心配

712 170 8
                                    

Rasanya Jungwon merasa tak pantas karena dirinya dapat meneguk banyak air dan memakan makanan enak, sedangkan para saudaranya masih tertinggal jauh di belakang sana tanpa ia ketahui masih selamat atau tidak. Karena itu Jungwon hanya meneguk sedikit air dan juga memakan sedikit makanan. Kepalanya tertunduk lesu. Meskipun sudah berada di tempat aman, pikirannya masih tertinggal jauh di belakang. Ia masih mengkhawatirkan para saudaranya.

Hal yang sama pun turut dilakukan oleh Sunoo.

Keduanya telah selesai memberi kesaksian kepada pihak berwenang. Kabarnya orang-orang itu juga sudah mulai bergerak untuk mencari Jaekwan beserta Heeseung dan yang lainnya di pedalaman sana. Jungwon dan Sunoo pun telah menghubungi orang tua mereka juga.

Menghela napas pelan, kemudian Jungwon menoleh ke arah Sunoo yang tengah menatap kosong ke depan. "Mereka ngga bakalan kenapa-kenapa kan?"

"Iya, pasti." Sunoo menjawab tanpa menoleh.

"Gue takut. Gue takut bang Hee, Hoon sama Jay masih ada di rumah itu. Gue takut bang Jake sama Riki udah ditangkep juga. Gue takut."

Setelah mendengar itu, Sunoo pun menolehkan kepalanya. Menatap sang adik yang matanya sudah berkaca-kaca. Sudut bibir Jungwon juga bergetar seperti menahan tangis. Sunoo pun dalam keadaan yang sama, dia juga sama takutnya. Tapi, sebagai seorang kakak ia masih harus menenangkan Jungwon.

"Percaya sama mereka, Won. Kita juga udah sampe sini, bantuan buat mereka lagi di perjalanan. Kita pasti pulang dengan jumlah lengkap."

"Kalo ada yang kenapa-kenapa gimana ...."

"Buang dulu pikiran jeleknya."

Menggeleng. "Ngga bisa bang. Semuanya karena gue. Karena mau ngelindungin gue mereka jadi masih ada di sana."

Sunoo terdiam sejenak. Kedua matanya memicing kesal. "Terus dengan lo merasa bersalah gini bakal bisa bantu mereka gitu?? Pikirin aja yang baik-baik, Jungwon. Jangan yang jelek. Doain yang terbaik buat mereka semua. Jangan nyalahin diri lo terus. Hal yang terjadi hari ini bukan salah siapapun, maupun lo ataupun Riki. Inget, sekali lagi, bukan salah siapapun."

"Tapi ... gue gabisa ..." suara Jungwon gemetar, "mikirin seharusnya kita lagi ... nyiapin .. malem tahun baruan, seneng seneng bareng ... kenapa malah .. malah jadi ka-kaya gini??" Pada akhirnya tangisan Jungwon pecah. Air matanya turun dengan deras dari pelupuk matanya hingga ke dagu. Pundaknya bergetar dan isakannya terdengar cukup keras.

Sunoo tak mampu menjawab lagi. Hanya bisa diam memandang adiknya yang tengah menangis tersedu-sedu. Kalau dipikir-pikir, memang seharusnya malam ini mereka menyiapkan acara tahun baru. Menyiapkan jagung untuk dibakar dan juga petasan untuk memeriahkannya. Sunoo kembali menunduk. Mencoba menyembunyikan dirinya yang sepertinya akan ikut menangis juga.

Hingga beberapa sekon setelahnya, Sunoo menarik Jungwon untuk ia peluk. Pelukan erat dan juga sebuah elusan pada punggung untuk menenangkan adiknya.

Hal yang bisa keduanya lakukan saat ini hanyalah menunggu para saudaranya kembali dan berdoa mereka kembali dengan jumlah yang lengkap.

— A Truth —


Heeseung, Riki, Jake dan Sunghoon berjalan membentuk barisan menyusuri hutan di tengah kegelapan dengan Heeseung yang memimpin di depan. Suara jangkrik dan hewan-hewan lainnya menemani tiap langkah mereka saat ini.

Di barisan paling belakang ada Sunghoon yang sibuk memikirkan kenapa sosok yang mengatakan akan membantu mereka itu tiba-tiba menghilang. Karena disaat-saat seperti ini, sosok itu sangat ia butuhkan. Rasanya terlalu lawan untuk terus bergerak di dalam kegelapan, Sunghoon takut ada bahaya lain yang mengancam selain para pesuruhnya Jaekwan. Mau bagaimanapun, hutan adalah hutan. Tempat segala jenis hewan tinggal. Selain takut dengan hewan buas, Sunghoon juga takut mereka berakhir berada di tepi jurang dan jatuh ke dalamnya.

A Truth | Ft. Enhypen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang