Truth or Drink

2.4K 58 1
                                    

Siang itu keduanya sedang bersantai di rumah mereka. Alry dan Arletta hari ini membuat cuti bersama agar mereka bisa berduaan menjalin kasih dengan berjalanjalan. Namun nyatanya mereka hanya lehaleha di rumah sibuk dengan urusannya masingmasing.

"Al, buatin makanan dong!" Arletta keluar dari kamar mereka dan berjalan ke arah Alry.

Alry masih di sibukkan dengan konsol game di tangannya saat Arletta duduk di depannya. Karna sudah terbiasa, Alry tanpa sadar membuka tubuhnya dan membawa Arletta ke pelukannya. Fokusnya masih tetap pada game di depannya.

"Bukannya sekarang giliranmu memasak?" Kemenangan sudah di dapatnya. Fokus Alry sekarang berpindah kepada Arletta di depannya.

"Tapi aku capek.. Kamu aja ya?" Arletta menjawab masih dengan membaca novel online di ponselnya.

"Kita deliv aja mau?"

"Boleh, kamu mau apa?"

"Chiken aja sama beer." Alry menatap Arletta yang mengangguk di depannya. Arletta masih asik dengan sederet tulisan di ponselnya. "Kamu baca apa sih. Fokus banget."

"Novel. Minjem ponsel kamu dong, mau pesen." Arletta beralih dari ponselnya ke belakang.

Di lihat Alry menyipitkan matanya memandang Arletta dan memberikan ponselnya ke Arletta, "Novel dewasa lagi?"

"Hehehe iyaa.." Arletta kembali menghadap depan. Memangku kepalanya di meja dan mengscroll ponsel Alry.

"Buat apa kamu baca begituan, kalau bisa praktek langsung?" Tangan Alry yang tidak memegang konsol game sudah bertengger di perut Arletta. Membuat lingkaran di area permukaan itu.

Selesai dengan urusannya, Arletta kembali menoleh ke belakang. Menatap mata Alry, kesal. "Beda tau! Ini tuh sama kayak kamu nonton bokep padahal kamu udah nikah."

"Aaaa.. Jadi kamu nyari referensi? Kenapa gak ikut nonton aja sama aku?" Alry menaik turunkan alisnya. Arletta menatap jijik pada Alry.

"Ihh bukan gitu. Pokoknya beda deh. Tapi bukan berarti nyari referensi!"

Alry hanya mengangguk tanda mengerti, dia hanya ingin menggoda Arletta sebenarnya. Arletta sangat lucu kalau di goda. Mukanya akan memerah dan tapi ekspresinya di buat galak. Seperti kucing.

Keheningan melanda mereka. Mereka sudah kembali ke kesibukannya masingmasing. Arletta dengan novelnya bersender sepenuhnya ke arah Alry, sedangkan Alry mulai kembali stage gamenya dan bermain dengan konsol di perut Arletta.

"Al.."

"Hm.. "

"Al!"

"Iya, apa cantik?" Alry mempause gamenya dan melihat Arletta di dadanya.

Wajah Arletta penuh dengan keraguan. Memantapkan hati terlebih dahulu sebelum berucap, "Aku mau nanya deh,"

"Kamu sekarang lagi nanya.." Cubitan Arletta dengan cepat hinggap di lengan atas Alry. Si empunya lengan hanya mengaduh sambil menggosoknya, mencoba menghilangkan rasa sakitnya.

"Bukan gitu! Sabar kek!" Arletta menatap sengit Alry. Terkadang Arletta merasa Alry sudah tidak semenyebalkan dulu. Tapi sisasisa menyebalkan itu tetap ada. "Tapi kamu harus jawab jujur! Gak boleh bohong!"

"Iyaa.."

"Janji?"

"Janji.." Alry mentautkan jari kelingking mereka. Mengikuti dahulu alur kemauan aneh Arletta.

"Tapi sebelum itu, kita ambil makanan dulu." Arletta bergegas bangun dan menarik Alry yang ogahogahan.

.....

Oneshot! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang