-24 kecelakaan-

31 8 0
                                    

Deruman motor terdengar hingga memekakkan telinga para penonton. Malam yang begitu cerah, juga motor yang berserakan dimana-mana membuat acara malam ini semakin ramai.

EXICHO sudah sampai tepat di dekat garis finis, malam ini yang akan mewakili geng EXICHO adalah Zion.

"Pokoknya, malam ini lo harus menang!" ujaran Yogi membuat Zion semakin semangat untuk malam ini.

"Gue bakal menang, asal lawan gue bukan mereka!"

"Walaupun lawan lo mereka, lo harus tetap menang Zi, seenggaknya nama baik EXICHO itu benar-benar ada didepan publik."

"Iyah, apa yang dibilang Paul itu bener, malam ini kita harus menang!" Iza menyetujui ucapan Paul.

"Semoga aja, mereka gak ikut daftar supaya EXICHO aman."

"Tapi kita juga harus waspada kalau memang mereka ada."

"Bagaimanapun caranya gue bakal usahain buat menang malam ini, dan gue gak akan kecewain Razor disana, juga kalian semua."

Semua inti EXICHO mengangguk seraya tersenyum simpul. "Semangat, gue yakin kali ini lo akan menang," ucap Danu yang di angguki Zion.

"Oh, ternyata si cupu satu ini ikutan juga?"

Semua inti EXICHO kini menyudutkan pandangannya pada sumber suara yang ternyata itu adalah sumber suara dari musuhnya.

"Udah gue duga, lo pasti ikut." kata salah satu musuhnya seraya derdecih.

"Ngapain ikut sih, palingan juga kalah, iyah 'kan Nzi?" ucap Shame. Yah mereka adalah Black Moon.

Zion mengepalkan tangannya, inti lainnya juga terlihat begitu sangat marah karena Black Moon selalu meremehkan geng nya semenjak kejadian itu.

"Tutup mulut lo! Gue pastiin malam ini gue yang akan menang."

"Buktiin, bukan sekedar omong kosong."

"Liat aja nanti."

"Bilang sama ketua lo, gak usah sombong!" ujar Yogi pada entah siapapun itu.

"Hah? Apa, apa gue gak denger!" jawab Gio.

"Lagipula itu fakta yang ada, siap-siap kalah malam ini," ucap Renzi lalu pergi untuk bersiap-siap karena sebentar lagi balapan akan di mulai.

*****

Dirumah bernuansa putih abu-abu itu terlihat seorang gadis yang sedang mengelilingi rumahnya. Ingat, rumahnya bukan kampungnya.

Wajahnya terlihat begitu bingung dan khawatir. Gadis itu pergi ke dapur untuk menemui Art yang bekerja dirumahnya.

"Bi, Bibi liat Renzi gak?" tanya Kenzia.

Karena merasa tuan rumah sedang berbicara padanya, diapun menghentikan aktifitasnya.

"Nggak Non, terakhir liat Den Renzi itu saat pulang sekolah tadi."

Kenzia mengerutkan keningnya. "Abis pulang sekolah Renzi kemana Bi?"

"Saya gak kurang tau Non, tapi Den Renzi sempat pergi sama anak Black Moon."

"Kok Renzi gak bilang gue yah?" tanya Kenzia pelan pada dirinya. "Yaudah deh, makasih yah Bi!"

"Nggeh Non, sama-sama."

Kenzia kembali ke kamarnya, memang saat pulang sekolah tadi Renzi tidak pulang bersamanya, karena dia sedang menaruh buku ke perpustakaan.

RENZITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang