Muse

769 42 5
                                    


"Olive sinii!" Carla melambaikan tangan dari ujung meja. Mengisyaratkan untuk datang kepadanya.

Aku menoleh sebentar ke Justin yang di sebelahku, sekedar memberitahu kalau aku akan ke Carla. Tapi saat aku menoleh, Justin sudah tidak ada. Dia sudah lebih dulu meninggalkanku ke kumpulan pria yang sedang memanggang.

Aku mengendus sebal, lalu membuang muka juga. Berjalan dengan sedikit menghentakkan kaki kearah para wanita yang sedang memotong.

"Kok lu baru dateng sih? Macet emangnya, Liv?" Cinta mengarahkanku untuk menaruh barang bawaanku di pojok, dan menyuruhku mencuci tangan. Aku langsung membatu mereka memotong-motong daging dan sayuran.

Kami, Aku dan Justin, sedang berada di reuni SMA. Bukan reuni yang besar sampai menghadirkan seluruh anak di angkatan kita. Tapi reuni kecil yang hanya di hadiri lingkaran pertemananku saja di SMA.

Lingkaran pertemananku dengan Justin memang hampir sama. Aku yang bertetangga dengan Justin sejak SD dan selalu di tempatkan di sekolah yang sama sampai SMA.

Kami juga selalu di tempatkan di kelas yang sama. Jadi, bisa di pastikan banyak teman lakilaki Justin yang mengenalku dan sebaliknya begitu. Sampai akhirnya beberapa kali temantemanku main bareng dengan teman Justin. Kami bermain bersama dan bisa di pastikan menyatu. Tidak ada lagi batasan temanku atau teman Justin.

"Iya tadi ada parade di depan." Aku memotong kecil sayuran di hadapanku. Beberapa jam lagi tahun baru. Jalanan ramai dengan banyaknya orang berjualan dan parade meriah menyambut tahun baru.

"Tumben, biasanya komplek sini sepisepi aja kaya kota mati." Hera menyeletuk. Kami memang sepakat untuk BBQan di rumahnya karna terkenal sepi sejak SMA. Rumah Hera memang seperti Basecamp bagi kami.

"Beda jaman kali, Her. Udah lama juga kan rumah ini di tinggalin keluarga lu." Carla berucap sambil fokus memotong daging di depannya.

Hera hanya mengangguk di tempatnya. Hera memang beberapa tahun ini tidak tinggal di rumah ini lagi. Tapi walau gitu rumah ini tetap terjaga kebersihannya.

"Udah lengkap nih. Yuk mulai masak sayurnya. Car, nanti jangan lupa kasih ke anak cowo buat di panggang." Cinta mengkoordinir. Dia mulai menyalakan kompor portable dan menuangkan minyak ke wajan.

Carla menganggukkan kepalanya sebagai jawaban permintaan Cinta. Aku yang sudah selesai dengan tugas motongku, mulai ngelamun. Aku memang tidak terlalu bisa masak. Jadi aku hanya melihat mereka yang sibuk menumis dan mengaduk.

"Car, nanti gua aja yang ngasih. Lu bantu Hera aja." Aku berujar saat melihat Carla bangun ari duduknya. Carla sudah selesai dengan motong dagingnya dan akan menyerahkanny pada pihak lakilaki di sebrang.

Carla mendongak sebentar sebelum menganggukkan kepala. "Nih!"

Aku mengambil nampan yang di berikan Carla dan berlalu pergi.
Dari jauh aku bisa melihat Justin, Calvin dan Raph di depan panggangan. Sisanya seperti Alex, Nio dan Zetto sedang menusuk daging di meja sebelahnya.

"Hai, Liv lama gak keliatan." Raph lebih dulu menyambutku. Dia mengambil nampan di tanganku sebelum mencium sekilas pipiku. Justin hanya diam acuh.

"Harusnya gua yang bilang gitu. Lu sibuk banget keluar kota sampai lupa sama gua di sini." Aku mendekat kearahnya setelah Raph menaruh nampan bersi daging ke hadapan Nio.

Raph atau Raphly merupakan model terkenal. Dia sering di panggil untuk catwalk atau pemotretan sebuah brand. Aku tak heran kalau dia jadi seorang model, karna dia tinggi dan tampan.

Malahan sepertinya semua lakilaki yang hadir di sini tinggi dan tampan. Walau di antara mereka memiliki selisih tinggi, tapi tinggi mereka sekitaran 180cm dengan tubuh terawat gym. Membuat otot mereka bermekaran walau di tutup kaos.

Oneshot! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang