Jealous

622 33 7
                                    

"Kau tau apa yang lebih busuk dari bangkai?"

Leon bertanya dengan keseriusan di wajahnya. Matanya menyipit entah apa yang ada dipikiran pria itu saat memandang lautan di depannya hingga pertanyaan absurd itu keluar. Pria itu bertanya seakan itu adalah pertanyaan paling penting yang mungkin akan keluar di ujian nasional.

Mira berpikir senjenak. Seingatnya tidak ada yang lebih bau selain bangkai, bahkan kalau ingin di bandingkan bisanya antar bangkai kan?

"Tai?"

Bertepatan dengan jawaban Mira, suara ombak besar mengantam batu karang di bibir pantai. Seakan mengiyakan pemikiran Leon kalau wanita di sebelahnya memang sedikit bodoh. Leon menatap rendah Mira. Wajah melukiskan kalau dia merasa jijik dengan Mira. 

"Kenapa kau menatapku bergitu?! Apa aku salah? Beri aku konteksnya kalau begitu." Mira menyentak balik Leon, merasa tidak terima di rendahkan dengan pria aneh di sampingnya ini.

"Kau sungguh menjijikan sebagai wanita."

"Kau pikir kau tidak begitu? Ngaca bro!"

"Tapi aku laki-laki."

Kemarahan memenuhi Mira. Wajahnya memerah dan tangannya terkepal erat.  Tanpa harus Leon membuka celananya, semua orang juga tau kalau Leon itu laki-laki. 

Bagimana tidak, Leon terlalu menggambarkan maskulinitas yang kental. Dengan bahu lebar karna berolahraga dan tinggi yang di luar nalar seorang wanita, seakan tulang di tubuhnya sudah berteriak keras kalau mereka bukan wanita. 

"Semua orang juga tau! Bukan itu maksudku!" Mira berteriak marah.

"Lalu apa? Beri tau aku konteksnya?" Leon mengembalikan lagi pertanyaan yang Mira berikan tadi. Dia menaik turunkan alisnya merasa menang dengan hal itu. 

Pria itu lalu lari menjauh saat melihat Mira yang sudah ancang-ancang akan memukulnya. Leon lalu berbalik singkat untuk memberi ejekan ke arah Mira. Leon memeletkan lidahnya dan menarik turun pipinya di bawah mata.

Mira yang melihatnya berteriak kesetanan. Dia juga berlari ke arah Leon mencoba menangkap pria itu yang tidak mungkin bagi Mira. Sebagai atlet bisbol tidak mungkin bagi Leon untuk tertangkap, namun Mira sudah melupakan fakta itu karna dia terus berlari dengan sumpah serapah keluar dari mulutnya.

Yah setidaknya biarkan mereka sibuk menjelang sore ini.

.....

"Gara-gara kau, kita tertinggal bus terakhir." 

"Siapa suruh mengejarku."

Leon berkata sambil memeras seragamnya yang basah kuyup.

Mereka kejar-kejaran sampai salah satu dari mereka masuk ke laut untuk menghindari yang lain. Tentunya Leon yang masuk duluan dan Mira mengejarnya.  Mereka berhenti saat keduanya sudah hampir ke tengah laut dan penjaga pantai memperingati mereka untuk keluar dari area pantai. 

Ternyata mereka berlarian hingga matahari hampir tidak terlihat. Mereka lalu datang ke bis stop untuk mengetahui kalau bisa terakhir sudah lewat dan mereka terjebak tidak bisa pulang dari sana.

"Kau duluan yang mencari masalah! Sekarang menyalahkanku?!" Kali ini Mira lebih cepat dari perkiraan Leon. mira berhasil menjambak rambut Leon.

Pria itu kesakitan mencoba melepas cengkraman tangan itu. "Aw! Iyaa, aku minta maaf!Lepaskan! Nanti aku botak, tidak ada yang suka lagi padaku!"

Mira cemberut tapi melepaskan tangannya dari kepala Leon. Dia lalu tertunduk lesu, memikirkan nasib mereka sekarang. Mira tidak punya uang lebih hanya untuk menginap di hotel. Dia hanya pelajar biasa, uangnya terbatas. Mereka harus apa sekarang.

Oneshot! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang