Malam semakin larut. Kegiatan dalam motel sudah berhenti sepenuhnya membuat keadaan motel menjadi hening tanpa suara. Para pelayan bahkan sudah masuk kedalam kamarnya masing-masing untuk beristirahat. Sama seperti dengan sembilan anak lelaki yang menginap dimotel ini.
Saat jam sudah menunjukkan pukul dua tengah malam. Dijam seperti ini, ada kebiasaan yang membuat Hecan akan terbangun. Tenggorokannya akan terasa kering dan sebab itu dirinya harus meneguk segelas air untuk membuatnya nyaman kembali. Sayangnya, Hecan tidak memiliki persiapan segelas air dikamar motel ini. Tidak seperti dirumah yang kalau dirinya akan mempersiapkan diri untuk tidur akan menyediakan segelas air lebih dulu.
Kamar yang sudah gelap menjadi pemandangan pertama bagi Hecan kala membuka kedua matanya. Dirinya menatap Minyu yang nampak tidur dengan begitu nyenyaknya dikasur sebelah. Menoleh kesisi lain mendapat jendela yang sudah tertutup rapat dengan juntaian kain gorden yang tebal. Hecan mendudukkan dirinya ditepi kasur. Sejenak mengusap kedua matanya sebelum kakinya bergerak untuk memakai sendal motel.
Hecan membuka pintu kamar. Keadaan motel yang benar-benar hening dengan sepanjang lampu jalan yang meredup. Hanya lampu disudut-sudut ruangan yang menunjukkan cahayanya. Hecan yang masih dengan setengah sadar yang mencoba untuk dikumpulkan tidak ada cara lain selain berjalan meninggalkan kamarnya demi segelas air.
Dirinya menuruni tangga. Kepala yang celingak-celinguk menatap sekitar kala saja akan mendapatkan seorang pelayan yang bisa dia minta tolong untuk menemaninya mengambil segelas air. Sayangnya hanya kesepian yang Hecan dapatkan disana. Jadi dengan keberanian yang ada Hecan sendiri yang membawa dirinya menuju ruang makan sebelumnya. Mungkin disana dirinya bisa mendapat segelas air.
Sepanjang jalan dengan hanya dirinya yang ada disana. Kepala Hecan masih senantiasa bergerak mengedar kesekitaran. Menjaga-jaga diri kala saja mendapatkan sesuatu yang aneh. Seperti seharian ini yang dengan begitu banyaknya hal-hal aneh menyambutnya. Hecan hanya menganggapnya sebab kelelahan akan perjalanan yang terbilang panjang.
Sebuah pintu yang kini Hecan tengah berhadapan. Dirinya menatap sejenak pintu itu sebelum tangannya meraih knop pintu untuk diputar. Kala pintu mulai memiliki ruang untuk dirinya masuk, kepalanya kembali celinguk menatap ruang yang terbilang sangat gelap itu.
"Permisi," sahut Hecan. Dirinya membiarkan pintu sekedar terbuka untuk memberikan sedikit pencahayaan meski lebih banyak tidak membantunya.
Hecan melangkah masuk lebih dalam. Ruangan yang baru pertama kali dimasukinya dan berbeda dari ruang makan tadi. Hecan menggaruk kepalanya yang kemudian membalikkan diri untuk berlalu pergi.
"Salah ruangan kayaknya," pukasnya.
Hecan yang membalikkan dirinya dan berjalan menuju pintu seketika terhenti. Kedua alisnya mengkerut kala melihat semburat cahaya merah disamping pintu, tepatnya disisi tembok yang besampingan dengan sebuah rak. Kaki Hecan lantas berbelok untuk mendekati cahaya itu. Rasa penasaran yang menggebu membuatnya memberanikan diri untuk melihat penyebab cahaya itu muncul.
Satu tangan Hecan terangkat untuk meraba. Tepat kala tangannya sudah bersandar, dengan sebuah dorongan pelan menciptakan sebuah ruang yang cukup membuatnya untuk mengintip. Secara perlahan tangan Hecan terus memberikan dorongan sampai dirinya bisa melihat dengan jelas keadaan dibalik sana. Namun, belum sampai setengah tangan Hecan berhenti bergerak.
Sesuatu yang basah tiba-tiba terasa dibawah kakinya. Hecan menunduk untuk melihat dan mendapatkan sebuah cairan pekat yang mengalir diantara kakinya. Dirinya menyerit kembali dan kembali mendongak. Tepat disaat itu sebuah mata tajam kini berada tepat dibalik cela yang hendak dia buka. Hecan terperanjat hingga jatuh terduduk. Membuat celana hingga kaos bagian bawahnya menjadi basah. Hecan tidak bisa melihat dengan jelas cairan itu karena gelap. Tapi dari baunya Hecan tidak yakin kalau itu adalah darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Motel - NCT 127✓
HorrorLiburan semester ambil rencana untuk liburan selama dua minggu. Lumayan untuk healing dan hilangkan stress. Tapi bagaimana kalau healingnya sudah sampai tahap jiwa yang ikutan healing keluar dari raga? Start: Juni, 2022 Finish: Juni, 2023