan kepalanya. Informasi yang disampaikan oleh Riki sudah dipastikan benar. Untuk apa mereka membuang waktu untuk memastikan ulang??

"Hubungin pihak berwajib, jangan ada yang hubungin bunda dulu, nanti dia khawatir. Sekarang kita semua ganti baju pake hoodie, semua bawa hoodie kan? Pake masker juga. Karena itu bisa nutupin wajah kita semua kalau ada kemungkinan buruk—om pas-pasan sama kita dan ngejar kita. Sekarang, mencar! 10 menit mendatang, gue tunggu di gerbang depan."

A Truth | Ft. Enhypen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang