💀 Bagian 15

150 24 0
                                    

Hecan akhirnya diam sesuai dengan perintah selama mulutnya masih terbekap. Disampingnya ada Jeyun dan Jiwu yang sama-sama tengah mengatup mulut. Pandangan mereka tidak leas dari sosok besar yang mendekati Hecan tadi.

Disaat sosok besar itu sudah dirasa jauh dari mereka, baru Jeyun melepas tangannya dari mulut Hecan. Mereka bertiga berhembus napas lega.

Hecan lantas mendudukkan dirinya seraya bersandar. Dia masih dilanda rasa takut dan kaget bercampur jadi satu. Sama dengan dua lelaki yang tengah bersamanya.

Kedua mata Hecan terbuka, "Bang Jeyun sama Bang Jiwu dicariin sama mereka," katanya.

Jeyun ngangguk, "Gue tau. Gue sama Jiwu tadi udah ikut nyusul tapi berapa kali ketemu sama makhluk itu tadi," jelasnya.

Jiwu mendekati duduk disamping Hecan, "Lo kenapa bisa keliaran sendiri?"

Hecan menggeleng, "Gue tadi sama Minyu juga Bang Teyong. Tapi tiba-tiba kepisah gitu."

"Terus gak ketemu lagi?" dan Hecan jawab dengan gelengan lagi.

Jeyun lantas berdiri dari duduknya sambil tepuk-tepuk celana. "Yaudah, kita juga harus cari yang lain biar cepat keluar dari sini* ucapnya.

Jiwu sama Hecan ikutan berdiri dan mereka bertiga putuskan untuk keluar dari tekat persembunyian.

Jeyun memimpin didepan sedangkan Jiwu dibelakang menjadikan Hecan berada ditengah mereka. Dengan langkah pelan dan was-was mereka mengitari tempat. Melewati setiap jalan yang menurut mereka bertiga benar.

Sampai mereka yang mau turun tangga jadi berhenti karena Jeyun didepan malah diam seperti patung. Jiwu yang paling belakang jadi heran.

"Kenapa, Je?"

Tapi Jeyun malah memberikan gerakan menaruh jari telunjuk diujung bibirnya. Baru dia menunjuk kedepan dan melihat seorang pelayan motel yang tengah mengusap dinding dengan kemoceng.

"Sial. Bisa gak kita lewat buat turun?" bisik Jiwu.

"Selama dia gak lihat kita pasti bisa," balas Jeyun ikut berbisik.

Hecan yang berada diantara mereka cuman bisa telan ludah kasar sambil remat kaos Jeyun kuat. Ponsel Minyu sudah dia oper ke Jiwu buat dipegang.

Jeyun jalan lagi pelan-pelan buat dekati tangga. Berapa kali lirik pelayan motel buat jaga-jaga dan tidak tengok mereka. Sayangnya, Jiwu malah injak ranting kering. Buat pelayan itu tiba-tiba berhenti dari kerjanya.

"Gue bilang lari, langsung lari," aba-aba Jeyun. Hecan sama Jiwu mengangguk.

Belum ada reaksi dari pelayan motel tersebut selama semenit lamanya. Dan saat itu Jeyun putuskan buat segera turun ketangga. Tapi baru juga menoleh, seorang pelayang lain sudah berdiri disana.

"Sial!" desisnya.

"Bang!!" Hecan histeris karena ketika Jeyun mai putar balik pelayan yang pegang kemoceng tadi sudah ikutan berdiri didekat mereka.

"LARI!!"

Mereka bertiga lantas putar balik lewat jalan sebelumnya.

[1] The Motel - NCT 127✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang