💀 Bagian 12

144 21 1
                                    

Dari kaca jendela yang menjulang tinggi langit sudah menunjukkan pancaran orangenya. Senja sudah hadir dan keadaan dalam motel tidak ada hening-heningnya. Dari pagi yang sempat berdebat pasal otak dan apel sampai sarapan selesai, mereka memutuskan untuk melakukan permainan dihalaman motel. Hecan sudah ikut menghadirkan diri meski tidak ikut sarapan tadi. Dia jadi menyusul dengan makan diwaktu siang dengan Minyu yang membawa mampan. Maunya pelayan motel sebenarnya tapi lelaki itu yang menginsiatifkan diri untuk membawa sendiri.

Ada banyak permainan yang mereka mainkan dihalaman motel. Karena cuacanya yang sejuk, disaat siang tadi mereka tidak keberatan untuk berada diluar.

Ada mini golf yang disediakan oleh motel. Mereka bermain yang membagi tim dan menaruh taruhan bagi yang kalah. Tiap anggota pun akan mendapatkan hukuman jika tim mereka kalah. Dan kubu Teyong yang memimpin sudah berapa kali mendapat pukulan dibokongnya karena selalu mendapat kekalahan. Bahkan sampai mendengar merajuknya Doyo yang mulai jengah selalu kalah. Terlebih Hecan berada ditim kubu lawan. Membuat lelaki itu stress sampai batin terdalam.

Asiknya mereka bermain sampai tidak merasakan waktu yang perlahan menggelap. Tawa mereka masih terengar nyaring terlebih milik Minyu. Banyak lawakan yang diberikan Joni ataupun Jiwu yang bisa saja membuat lelaki receh itu mampus.

Teli tadi ikut bermain memilih menjadi sutradara untuk merekam keributan mereka. Sekaligus menjadi wasit untuk memberi perhitungan dengan semena-mena. Selalu mendapat aduan protes kala tidak sesuai namun berakhir dibantah dengan alasan harus mendengar orang tertua. Mereka semua lantas mencibirnya dengan sebutan tua bangka.

"Sudah, istirahat wey. Sudah sore banget ini, gak lama lagi bakal gelap," sahut Jeyun.

Lelaki itu sedari tadi sudah menahan lelah. Bukan karena lelah bermain, tapi lelah karena melihat mereka semua yang lawak dan saling berdebat tidak jelas.

Yuka lebih dulu berjalan kepinggir dan berdiri disamping Teli, "Gak usah banyak ketawa lo pada. Entar malam gak bisa tidur mampus," sahutnya.

"Gue bukan bocah," sanggah Doyo. Ikut berhenti dari kegiatan bermain mereka meski masih melempar tatapan tajamnya ke Hecan.

Mereka semua akhirnya menyelesaikan permainan dan masuk kembali kedalam motel. Para pelayan yang akan mengambil alih untuk membersihkan kekacauan yang tengah buat. Terutama si Joni.

Tadi ketika mau pukul bola agak jauhan, bolanya malah terbang nyangkut disemak pagar yang menjadi pembatas. Membuatnya menjadi lubang karena bolanya yang dipukul lumayan kuat. Untung saja tidak ada pelayan motel yang melihat. Joni terlalu keseringan pakai kekuatan tenaga dalamnya makanya suka terjadi hal yang berlebihan.

Ditempat mana biasa mereka berkumpul, kali ini sudah lebih dulu Derisa yang mendudukkan dirinya disofa tersendiri dengan memangku sebuah buku tebal. Ada Celyn juga yang tengah bermain dilantai beralaskan karpet dibawahnya.

"Permisi nyonya," sahut Teyong.

Derisa mendongak lalu tersenyum simpul, "Silahkan." Kala sembilan anak lelaki itu sudah duduk Derisa kembali menyahut, "Bagaimana keseharian tuan-tuan hari ini?"

"Sangat seru. Kita banyak bermain diluar dan maaf kalau hal itu sampai membuat kebisingan. Kami memang selalu seperti itu," jawab Doyo.

"Tidak apa. Hal itu bagus untuk motel yang terbilang sunyi ini. Ramai kalian menghidupkan suasana," balas Derisa.

Sang pemilik motel memanggil seorang pelayan yang kemudian disuruh untuk mengambilkan minuman. Bermain hingga menghabiskan waktu sore tentu saja membuat mereka kehausan. Walau permainannya hanya bermain golf, tapi tenaga mereka habis karena tertawa dan teriak-teriak tidak jelas.

[1] The Motel - NCT 127✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang