-08 Dia Kembali?-

158 174 113
                                    

Disinilah, dimana Kenzia dan Renzi berada. Renzi membawa Kenzia ke rooftop dimana hanya ada mereka disana tanpa ada orang lain.

Kenzia menelan silvina dengan kasar, wajahnya mulai kaku dan pucat pasi. Untuk apa Renzi membawanya ketempat sepi seperti ini?

Pikiran negatif seketika saja menghantui Kenzia saat itu juga, tapi dia berusaha untuk menyingkirkan pikirannya itu.

"L-lo gak lagi mau berbuat mesum 'kan sama gue?" tanya Kenzia berbata-bata.

Bukannya menjawab Renzi malah memberikan slayer berwarna hitam kepada Kenzia. Hal itu membuat gadis berambut panjang itu tambah bingung.

"Buat gue?" tanya Kenzia.

"Yah. Buat bersihin otak lo yang kotor," ucap Renzi.

Kenzia hanya mengedipkan matanya beberapa kali, membuat gadis polos itu terlihat makin menggemaskan.

"Lo dokter?" tanya Kenzia polos.

'Nih cewe terlalu polos.'

"Mulai besok, lo harus layanin gue," ucap Renzi to the point.

"Hah? Kenapa bisa gitu? Gue bukan asisten lo, lho!" ketus Kenzia.

"Itu hukuman buat lo."

"Atas dasar apa?"

"Lo lupa sama kejadian kemarin?"

"Nggak."

Baru kali ini Renzi menghadapi gadis polos menyebalkan seperti Kenzia ini. Dia akui saja bahwa gadis didepannya ini sangat cantik, tapi sayangnya dia memiliki sifat yang menyebalkan, yaitu polos.

"Serah," ucap Renzi cuek. Dia paling tidak suka menjelaskan hal yang tidak penting baginya.

"Mana hp lo?" tanyanya kembali.

"Buat apa?"

"Mana?"

Kenzia pun langsung mengeluarkan benda pipih dengan casing berwarna hitam setengah putih itu. Belum dia menyerahkan ponselnya ke Renzi, lelaki itu langsung merebutnya dari tangan sang pemilik.

"Heh! Itu hp gue!" ketus Kenzia kesal.

Renzi tidak menjawab, dia mengetik sesuatu disana yang Kenzia tidak tau dia tengah mengetik apa.

"Ngetik apaan sih lo cowo aneh!" tanya Kenzia sewot.

"Nanti gue chat lo," katanya lalu pergi meninggalkan Kenzia sendirian.

Sebelum langkahnya jauh dari tempat Kenzia berdiri, dia pun berteriak. "Heh cowo aneh! Gue gak mau yah layanin lo!"

"Gak ada penolakan!" sentak Renzi dengan penuh penekanan.

*****

Disisi lain, Vernado dkk sedang berada di kantin. Mereka sedang menikmati minuman dan beberapa makanan ringan.

Mereka saat ini sedang penasaran karena Renzi yang membawa Kenzia entah kemana.

"Gue penasaran banget, sumpah dah!" ujar Gio.

"Apalagi gue!" ketus Caesar.

"Jangan-jangan ..."

"Jangan-jangan apaan Gi?"

"Jangan-jangan pak ketu udah nentuin pilihannya buat jadiin si Kenzia, bu ketu!" jawab Gio ngaur.

"Mustahil Gio," ucap Fadli.

RENZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang