-16 Heboh-

39 18 0
                                    

Sesampainya di toko cetak undangan pernikahan Renzi dan Kenzia, mereka langsung disambut hangat oleh petugas-petugas di sana.

"Ada yang bisa saya bantu, Dek?" tanya manager toko itu dengan sopan.

"Kita mau cetak undangan Mbak."

"Undangan jenis apa yah Dek, kalau boleh tau?"

Keduanya saling melirik lalu Kenzia pun menjawab, "pernikahan."

Manager tersebut mengernyitkan dahi seraya bingung dengan jawaban Kenzia.

"Kenapa yang ingin menikah tidak langsung kesini Dek?"

"Kita yang akan menikah."

"T-tapi kalian 'kan--"

"Gak usah banyak bacot. Tinggal layanin," sentak Renzi.

"Renzi! Lo gak boleh gitu sama Mbak nya!" bisik Kenzia sambil bisik-bisik.

Manager tersebut hanya mengangguk. "Mau model seperti apa Dek?"

"Oh, saya mau yang kaya gini Mbak, pokoknya harus sama kaya gini gak boleh nggak boleh nggak sama," ucap Kenzia sambil memperhatikan contoh undangan.

"Baik Dek. Mau berapa cetak undangan?"

"Kira-kira berapa Nzi?"

"Gue telpon Mommy dulu." Kenzia hanya mengangguk.

"Tunggu sebentar yah Mbak," ucap Kenzia yang hanya mendapatkan anggukan kecil dari sang manager.

*****

"Iyah, saya mau pokoknya nanti disini ada poto prewed antara putra saya dan putri Bu Maira," ucap Nizah pada IO.

"Baik Bu, akan saya laksanakan. Apa mau sekalian prewedding disini Bu?"

"Eee, iyah sekalian aja, nanti kemungkinan sore mereka datang kesini, dan saya akan datang kesini lagi."

Saat ini Maira dan Nizah sedang berada di Hotel Nugraha. Disinilah tempat yang akan nanti menjadi akad sekaligus resepsi pernikahan Renzi dan Kenzia.

Setelah dirasa semuanya sudah terkendalikan Maira dan Nizah keluar dari Hotel dan pergi ke caffe untuk mengisi perut mereka.

"Sebentar lagi 'kan kita akan besanan, ada baik nya untuk kamu memanggil saya Maira saya, tidak usah memanggil Bu Maira."

"Baik Bu—ehhh maksudnya Maira." Keduanya terkekeh kecil sambil meminum latte art.

Drttt
Drttt
Drttt

"Siapa?" tanya Maira.

"Renzi."

"Loudspeaker."

Nizah mengangguk. "Hallo Nzi, ada apa?"

"Mau cetak undangan berapa banyak?"

"Berapa Ra?" tanya Nizah tanpa suara.

"Lima ratus empat puluh orang," jawab Maira berbisik.

"Hallo?"

"Iyah Nzi. Cetak lima ratus empat puluh orang yah."

"What? Apa gak kebanyakan Mom?"

"Sudah kamu ikuti saja apa kata Mommy."

RENZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang