-07 Air Mineral-

157 175 52
                                    

Markas Black Moon kini tidak terlalu ramai seperti biasanya, karena Vernado dan Shame hanya mengundang inti Black Moon saja karena memang ada yang harus di bicarakan kepada ketua juga inti geng motor tersebut.

Tepat malam hari pukul 23.21 mereka hadir di markas Black Moon. Kini situasi begitu sangat berbeda dari biasanya. Jika yang biasanya rusuh dan penuh humor, sekarang adalah situasi yang sebaliknya.

"Kenapa?" tanya Renzi pada Revano.

Vernado tidak menjawab, dia hanya melirik Shame lalu menunjuk Renzi dengan dagunya. Artinya, Vernado ingin Shame menjelaskan kenapa inti Black Moon di kumpulkan malam ini.

"Ada yang serang kita diam-diam," jelas Shame.

Renzi mengangkat satu alis yang sebagai jawaban 'siapa?'

"Gue gak tau siapa orang nya. Gue telpon Vernado buat bantu beresin markas."

"Kenapa kalian gak kabarin kita?" tanya Jervi.

"Kita gak mau kalian tau ini dulu, sebelum gue tau siapa pelakunya dan apa maksud mereka serang kita" Shame menjelaskan kepada semua inti Black Moon, lalu tatapannya teralihkan oleh Renzi, "apalagi lo Nzi."

Renzi langsung menatap Shame dengan tatapan mematikan, "gue tau, kalau lo tau soal ini, lo bakalan marah besar, gue gak mau itu terjadi."

"Terus lo udah tau siapa pelakunya?" tanya Gio.

"Udah," ucap Shame.

"Siapa?" tanya Fadli.

"Orang suruhan dari bokap nya Razor. Dia dendam sama Black Moon, terutama lo Nzi."

"Sialan! Kita gak bisa diam gini aja. Kita harus bergerak!" Ujar Caesar sembari menggebrak meja.

"Jangan gegabah," ucap Vernado. "Gue punya cara cantik buat jebak mereka."

"Apa?" tanya Renzi.

Vernado hanya tersenyum miring dan menyeramkan, itu membuat inti Black Moon kecuali Renzi bergidik ngerih.


******

Hari ini Kenzia sedang berjalan menelusuri koridor sekolah sambil membaca buku dan mendengarkan musik luar negri.

Terdengar sangat syahdu di telinganya saat mendengar lagu favorit nya yang berjudul Favorite Girl yang di nyanyikan oleh Justin Bieber. Tetapi rasa damai saat mendengarkan lagu favorit nya aedikit rusak, tiba-tiba saja dia menabrak seseorang.

Kaki nya yang terpeleset membuatnya reflek untuk memeluk orang yang dia tabrak. Orang itu pun juga reflek memeluk Kenzia. Mereka bertemu dititik saling menatap dengan musik Justin Bieber yang sedang gadis itu nyalahkan. Romantisnya!

Sayangnya adegan itu tidak berlangsung cukup lama, mereka pun saling melepaskan satu sama lain.

"Punya mata?" tanya orang itu yang ternyata dia adalah Renzi.

"Maksud lo?" Kenzia pun bertanya balik.

"Gunain mata lo dengan baik," ucap Renzi dengan nada cuek buang muka. "Lo bisa bikin diri lo celaka ..." Renzi menggantungkan perkataannya, "kalau gak lo gunakan dengan baik" sambungnya lalu pergi.

Tapi langkahnya terhenti, dia menghampiri gadis itu lagi.

"Kenapa?" tanya Kenzia.

"Tunggu hukuman dari gue," ucapnya lalu pergi.

"Hukuman? Emang gue salah apa?" tanyanya pada diri sendiri. "Ahh entahlah!" ujarnya berdesah, lalu dia melanjutkan membacanya.

RENZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang