"Gue laper. Gue mau lo beliin makanan buat gue," titah Renzi.
"Makan apa?"
"Gue mau bakso."
"Uang nya?"
"Pake uang lo."
"Hah? Gak salah lo?"
"Gak."
Bagaimana bisa dia menyuruh Kenzia yang sedang tidak membawa sepersen uang pun? Ini begitu menyebalkan!
"Hah? Are you crazy?!!!"
"Sana."
"Lo dari tadi udah suruh gue ini itu, dan lo bisa-bisanya suruh gue beliin makanan pake uang gue? Gak, gue gak mau!" tentu saja Kenzia akan menolak permintaan Renzi, ini sudah kelewatan baginya.
"Ouh, lo nolak?"
"Kalau iyah?"
Tanpa aba-aba, Renzi menarik tangan Kenzia kasar, "awsss sakit! Lepas!!" tapi percuma saja Renzi seperti orang yang tuli.
"Lepassss woiii!! Ihh budeg yah lo hah!" perempuan itu berteriak kencang, karena sepertinya saat ini dia akan di bawa oleh Renzi ketempat yang sangat sepi.
Mereka memasuki hutan terdekat sana, tepatnya Kenzia menemukan sebuah gubuk kecil disana. Kenzia mulai ketakutan, takut jika ada hal lain yang tidak dia inginkan akan terjadi hari itu juga.
Kenzia berhenti memberontak juga teriak, karena dia sudah merasakan hal berbeda disana.
Lelaki tampan, atau sketsa wajah manis tapi berbahaya itu memasuki gubuk tersebut.
"Kalau nasib lo gak mau kaya mereka, nurut sama gue. Can?"
Kenzia menelan saliva nya kasar, dia ketakutan melihat apa yang ada didepannya saat itu juga.
"I can!" jawabnya gugup, tidak ingin nasibnya seperti mayat yang ada didepannya ini. Sungguh mengerikan.
"Bagus. Sekarang gue mau lo beliin makanan gue, sesuai dengan apa yang udah gue suruh sama lo."
"Oke. Gue beli," ucap Kenzia setelah itu dia pergi mencari makanan.
Renzi tersenyum miring, setelah itu melihat beberapa mayat laki-laki dan perempuan di depannya itu. Dimana mayat yang tinggal setengah kulit dari badannya sudah menjadi tengkorak.
*****"Gue harus cari bakso dimana? Dari tadi gue cari gak ketemu-temu lho!" sepanjang perjalanan, Kenzia mengumpat dan berbicara sendiri lantaran tukang bakso yang tidak kunjung ketemu.
Sudah satu jam dia jalan kaki menelusuri setiap komplek terdekat yang ada didekat taman, tapi belum ada satu pun bakso yang ketemu.
"Rese banget sih tuh cowok? Padahal gue ngelakuin salah nya gak gede-gede amat lho!" gadis itu menghentakkan kakinya untuk melampiaskan rasa kesalnya.
"Eh tapi tunggu deh ... " gadis itu berhenti berjalan, dan menghentakkan kakinya. "Kan kalau orang salah itu harus dikasih hukuman, biar orang itu gak akan ngelakuin kesalahan yang sama lagi! Ada benernya juga sih."
Setelah mengatakan itu dia pun melangkahkan kakinya kembali. "Tapi 'kan, ini udah berlebihan lho?"
Teng!
Teng!
Teng!
Teng!
Teng!"Bakso! Bakso nya Bu! Pak! Bakso, bakso!!!!" teriakan itu berasal tidak jauh dari tempat Kenzia berdiri.
Seketika senyumnya mengembang, dia langsung menghampiri tukang bakso itu tak lupa juga untuk meneriaki Abang bakso.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENZI
RandomRenzi Adipati. Lelaki tampan dengan netra berwarna hitam. Renzi adalah ketua geng motor dari geng yang bernama Black Moon, Black Moon terkenal juga sebagai geng motor yang kejam dan keren, dimana-mana banyak yang menyainginya sampai ia harus berurus...