-02 Grup WhatsApp-

229 204 109
                                    

Apa kabar?

Kalian baca waktu siang, sore, malam atau pagi?

~Happy Reading~

Hari ini Kenzia pulang lebih awal dari sekolah, karena hari ini ada rapat guru dadakan jadi dia bersekolah hanya dua jam saja.

Hari ini tidak terlalu melelahkan karena aktifitasnya juga hanya sedikit dan tidak terlalu banyak seperti sebelumnya.

"Assalamu'alaikum!!" ucap Kenzia saat sampai di rumah, tetapi tidak ada yang menjawab satu pun kecuali Bi Yuli—art rumah tangga di rumah Kenzia.

"Wa'alaikumsalam. Eh Non Zia sudah pulang."

"Iyah Bi, soalnya ada rapat guru secara dadakan, jadi pulang nya lebih awal" jelasnya lalu matanya mengelilingi rumahnya, "rumah sepi Bi, emang Mama kemana?"

"Tadi Nyonya ke butik Non sama Den Andre" jelas Yuli sambil menyebutkan nama Andre—kakak sepupu—Kenzia.

"Mmm gitu yah Bi, yaudah kalau gitu aku ke kamar dulu yah Bi, mau mandi."

"Iyah Non silahkan."

Kenzia langsung melangkahkan kaki nya ke lantai dua dimana kamar nya berada, sesampainya di kamar nya dengan warna biru dan putih itu, ia langsung mengunci pintu kamar, menaruh tas nya dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah mandi, Kenzia duduk di depan cermin dengan meja make-up nya untuk mengeringkan rambut dan skincare-an.

Setelah itu dia melamun sejenak memikir kata-kata Ayah tiri nya sebelum dia pindah ke Jakarta.

FLASHBACK ON.

"Arhh, kenapa harus pindah sih Pa? Aku lagi banyak tugas di sekolah dan banyak kegiatan yang memang harus aku yang handle."

"Iyah, Papa tau, tapi Papa mau kamu pindah sekolah di Jakarta, biar Papa dan Mama bisa lihat perkembangan kamu di sekolah secara langsung."

"Emang harus yah Pa? Tapi kan Papa sama Mama tau, kalau aku itu anak yang berprestasi di sekolah."

"Iyah sayang, Papa mengerti. Tapi, Papa mau kamu mengenal jodoh kamu dari sekarang."

"Jodoh? Maksudnya?" tentu saja dia bingung, bagaimana bisa Ayahnya bicara soal jodoh, sementara jodoh itu kan hanya Tuhan yang tau.

"Ma, ini maksud si Papa gimana sih? Memang nya Tuhan udah kasih tau Papa yah siapa jodoh aku?" tanya lagi Kenzia yang membuat kedua orang tua nya menggelengkan kepalanya.

"Bukan gitu sayang. Tapi maksud Papa kamu, Papa akan menjodohkan kamu dengan sahabat Papa."

"What?! Jodohin? Emang sekarang masih jaman Siti Nurbaya yah Ma?"

"Ya ampun sayang, kamu ini terlalu polos. Kami akan menjodohkan kamu dengan sahabat Papa karena Papa ingin kamu tidak salah dalam memilih pasangan."

"Duhh, alasan apa itu Ma? Pa? Aku kan udah gede, aku tau kok mana yang baik dan mana yang buruk buat aku!!"

"Papa tidak suka ada penolakan sayang, jadi kamu harus nurut, ini juga demi kebaikan kamu."

FLASHBACK OFF.

"Mama sama Papa kayanya harus gue bawa ke psikiater deh, gila banget, masa gue harus di jodohin sih? Eh astaghfirullah! Nanti gue dosa dong karena udah ngira nyokap sama bokap gue gila? Laknat banget gue, duhhh tolol!" lagi-lagi kepolosannya datang disaat yang tidak tepat.

RENZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang