公園

1.1K 218 3
                                    

Selepas sarapan dan berkumpul sebentar di ruang tengah, Jaekwan mengajak para keponakannya untuk pergi ke kebun jagung yang ia miliki. Katanya letaknya tak begitu jauh dari rumah—bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Semua orang terlihat begitu antusias, kecuali Jungwon. Pemuda itu masih terbayang-bayang dengan hal yang ia lihat di kamar Jay dan Sunghoon tadi. Meskipun Sunghoon sudah berusaha menenangkannya, tetap saja Jungwon merasa takut dan agak merinding.

Baru pertama kali ia mengalami hal seperti itu. Lain halnya dengan Sunghoon yang memang sejak kecil sudah termasuk ke manusia yang peka terhadap hal tak kasat mata. 

"Won, ikut nggak lo?" tanya Sunoo, menyikut tangan Jungwon yang kebetulan duduk tepat di sebelahnya.

Sebagai respon Jungwon pun menganggukkan kepalanya. Meskipun sebenarnya Jungwon tidak tertarik untuk ikut. Pemuda itu hanya terlalu takut jika harus sendirian di rumah.

Di detik berikutnya Jaekwan pun meminta mereka untuk siap-siap. Orang yang paling semangat saat ini adalah Jay. Karena dia adalah pecinta jagung. Terlebih jagung bakar. Jay bisa menghabiskan lima jagung bakar sekaligus karena saking sukanya. Pun ia sudah meminta izin kepada Jaekwan untuk mengambil beberapa, katanya mau dibuat bakar-bakar bersama saat malam tiba.

Sunghoon dan juga Jungwon naik tangga beriringan untuk pergi ke kamar masing-masing, hendak  bersiap dan mengambil ponsel. Saat Sunghoon berbelok masuk ke kamarnya tanpa menutup pintu, Jungwon ikut berhenti. Bisa ia lihat Jay dan juga Sunghoon yang kini sedang berinteraksi. Di kamar itu, memang benar-benar hanya ada dua kakaknya.

Menghembuskan napas kasar, Jungwon memejamkan matanya. Berusaha meyakinkan diri bahwa hal tadi hanyalah sapaan dari mereka. Seperti hal yang sempat Sunghoon katakan tadi. Bukan berarti Jungwon akan terus menerus dilihatkan hal seperti tadi kan???

"Bang!!"

Jungwon terjingkat, menoleh cepat ke arah Riki dan hendak meninjunya. Karena sumpah demi apapun Jungwon benar-benar dibuat sangat terkejut. Bahkan kini jantungnya berhasil dibuat berdebar tak karuan.

"Tumben bang mau nonjok gue," ucap Riki, "lagian lo bengong  bae. Buruan, makin siang nanti di sana makin panas. Lumayankan kesana selain dapet jagung bisa foto-foto." 

Kali ini Riki tertawa sambil menutup mulutnya. Membuat Jungwon mendecak kesal. Entah kapan ketengilan adiknya itu akan hilang. Di antara mereka berenam, tidak ada yang tidak pernah dibuat kesal oleh Riki.

"Sabar," ketus Jungwon.

Saat Jungwon melihat ke kamar lagi, ada Sunghoon yang kini balas menatap ke arahya. Hal itu membuat Jungwon tersenyum kaku dan segera membawa kakinya untuk bergerak menuju kamar. 

—A TRUTH—

Kebun jagung milik Jaekwan sangat luas. Begitu tiba di sana, mereka semua pun melihat beberapa pekerja yang sedang sibuk memanen. Membuat Jay yang melihat itu bersemangat untuk membantu, tidak perduli seterik apapun sinar matahari dari atas sana. Yang jelas, Jay langsung menghampiri salah satu pekerja dan membantunya tanpa berbasa-basi.

"Woi! Foto foto! Gece!" teriak Riki, tangan kanannya menarik lengan Sunoo untuk ikut bersamanya. Sementara tangan kirinya sibuk melambai, memanggil yang lain untuk bergabung.

Dengan tak kalah semangat, Jake pun menyusul kedua adiknya. Menyisakan Heeseung, Sunghoon dan juga Jungwon yang masih setia berdiri berdampingan dengan Jaekwan.

Heeseung sebagai kakak tertua hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Ia akan membiarkan adik-adiknya melakukan apapun selagi tak menimbulkan masalah.

A Truth | Ft. Enhypen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang