Akhir Dari Si Pelangi 2

969 67 1
                                    

"Boseen.." Kori berguman lesu. Kakinya yang berada dikepala sofa bergerak seirama.

Beberapa bulan ini Ryu tidak bisa ditemui. Entah karna menyibukan diri atau memang sibuk. Sepulang kerja, Ryu tetap tidak bisa di temui. Padahal mereka tetanggaan, tapi saat Ryu sudah sampai rumah, dia akan pergi lagi entah kemana.

Sekarang, karna dia memang punya kunci Ryu. Dia masuk ke dalam dan menunggunya di ruang tv. Namun 2 jam menunggu, dia belum juga bertemu Ryu. "Awas aja kalo pulang. Gua ospek habishabisan."

Tibatiba pintu terbuka. Kori tidak habis pikir dengan Ryu, yang selalu muncul kalau di ancam. Apakah ini cara terbaru untuk panjang umur?

"Lu dari mana aja sih?! Kok la-.." Ucapapan Kori terputus. Seumur hidup Kori baru kali ini dia merasakan yang namanya kaget sampai jantung turun ke lambung.

Tepat di depannya ada Ryu, tapi bukan Ryu. Wajahnya memang sama walau beda tipis, tapi tubuhnya bukan Ryu sama sekali.

"Lu kerasukan? Kok diem? Nih gua beliin makanan." Ryu berjalan ke arah Kori yang menyambutnya di depan pintu. Menepuk kepalanya sebentar, lalu berjalan lagi ke dapur.

"..Lu! Lu siapa anjir?! Kok muka lu Ryu tapi badan lu bukan?!" Kori mengikuti Ryu dan berseru nyaring. Dia sangat tidak percaya dengan apa yang ada di depannya.

Ryu yang dulu kurus sekarang berisi. Bukan dalam artian gemuk, tapi otototot mengisi tubuhnya. Bahunya yang lebar sangat kekar. Ryu sekarang terlihat seperti raksasa karna tinggi badan dan besar tubuhnya. Tinggi, besar dan berotot itu definisi Ryu sekarang.

"Beberapa bulan lu gua tinggal, udah lupa muka temen sendiri?"

"Muka lu aja sekarang beda!"

Wajah Ryu lebih terlihat tegas, sekarang. Rahangnya terlihat jelas dan tajam. Menambah kesan macho dari yang dulu.

"Kenapa? Lu mulai tertarik?" Ryu melangkah maju. Mengurung Kori diantara meja dan dirinya. Ryu yang hanya memakai kaos andalannya, memperlihatkan otot lengannya. Urat di tangannya juga menonjol di sana sini.

Seketika tenggorokan Kori kering. Pemandangan di depannya terlalu menggoda sehingga susah untuknya menelan ludah. "Ja-jangan deketdeket. Pergi sana!"

"Kenapa? Lu gugup?"

"G-gak! Siapa yang gugup?!"

Ryu tertawa kecil. Dia makin mendekatkan tubuhnya ke arah Kori. Kini tangannya sudah melingkar di sekitar tubuh Kori, namun tanpa menyentuhnya sama sekali.

"Sekarang gua mau nanya sama lu.." Ryu berbisik tepat di telinga Kori yang memerah.

Kori tidak menjawab sama sekali. Kegugupannya membuatnya susah untuk berpikir. Dia hanya bisa mengatur nafasnya yang tidak beraturan. Jantungnya yang berdetak keras membuatnya takut, kalau di dengar Ryu.

"..Apa sekarang gua tipe elu?"

Kepala Kori berputar cepat. Dengan jarak yang sempit itu, bibir mereka hampir bertemu. Tatapan mata Ryu yang sayu, menatap tepat di matanya.

"Apa.. apa maksud lu?"

"Gua suka lu, sedari dulu.. Jadi pacar gua, Kori."

Kori tidak bisa menjawab. Pikirannya blank hitam. Ini terlalu mengejutkannya.

Ryu yang tidak siap mendengar sebuah penolakan dari mulut Kori, bergerak menyentuh pinggang Kori. Mengangkatnya dalam satu gerakan ke dalam gendongannya.

Sudah lebih dari cukup Ryu menunggu Kori untuk melihatnya. Ryu bahkan mengikuti gaya para mantan pacar Kori, namun hasilnya nihil.

Terakhir saat Kori sendiri yang menginginkanny mengubah bentuk tubuhnya. Ryu berjanji pada dirinya sendiri kalau dia akan melangkah maju saat itu.

Oneshot! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang