Mate 2

910 62 19
                                    

"Kau pikir aku akan diam saja saat melihat suatu keanehan? Kalian meremehkanku, heh!" Aku menyelinap keluar dari jendela. Berjalan mengendapngendap ke belakang kastil.  Sekarang tepat berdiri tepat didepan rumah mencurigakan yang berada di belakang kastil.

3 hari aku tidak bertemu Luke, 3 hari juga beberapa orang mengelilingiku. Prajurit yang menjadi pengawalku bertambah. Mereka sembunyisembunyi tapi ayolah aku juga makhluk immortal seperti mereka. Aku pasti sadar akan hal itu.

Itu baru satu, keanehan lainnya. Tabib dukun di pack ini memberiku ramuan herbal yang mengharuskanku menggunakannya setiap 1 jam sekali. Beliau salah memberikan ramuan penghilang bau di depan penyihir sepertiku.

Mana merupakan bahan penguat untuk suatu ramuan. Walau mereka para tabib dukun tidak menggunakan mana saat membuat ramuan. Namun secara pasti aku tau bahan yang tercampur saat menciumnya.

Dan keanehan yng paling utama adalah lingkaran sihir yang terpasang di rumah ini. Lingkaran sihir yang akupun tidak tau pasti apa itu, terpasang sangat kuat di rumah ini.

Karna hal itu, saat ku tanya Kenny tentang rumah ini dan Luke, yang di jawab dengan sangat gugup. Aku yakin ada sesuatu di rumah ini dan menyangkut Luke.

Ku minum ramuan yang sedari tadi ku bawa. Untuk beberapa alasan mereka membuatkanku sebuah laboraturium. Aku sangat berteriakasih akan hal itu. Ramuan ini penghilang sihir, aku takut sihir itu akan mempengarihiku.  Jadi untuk jagajaga aku membuatnya.

Memasuki rumah, tercium ramuan herbal yang sangat menyengat. Aku tidak tau pasti karna ramuan herbal itu lebih dari satu.

Aku mengikuti bau ramuan yang mengarah ke lantai 2. Kakiku sampai di sebuah kamar tertutup. Sejenak aku ragu untuk membuka.

"Masuklah Vivi." Aku sangat mengenali suara ini.

Luke?

Aku membuka pintu kayu di depanku. Bau ramuan herbal kuat menerpaku. Mau tidakmau tangaku terangkat untuk menutup hidungku.

"Luke!!" Aku sangat kaget melihat kondisinya saat ini.

Masingmasing tangan Luke terantai dengan rantai yang sangat besar. Rantai itu menjulur dari atas langitlangit. Aku bisa melihat langit di atasku sudah retak di beberapa bagian.

Tubuhnya bertelanjang dada, hanya di tutupi celana yang robek di sanasini.

"Maukah kamu kemari.. Vivi?" Mata Luke bergerak liar, tidak ingin menatapku.

Tentu aku maju ke depannya. Menaiki kasur dan duduk tepat di depannya. Aku menatapnya marah, "Kenapa bisa kau seperti ini! Kamu Alpha bukan? Kenapa kamu mau di perlakukan seperti ini!"

Sekilas aku bisa melihat ruam merah di pergelangan tangannya dan telapak tangan kotor dengan darah yang mengering. Melihat itu membuatku menjadi makin marah.

Rantai berderak, amarahku malah di tanggapi tawa Luke. "Ini tidak seperti yang kamu pikirkan."

"Memang apa yang kamu tahu tentang isi pikiranku?!" Aku bergerak maju ingin membuka rantai di tangannya, sebelum dia bergerak mundur menjauhiku. "Aku akan melepaskanmu! Jadi diamlah!"

"Jangan melepasnya. Kamu akan terluka kalau melepasnya." Jawabannya membuatku mengernyitkan dahi.

"Kenapa jadi aku? Seharusnya kamu mengkhawatirkan dirimu sendiri. Lihat kamu sekarang! Kamu tau?! Aku tidak suka jodohku orang jelek!" Aku berkata sambil kembali maju, tapi dia sekali lagi mundur dan menjauh dari jangkauanku.

"Aku sedang dalam masa Rut, Vivian." Senyuman lembut menghiasi wajah Luke dan kembali melanjutkan katakatanya, "Seorang Werewolf lakilaki lajang akan mengalami Rut, Vivian. Setiap setahun sekali mereka akan mengalaminya. Rasa terbakar parah yang menjalar di seluruh tubuh dan hanya satu cara yang bisa menyembuhkan rasa terbakar itu.."

Oneshot! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang