Aku seorang penyihir. Seseorang yang menggunakan lingkaran sihir dan bergantung dengan mana. Membuat ramuan terkadang dan terobsesi dengan penelitian.
Tapi ayolah sekuat apapun penyihir itu mereka juga buta arah.
"Hah.." Aku menghela nafas, gusar. Sudah berjamjam aku kabur dari sebuah pack werewolf di tengah hutan dan di paling ujung timur sebuah wilayah. Itu yang di katakan orangorang di pack itu.
Bukan tanpa alasan aku kabur dari sana. Seminggu yang lalu ada yng mengaku-ngaku kalau aku adalah Luna mereka. Mereka menculikku dan menaruhku sendirian di antara orangorang asing.
Mereka membiarkanku luntang lantung kesana kemari tanpa tujuan. Merek memang baik, membriku makanan, pakaian dan pengawal. Tapi ayolah siapa yang mau di kelilingi orang asing?
Mereka tidak ada inisiatif dekat denganku, karna katanya mereka segan dan takut karna aku Luna. Luna! Luna! Persetan dengan kata itu!
Aku bertemu dengan yang katanya pasangan takdirku saja tidak. Dia malah mau mengurungku seenaknya di packnya. Tanpa seijinku! Dasar bajingan, brengsek!
Aku mendudukan di diriku di bawah pohon rindang. Perasaan Lelah dengan isi pikiranku dan tubuhku, tidak bisa ku tolerin lagi.
Aku ingat pergi saat jam menunjuk ke arah delapan. Sekarang matahari udah berada di atas kepalaku. Sudah banyak waktu terbuang, tapi titik terang keluar dari hutan ini belum juga ku temukan.
Lebih dari yang ku duga ternyata pack itu cukup cerdik. Mereka menempatkan penyihir di pack mereka, dan penyihir itu membuat lingkaran sihir pertahanan di sekeliling pack. Untuk sekelas penyihir sepertiku, lingkaran sihir itu akan membuatku tidk bisa menggunakan manaku.
Yahh, meskipun kalau dia tidak membuat lingkaran sihir pertahanan, aku tetap tidak akan bisa menggunakan lingkaran sihir teleportasi.
Lingkaran sihir adalah kelemahanku dan aku buta arah. Tidk bisa menentukan titik koordinat yang tepat. Jadi walaupun aku bisa menggunakan mana, aku tetap tidak akan bisa menggunakan lingkaran sihir teleportasi.
Tibatiba dari arah belakang bunyi keras kaki melangkah. Lebih dari itu sepertinya itu langkah kaki hewan. Karna bunyinya sangat keras saat menyentuh tanah.
Dengan tergesagesa aku berdiri dan berlari lagi. Aku tidak ingin menoleh ke belakang karna aku yakin dengan apa yng mengejarku.
Merasa akan terkejar, aku bersembunyi di balik pohon besar. Mencoba menurunkan detak jantungku yang berbunyi dengan keras.
Suara patahan ranting membuatku tersikap. Refleks aku mahan nafas sambil menutup mataku. Memohon kepada siapapun untuk menyelamatkanku.
Hening. Aku tidak mendengar suara apapun. Hanya suara angin yang bisa ku dengar.
Tidak mau mengambil resiko, aku tetap diam. Sampai suatu ketika aku merasakan hembusan nafas menerpa wajahku.
"Mau kemana cantik?"
Seketika aku membuka mata. Tepat di depanku mata coklat terang terlihat. Rambut hitam dengan kulit kecoklatan.
Pria itu berperawakan besar dan tinggi. Untuk aku yang ratarata tinggi seorang wanita, masih di bawah bahunya. Dada bidangnya terekspos, pandanganku makin kebawah menemukan pria itu tidak menggunakan apapun sekarang.
"Aaaaaaa.. " Seketika aku menutup wajahku. Pria itu hanya tertawa.
"Aku habis berubah sayang. Kamu harus terbiasa mulai dari sekarang." Aku bisa merasakn hembusan nafasnya di tanganku.
Pria itu makin mendekatkan tubuhnya kepadaku. Tangannya menarikku ke pelukkannya. Tubuhnya sangat hangat.
"Jangan lari dariku." Tanganny menarik tanganku. Menjauhkannya dari wajahku. "Apa aku harus menandaimu disini, agar kamu tidak lagi lari dariku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshot!
RomanceKumpulan cerita pendek atau oneshot. Dewasanya nyerempetnyerempet aja. Enjoy it! 20+