💀 Bagian 06

206 23 21
                                    

Doyo baru saja selesai dengan kegiatan mandinya. Berjalan keluar dengan rambut basah yang diseka dengan handuk kecil. Duduk ditepi kasur yang setelahnya melakukan rutinitas menjaga kseehetan kulitnya alias skincare. Secara, Doyo adalah mahasiswa dari fakultas kedokteran. Jadi perihal perawatan sangat jelas dirinya sudah lebih mahir tahu dari yang lainnya.

Selepas dengan kegiatan memakai skincare rutin, Doyo teralihkan dengan kamera video Jono yang rupanya terbawa dengannya. Tangannya lantas mengambil kamera itu dan membalik layarnya. Menampilkan wajah putihnya yang segar dengan rambut basah lepek yang basah disana. Senyumnya terbit dengan wajah yang masih menyorot pada wajahnya.

"Gue tampan makanya lebih baik kalian lihat muka gue saja dari pada yang lain. Bang Joni setelah lihat ini gue harap gak dipotong, ya. Gue tagih editannya dan bagian ini harus ada selengkap-lengkapnya," ujarnya.

Posisi Doyo kini berbaring diatas kasurnya masih dengan kamera ditangan yang menyorot wajahnya. Seketika pandangan Doyo teralihkan pada langit-langit kamarnya. Memutar layar kamera yang kemudian melakukan pendekatakan pada langit-langit diatas.

"Lihat, guys. Cantik, ya? Ukirannya kayak kasih kesan kamar orang bangsawan. Kerajaan dulu-dulu," pukasnya.

Lepas kegiatan menyorot ukiran langit-langit keren itu, Doyo kembali bangun. Dirinya berniat untuk melakukan room tour sembari mengambil video. Tidak peduli nanti soal kamera Joni yang akan penuh memori atau tidak. Yang penting dia menyorot.

"Oke, guys. Mari kita room tour," ucap Doyo. "Jadi gue tidurnya dikamar sendirian. Yang lain pada gak mau sama gue jadi gue tersisihkan. Sudah biasa gue dinistakan. Gak apa, banyak pahala gue."

Doyo berjalan menuju kamar mandi, "Ini kamar mandinya. Ada bak mandinya, shower, terus sama wastafel juga. Toilet jelas gak terlupa tapi terpisah gitu, ini ada sekatnya. Terus disini dilemari bawah wastafel ada tisu toilet yang sudah disediakan. Dilacinya ada obat-obatan kali saja kalau ada luka atau apaan. Dan dikaca wastafel, ada gue yang tampan. Hehehe."

Perkenalan kamar mandi lantas kembali lagi pada kamar. Doyo berjalan mendekati jendela yang lumayan besar itu selayaknya dinding.

"Ini jendelanya besar, ya? Tinggi. Terus diatasnya melengkung begitu kayak model tube. Kain gordennya juga tebal banget sama ini talinya, lihat. Kayak tali tambang. Kalau dipakai gantung diri ini lumayan."

Doyo menyorot pada area luar motel dari balik jendela kamarnya. Nampak sebuah air pancuran dengan patung balerina ditengahnya. Dibawahnya berisikan ikan-ikan kecil yang berenang. Taman rerumputan yang ramai akan tanaman bunga-bunga kecil yang cantik. Doyo menunjukkan semuanya di dalam kamera.

"Kamar gue sudah. Bagaimana kalau kita kekamar yang lain? Oke, let's go."

Doyo beranjak keluar dari kamarnya menuju kamar yang lainnya. Masih setia merekam perjalanannya yang sesekali juga mendapat sapaan oleh pelayan yang lewat.

Kamar Joni sang pemilik kamera yang menjadi tujuannya pertama. Diketuk tiga kali sebelum dirinya akhirnya masuk kedalam. Mendapat Joni yang sedang duduk bersandar diatas kasurnya sembari memainkan laptop dan Teli yang hanya berbaring sambil memainkan ponselnya.

"Jadi ini kamar bang Joni sama Teli. Orangnya lagi pada me time. Gak asik, ya?" ucap Doyo.

Joni yang melihat kelakuan Doyo hanya membiarkan. Begitupun dengan Teli yang nampak tidak terganggu sedikit pun meski Doyo sudah seenaknya menyorot kamar mereka sesuai dengan keinginan.

Doyo berjalan menuju diantara tempat tidur Joni dan Teli. Dirinya berdiri disana dan merekam kedua anak lelaki itu secara bergantian.

"Jadi, bagaimana perasaan bang Teli setelah sekamar dengan anak bongsor ini?" tanya Doyo.

[1] The Motel - NCT 127✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang