More Than You Know

598 38 3
                                    

Annia mengedarkan pandangannya ke segala arah. Mencari sesuatu di tengah kerumunan. Sampai satu titik dia tersenyum dan melambaikan tangannya juga ke segerombolan orang di pojok cafe. 

Kakinya melangkah dengan riang, menghampiri temantemannya sewaktu SMA. Teman se-circle yang paling dekat dengannya dulu saat sekolah. Mereka janjian reuni bareng di sebuah cafe di tengah Jakarta, sekedar ingin mengingat masalalu dan bertukar kabar. 

Annia bisa melihat beberapa temannya yang membawa keluarga kecil mereka. Lengkap dengan suami dan anakanak mereka. Annia meringis ngeri, perasaan tidak enak melandanya. Sepertinya kali ini dia akan dibanjiri banyak pertanyaan.

"Lama banget lu! Padahal lu gak ada buntut tapi telatnya udah kayak punya lima aja." Okie paling pertama menghampirinya. Mereka cipikacipiki dan saling memeluk, menyalurkan rasa rindu yang tersirat. 

Annia memeluk erat Okie. Okie bisa dibilang temannya paling dekat dahulu. Karna mungkin mereka sebangku dan setiap hari bersama, membuat sebuah keterikatan kecil diantara mereka.

"Sorry, tadi ada urusan yang gak bisa banget di tinggal. Lagian lu pada yang kepagian, ini Jakarta ada macetnya tiap hari." Annia melepas pelukannya dan melihat temantemannya yang duduk melingkar. Lalu bergerak menghampiri mereka.

Disalaminya satu persatu, lalu Annia duduk di kursi yang sudah di sediakan yaitu di sebelah Okie.  Teman Annia hanya tiga orang tapi karna dua diantara mereka membawa suami dan anaknya, meja mereka terlihat penuh.. 

"Alasan lu! Lagian sibuk apa sih lu? Paling sibuk mandangin oppa-oppa lu itu kan." Kini Ria yang menyemprotkan protesnya. Tanganny masih sibuk menyusui buahhatinya di gendongannya. 

Annie hanya tersenyum kuda yang di hadiahi lemparan tisu dari Kinan. 

"Garagara lu lama dateng, kuping gua jadi korbannya." Kinan berkata sambil cemberut. Dalam pertemanan mereka hanya Kinn yang juga belum menikah. Bisa dibilang Kinan menjadi teman seperjuangannya melawan dua ibuibu rempong. Walau begitu Kinan sudah mempunyai pacar, namun hari ini tidak dia bawa. 

"Makannya dateng bareng gua. Kemaren kan gua tawarin lunya gak mau." Annie tertawa sambil mencuil pipi anak Okie.

Annie tau betul kalau Kinan sudah dibabat habis oleh kedua temannya, sebelum dia datang. Pertanyaan kapan nikah dan sebagainya, pasti sudah membuat telinga Kinan ingin dicopot. Inilah salah satu alasan Annie tidak ingin datang cepat.  Dia takut di tanya sederet pertannyaan yang belum mampu dia jawab sekarang. 

"Lu jemput pake motor, ogah gua. Mending gua minta tunangan gua." Bagi Kinan hari ini merupakan hari bersejarah. Dia harus tampil sempurna agar dapat mengambil foto kenangan sebanyakbanyaknya. Naik motor ke sini, sama saja menghancurkan hari bersejarah ini. Karna dia akan datang dengan rambut autautan.

Annia hanya tersenyum kecil, menanggapinya. Tangannya sibuk menjahili anak Okie yang paling bungsu.

"Lagian lu, Ann kenapa gak cari pacar dah? Biar gak susah-sush banget kalo kemanamana."

"Gua punya pacar kok, Ria"

"Siapa? Kasih tau lah sama kitakita."

Serempak tiga mata mengarah pada Annia. Ditambah keheningan yang membuat Annia gugup sendiri.

Warna kemerahan tersirat di pipi Annia. Dia lalu berbicara dengan pelan "Dia ada di luar neg-.."

"Cukup! Gua tau kelanjutannya. Diluar negeri maksud lu oppa Korea lu itu kan? Stop disitu,  lebih baik lu beli minum aja biar pinter lagi." Ucapan Okie memotong perkataan Annia. Baginya yang tiap hari mendengar curhatan Annie tentang pacar halunya di Korea, sudah membuat Okie muak.

Oneshot! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang