"Tidak.. jangan.."
Gadis itu meratap, memohon pada sosok lelaki yang sedang mengukungnya diatas ranjang kamar tersebut. Tangan kiri lelaki itu mencengkram kedua tangannya. Sementara tangan kanan lelaki itu membuka kedua pahanya. Gadis itu semakin panik ketika dia merasakan milik sang lelaki menyentuh inti tubuhnya. Gadis itu meronta dan meraung."Uhmmm" Lelaki itu menggeram saat merasakan milik mereka berdua bersentuhan. Padahal dia hanya sedikit menggesekkan, tapi rasanya sudah senikmat itu. Apalagi jika miliknya sudah memenuhi milik gadis yang sebentar lagi menjadi wanita itu.
"Saya mohon.. hiks.. jangan dokter.. saya..AAARRRHHHHH" Teriakan gadis itu tidak terelakkan saat dia merasakan bagian intinya seperti terbelah ketika sang lelaki tanpa belas kasihan menyatukan milik mereka berdua dengan sekali hentakan.
"Kamu tidak memberikan saya pilihan huhh" Ucap lelaki itu disela hentakannya. Dia mendesah merasakan nikmat dari penyatuan mereka. "Seandainyahh kamu menerima saya huhhh dan bukan bajingan itu. Ini semua tidak akan terjadi Zahraahh" Desis sang lelaki dengan penuh emosi ketika kembali mengingat penolakan sang gadis atas lamarannya. Saat ini dia tidak bisa bahkan tidak mau berhenti.
Gerakannya semakin cepat dan brutal. "Mulai saat ini, kamu milik saya" Tegas sang lelaki. Lelaki itu kemudian melumat bibir sang gadis dengan sangat rakus. Ralat sang wanita. Karena miliknya sudah menembus milik wanita itu bukan. Lelaki itu menunduk, menyeringai melihat betapa gagah dan bringas miliknya memasuki milik wanita itu. Aahh dia semakin gila. Dia tidak mau semua ini berakhir. Dia terus menggerakkan miliknya semakin dalam. Bibirnya melahap payudara sang wanita, menghisap dengan sangat kuat. Karena tidak ada rontaan lagi dari sang wanita, tangan yang tadinya untuk menggenggam kedua tangan sang wanita dia alih fungsikan menjadi meremas bagian payudara juga bokong sang wanita. Setiap inci tubuh wanita itu sama sekali tidak ada yang lepas dari remasan atau lumatan lelaki itu.
Sementara sang wanita sudah lelah, tenaganya sudah habis. Dia hanya bisa menangis, menyesali keputusannya untuk menerima ajakan lelaki itu saat ingin mengantarnya pulang. Sekarang nasi sudah menjadi bubur. Dia hanya berharap semua ini segera berakhir agar dia bisa pergi menjauh dari lelaki diatasnya. Tubuhnya terus bergerak karena hentakan lelaki itu. Dia membencinya. Dia benci dengan wajah itu, wajah yang awalnya dia anggap seperti malaikat dengan senyum yang begitu lembut serta tatapan yang hangat. Kini yang wanita itu lihat adalah iblis dengan seringai licik dan tatapan yang tajam. Dia menyesal mengenal lelaki itu. Sangat.
"Saya benci kamu Abhizar Albirru" Cicit wanita itu pelan namun masih dapat didengar oleh lelaki itu.
"Saya sangat mencintai kamu Zahrana Bilqis. Sangat mencintai kamu" Tegas sang lelaki. Abhizar, lelaki itu kemudian menggigit bahu Zahra tepat saat miliknya menyemburkan benihnya kedalam milik sang wanita. Abhizar sama sekali tak menghentikan gerakannya. Dia masih belum merasa puas. Dengan masih menyatukan milik mereka, Abhizar merubah posisinya. Abhizar ikut membaringkan tubuhnya di ranjang dalam keadaan menyamping dengan Zahra yang membelakanginya. Abhizar kembali meremas payudara Zahra.
Zahra benar-benar merasa terhina. Kehormatan yang sudah sejak lama dia jaga dan akan dia berikan kepada suaminya telah hancur. Malam itu Abhizar benar-benar melampiaskan hasratnya kepada Zahra. Abhizar sama sekali tidak membiarkan Zahra untuk beristirahat. Dia terus bergerak meskipun Zahra telah jatuh pingsan. Abhizar baru berhenti tepat pukul empat pagi. Dia tertidur dengan memeluk erat Zahra. Dengan senyum kepuasan yang menghiasi bibirnya.
❤❤❤
Hai salam kenal ini cerita pertama aku. Semoga kalian suka yaa...😘
Note: Cerita dewasa utk dedek² gemesshh diharapkan minggir😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku yang kau paksa hancur
Romance"Katanya cinta tak harus memiliki. Omong kosong. Bagi saya mencintai berarti harus memiliki. Sejak pertama saya melihat kamu, sejak saat itu kamu milik saya. Akan saya lakukan segala cara, sekalipun itu membuatmu membenci saya". Abhizar Albirru