"Liburan!!"
Sarapan pagi yang diinginkan damai tenang malah terusik dan menjadi berantakan. Sereal yang seharusnya diam tenang di dalam mangkuk itu kini berhamburan diatas meja. Beruntung cairan susu putih belum tertuang dan memberangkan kawanan sereal itu disana.
"Berantakan itu, Hecan," tegur salah satu yang ada disana.
Sisa yang duduk dikursi lain hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tidak sedikit diantaranya, tepatnya dua orang lain hanya bisa tersenyum tipis menatap kelakuan anak lelaki termuda diantara mereka itu.
Hecan yang masih berwajah sumringah dengans eyum lebarnya berdiri dari posisi duduk hanya untuk menghamur-hamburkan sereal miliknya.
"Hambur lagi lo gue buang di luar," ketika teguran ini sudah keluar sudah jelas harusnya Hecan menghentikan aksinya. Namun begitu menatap orang yang berseru mengancam, Hecan malah semakin berlagak dengan membalik mangkuk serealnya.
"Ini anak," desisnya namun tidak dihiraukan sama sekali.
"Mau liburan kemana memang?" seorang anak lelaki yang baru saja dari pantri kompor untuk membawakan semangkuk sereal yang baru. Tentu saja untuk Hecan, meski tidak yakin kalau anak itu kembali untuk menghamburkannya.
"Dimakan. Jangan dihambur lagi," tegurnya dan beruntung mendapat anggukan kepala dari anak muda itu.
"Maunya kemana? Pantai?"
"Pantai sudah biasa, sih. Gunung, deh."
"Mau ngapain digunung? Cari ular?"
"Lo ularnya. Ngapain buat dicari lagi."
"Sialan," semuanya bereaksi dengan tertawa.
"Tapi bagusan digunung juga, sih. Adem banyak pohonnya," seru lelaki yang duduk paling ujung. Mangkuknya nampak sudah bersih dari kumpulan sereal warna-warni yang berenang di kolam susu.
Beberapanya mengangguk, "Tapi ada penginapan gak digunung? Jangan malah kesasar kerumahnya penyihir."
"Oh! Hansel and Greatel," sambung lelaki yang duduk disamping Hecan.
"Gak ada film barat-barat disini. Itu dongeng fiksi doang," sanggah lelaki yang duduk di depan Hecan.
"Nanti gue cari, deh. Kalau memang mau liburan didaerah yang kayak gunung begitu nanti gue carikan akomodasi."
Lelaki yang banyak protes tadi berdiri dari duduknya untuk membawa mangkuk kosong kewastafel cuci piring, "Liburan berkedok jelajah kan lo penginkan? Gue doakan ketemu ular betulan mampus lo."
"Yaudah, lo liburan sendiri saja kalau begitu."
"Gak ada yang ajak bang Doyo juga," sambung Hecan.
Doyo yang beru saja selesai mencuci mangkuknya sendiri, dengan tangan yang masih basah lantas dihentakkan tepat di depan muka Hecan. Membuat beberapa jentik air lantar mendarat diwajahnya.
"Apa-apaan!!" seru Hecan.
"Rasain lo," desis Doyo.
Hecan yang menatap kepergian Doyo hanya membalasnya dengan pandangan tajam. Menyuapi diri kembali dengan sesendok sereal pun nampaknya begitu kasar dan dipaksa.
"Sudah, habiskan cepat. Kita kekampus habis itu balik buat siap-siap," anak lelaki yang duduk disamping Hecan memberinya tepukan bahu.
"Minyu sama Hecan nanti habis dari kampus pulangnya bareng Jiwu saja," tegur lelaki yang memberi semangkuk sereal baru pada Hecan tadi.
"Enggak, deh. Kalau sama Jiwu adanya dijalan bercanda mulu. Mana si Minyu receh, nanti malu-maluin dijalan," sanggah Hecan.
"Kan di dalam mobil, Can. Paling gak kedengaran," ucap lelaki bernama Minyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Motel - NCT 127✓
HorrorLiburan semester ambil rencana untuk liburan selama dua minggu. Lumayan untuk healing dan hilangkan stress. Tapi bagaimana kalau healingnya sudah sampai tahap jiwa yang ikutan healing keluar dari raga? Start: Juni, 2022 Finish: Juni, 2023